Perubahan Sikap Erdogan Terhadap Muslim Uighur China

 
Perubahan Sikap Erdogan Terhadap Muslim Uighur China

LADUNI.ID, Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, optimistis masih ada solusi untuk membantu Muslim yang kini berada di kamp-kamp di China.

Erdogan mengatakan"Saya yakin kita bisa menemukan solusi untuk mengatasi masalah sensitif bagi kedua belah pihak ini,".

Pernyataan ini dianggap semakin menunjukkan sikap lunak Erdogan setelah bertemu dengan Presiden Xi Jinping di Beijing pada pekan ini.

Perubahan sikap Turki Sebelumnya merupakan salah satu negara yang paling lantang menyuarakan protes atas dugaan penahanan hampir satu juta orang dari komunitas minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Namun setelah bertemu dengan Xi, Erdogan justru menyatakan bahwa warga di daerah otonomi Uighur di Xinjiang hidup bahagia.

Perubahan sikap ini terungkap dalam salah satu laporan kantor berita China, Xinhua. Dalam pemberitaan tersebut, Xinhua melaporkan bahwa Erdogan tetap mendukung kebijakan Satu China yang selama ini digaungkan Beijing.

"Turki berkomitmen pada kebijakan Satu China, kata Erdogan, menekankan bahwa warga berbagai etnis di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang hidup bahagia berkat kesejahteraan China, dan Turki tak akan membiarkan siapapun merenggangkan hubungan mereka dengan China," tulis Xinhua.

Pemberitaan itu berlanjut, "Ia juga menyatakan kesiapan untuk memperdalam kepercayaan bersama dan memperkuat kerja sama keamanan dengan China untuk melawan ekstremisme."

Klaim ini sangat bertolak belakang dengan laporan berbagai kelompok pemantau internasional belakangan ini.

Seorang peneliti independen dari Jerman, Adrian Zenz, mengatakan bahwa China diduga menahan 1,5 juta Muslim Uighur dan umat Islam lainnya di kamp-kamp penahanan di Xinjiang.

enz mengatakan bahwa perkiraan baru ini didapat setelah pemeriksaan citra satelit teranyar dan kesaksian sejumlah warga Muslim yang mengaku kerabatnya menghilang.

Zenz dalam salah satu acara di Dewan HAM PBB pada Maret lalu mengatakan bahwa "Meski masih spekulasi, dapat diperkirakan ada sekitar 1,5 juta etnis minoritas, sekitar 1 dari enam orang dewasa dari kelompok minoritas Muslim di Xinjiang, ditahan di pusat detensi, pengasingan, dan fasilitas re-edukasi,"