Komentar Rasis, Trump Dikecam Tokoh Luar dan Dalam Negeri AS

 
Komentar Rasis, Trump Dikecam Tokoh Luar dan Dalam Negeri AS

LADUNI.ID, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan komentar yang bernada rasial untuk empat anggota kongres dari berbagai latar belakang ras dan agama. Atas komentarnya itu, Trump dikecam oleh tokoh di dalam dan luar negeri AS.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyebut dirinya 100 persen tidak setuju dengan kalimat rasial yang diucapkan oleh Trump lewat twitter. "Biasanya saya tidak mencampuri urusan politik orang lain, tapi kalian sudah melihat jelas, saya sepenuhnya saya tidak setuju dengannya," terang Ardern.

Sementara itu, Pelatih tim NBA Golden State Warriors Steve Kerr mendesak kongres memanggil Trump sesegera mungkin untuk mempertanggung jawabkan ucapannya. "Ayo anggota Kongres panggil Presiden yang telah mengeluarkan tweet rasis. Tunjukkan kepemimpinan kalian (Kongres), ini adalah pekerjaan yang membuat kami memilih kalian," ucap Kerr, seperti dikutip NY Post, Selasa (16/7).

Sama halnya dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May menyebut tweet Trump sama sekali tidak bisa diterima. "Pandangan PM, bahasa yang digunakan untuk para wanita itu, sama sekali tidak bisa diterima," terang juru bicara Theresa May seperti dilansir dari laman kumparan.com, Selasa (16/7).

Diduga komentarnya tersebut ditargetkan kepada empat perempuan anggota Partai Demokrat, yaitu Alexandria Ocasio-Cortez, Ilham Omar, Ayyana Presley, dan Rashida Tlaib. Mereka merupakan sekelompok anggota Kongres yang vokal menentang kebijakan Trump.

"Sangat menarik melihat anggota Kongres dari Demokrat yang sangat 'progresif', namun berasal dari negara pemerintahannya korup, menyedihkan, buruk dan tidak kompeten, namun kini mereka dengan lantang menyatakan ke warga AS, yang adalah bangsa terbesar di dunia, bagaimana cara menjalankan pemerintahan," sebut Trump.

"Kenapa mereka tidak pulang dan membantu memperbaiki kehancuran dan kriminalitas di tempat mereka berasal," sambung politikus Partai Republik tersebut.