Peneliti Muda Indonesia Mampu Bersaing di Dunia Global, Ini Buktinya

 
Peneliti Muda Indonesia Mampu Bersaing di Dunia Global, Ini Buktinya

LADUNI.ID, Jakarta - Peneliti muda yang terdiri dari SMA dan SMP sudah membuktikan kompetensinya di level global. Hal ini dibuktikan ketika kompetensi peneliti muda Indonesia mampu bersaing dan meraih prestasi dalam International Conference of Young Social Scientist (ICYSS) 2019, di Belgrade, Serbia, Selasa sampai Senin (20-26/8).

ICYSS 2019 merupakan kompetisi penelitian internasional remaja di bidang sosial di mana peneliti muda Indonesia mampu menyabet 1 medali emas, 3 medali perak dan 3 medali perunggu. Mereka akan membawa penghargaan tersebut sebagai sebuah pencapaian yang luar biasa bagi Indonesia.

"Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi Indonesia, mengingat separuh dari juara di atas masih duduk di bangku SMP, dan lomba tidak membedakan siswa SMP atau SMA," terang Monika Raharti, Direktur Center for Young Scientists, seperti dilansir dari laman kompas.com, Selasa (27/8).

Monika juga menjelaskan bahwa generasi muda Indonesia ini sudah menunjukkan perkembangan kemampuan dalam bidang riset. Hal yang paling mencengkan, lanjut Monika, kemampuan riset tersebut sudah ditunjukkan oleh peneliti di jenjang pendidikan SMP.

"(Ini) sebuah pertanda bahwa penelitian di bidang sosial sudah merasuk ke jenjang SMP, dan bahkan sudah mulai menjadi bagian dari kurikulum di berbagai sekolah. Tim Indonesia dibentuk dari seleksi berjenjang Lomba Peneliti Belia Sosial di berbagai provinsi, yang berlanjut ke lomba tingkat nasional," lanjut Monika.

Dari berbagai prestasi tersebut, Monika berharap agar kemenangan ini dapat memicu semangat siswa Indonesia untuk terjun ke dalam dunia penelitian, dan mendorong guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam membimbing siswa supaya lebih kreatif, kritis dan ilmiah.

"Saya berharap semakin banyak siswa yang mampu berpikir kritis dan memiliki sikap ilmiah sebagai bekal studi lanjutnya di perguruan tinggi," terang Monika Raharti.

Adapun nama-nama siswa-siswi berprestasi perai medali tersebut adalah sebagai berikut.

1. Arnett Grady (Cita Hati Christian School West Campus Surabaya), raih medali emas bidang geografi dengan judul penelitian: “A Study to Find Solutions for Urban Floods in Citraland”.

2. Shabrina Arinka dan Maria Angelita (Tumbuh High School Yogyakarta), meraih medali perak bidang sosiologi dengan judul penelitian: “Fake News And Election: Through The Lens of Millennials And Gen Z”.

3. Steryna Ownrysher Nyoto (Cita Hati Christian School East Campus Surabaya), meraih medali perak di bidang ekonomi dengan judul penelitian: “Smokers Transparency Operation Protocol (STOP)”.

4. William Chandra (Cita Hati Christian School East Campus Surabaya), meraih medali perak bidang psikologi dengan judul penelitian: “Media Effect on Negative Stereotyping Among High School Student” di bidang Psikologi".

5. Rafael Asa Edginius Krisdina dan Clarissa Pramesti Tiara Puteri (SMPK Santa Maria Surabaya), meraih medali perunggu bidang sosiologi dengan judul penelitian: “Influence of Social Media on The Learning Pattern and Academic Achievements of Adolescents: Case Study in Santa Maria Junior High School Surabaya”.

6.  Jeremy James ( SMA Ciputra Surabaya), meraih medali perunggu bidang sejarah dengan judul “Harmonization of Sunda-Jawa, Potential for The Loss of The Dinoyo Street and Gunung Sari History in Surabaya”.

7. Jacques Davidson Widodo (Cita Hati Christian School East Campus Surabaya), meraih medali perunggu bidang geografi dengan judul penelitian: “Exploring The Geographic Advantages in Indonesia” .


Catatan: Shabrina Arinka adalah cucu Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, berhasil meraih prestasi membawa pulang perak ICYSS 2019.  Arinka merupakan putri dari Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid yang merupakan anak pertama Gus Dur.

Hal ini nampak dari akun Instagram resmi Yenny Wahid @yennywahid yang memberikan ucapan selamat kepada Shabrina Arinka. "Congrats Dearest Arinka @constetallation @shabrinaarinka for your achievement. So proud of you, kiddo!" tulis Yenny Wahid.

Arinka dan temannya dari Tumbuh High School Yogyakarta, Maria Angelita meraih medali perak bidang sosiologi lewat penelitian berjudul "Fake News And Election: Through The Lens of Millennials And Gen Z". (Sumber: kompas.com)