Abu Uteun Bayu Ulama  Kharismatik Aceh

 
Abu Uteun Bayu Ulama  Kharismatik Aceh

LADUNI. ID, TOKOH-Tgk H Abdul Hamid bin Yahya atau lebih akrab dipanggil dengan laqab Abu Di Uteun Bayu adalah Pimpinan Dayah (Pondok) Pesantren Darul Falah dan Dayah Manbaul Ulum Uleegle, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, selain pimpinan Pondok Pesantren, juga sebagai khatib Masjid Besar Al-Istiqamah Ulee Gle Pidie Jaya selama puluhan tahun (mungkin lebih 30 tahun.

Sosok Abu Uteun Bayu beliau pernah belajar di dayah yang dipimpin Abu Qadhi Abdul Majid Uteun Bayu, sekarang merupakan cabang Dayah Darusaa'adah walaupun pada masa awalnya bukan Darusaa'adah (Darusaalam nama dayah tersebut). Awalnya Abu Teupin Raya pernah belajar di dayah Utueun Bayu.

Sejarah telah mencatat sosok tokoh yang pertama sekali yang mempengaruhi Abu Muhammad Ali Irsyad teupin raya adalah ayahnya sendiri Teungku Irsyad. Sehingga ia semenjak kecil menjadi taat beragama dan rajin beribadah dan cinta ilmu pengetahuan, lalu Teungku Abdul Madjid bin Abdurrahman di Desa Uteuen Bayu UIee Glee-Pidie Jaya. 

Di dayah ini beliau mempelajari berbagai disiplin ilmu keislamanseperti ilmu tauhid (teologi), fiqh, tafsir, hadits, ilmu bahasa, mantiq dab tashawuf, khususnya dalam mazhab imam syafi’i.

Di dayah tersebut Abu Uteun Bayu juga menuntut ilmu agama Di bawah asuhan Abu Abdul Madjid.Selain itu, Tgk H Abdul Hamid bin Yahya atau lebih akrab dipanggil dengan laqab Abu Di Uteun Bayu adalah khathib Masjid Besar Al-Istiqamah Ulee Gle Pidie Jaya selama puluhan tahun (mungkin lebih 30 tahun). Abu di Uteun Bayu selalu merangkap sebagai khathib dan imam. 

Sangat jarang diganti oleh orang lain. Karena konsistennya beliau merangkap sebagai khathib, maka materi khutbah jum'at sudah tersusun dalam satu kitab khusus yang selalu digunakan setiap khutbah. Tema khutbahnya sudah disesuaikan dengan hari dan bulan hijriyyah dalam setahun. 

Bahkan redaksi khutbah bahasa arabnya selalu mengandung saja' (kesesuaian huruf akhir kalimat dalam tulisan natsar/prosa) yang berbeda beda antara satu Jum'at dengan Jum'at lainnya, sehingga para pendengar tertarik untuk menyimaknya.

Setahun sekali, di kawasan pegunungan Lhok Gop Ulee Gle selalu di adakan doa bersama agar turun hujan saat petani akan memulai musim tanam. Abu di Uteun Bayu selalu menjadi tokoh sentral yang ditunggu kedatangannya untuk memimpin do'a dikawasan tersebut. 

Menariknya, selesai berdoa dan masyarakat turun pulang ke kampung, hujanpun turun -dengan izin Allah- mengiringi kepulangan mereka. Para pihak yang bertikai dalam konflik Acehpun, sangat segan dengan beliau. 

Akhirnya Abu Uteuen Bayu, salah seorang ulama kharismatik Aceh terkenal sangat vokal dalam memperjuangkan Islam dan kepentingan masyarakat Islam di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam (NAD), beliau dipanggil menghadap Sang Khaliq Allah SWT, Jumat (1/8/2008) dini hari sekira pukul 05.00 WIB. 

Pimpinan dua Pondok Pesantren putra dan putri di Uleegle, Bandar Dua, Pidie Jaya, yang selama hayatnya menetap di Desa Uteuen Bayu, Uleegle, selain pimpinan Pondok Pesantren, juga sebagai khatib tetap Masjid Besar Al-Istiqamah, Ibukota Kecamatan Bandar Dua (Uleegle) menghembuskan nafas terakhir di rumah kediamannya karena menderita penyakit ketuaan atau sesak nafas.

Jenazah almarhum, setelah dimandikan dan dikafani di rumah duka Desa Uteuen Bayu, Uleegle, Bandar Dua, selanjutnya hari itu juga dikebumikan halaman rumah kediamannya. 

**Helmi Abu Bakar Ellangkawi, Dikutip dari berbagai sumber