Pentingnya Audit Siklus Badan Usaha Manufaktur di Masa Pandemi

 
Pentingnya Audit Siklus Badan Usaha Manufaktur di Masa Pandemi

LADUNI.ID, Jakarta - Tahun 2020 telah berlalu, banyak rintangan yang sudah kita lewati ditahun ini. Pada awal januari 2020 lalu kita dihadapkan dengan bencana banjir khususnya di Jakarta. Disusul pada awal Maret 2020, kita dikejutkan oleh sebuah virus yang berasal dari Negara China, dan menyebabkan pandemi yang paling panjang hingga saat ini.

Pada akhir tahun 2020 lalu, kegiatan-kegiatan seperti yang sering dilakukan perusahaan pada umumnya. Yang membuat laporan keuangan, tutup buku, audit yang menghiasi para pelaku usaha, pihak manajemen dan para akuntan.

Membuat suatu laporan keuangan adalah bukan hal yang mudah, tidak bisa dalam hitungan jam atau bahkan itungan satu atau dua hari harus selesai. Akan tetapi membuat laporan ini membutuhkan waktu atau bahkan tak jarang untuk para akuntan akan melembur untuk menyelesaikan segala kegiatannya diakhir tahun.

Perekonomian di Indonesia masih dalam dampak penurunan ekonomi yang disebabkan adanya virus covid-19 ini.  Karena adanya penurunan pertumbuhan ekonomi saat ini dapat menjadi masalah makro ekonomi dalam jangka waktu panjang. Sehingga banyak berdampak pada banyak perusahan yang salah satu nya adalah sektor manufaktur.

Di sektor industri manufaktor ini banyak menghadapi tantangan yang cukup berat pada pasar domestik yang di antaranya kenaikannya harga pasar, tarif dasar listrik yang pemasoknya kurang merata, permasalahaan pengadaan bahan baku terutama pada bahan baku impor yang naik dengan sangat pesat.

Tantangan yang seperti inilah yang menyebabkan persaingan dalam industri manufaktur semakin ketat. Sehingga pada setiap harinya badan usaha ini dituntut untuk selalu melakukan perbaikan kinerja usahanya. Dalam meningkatkan kinerja ini sendiri adalah memenuhi pesanan pelanggan.

Laporan keuangan sendiri merupakan laporan yang berisi kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode. Laporan keuangan wajib dibuat oleh pihak perusahaan yang akan ditunjuk kepada stakeholder sebagai bentuk pertanggung jawaban selama periode ini sedang berjalan.

Dalam suatu badan usaha manufakur, sangatlah mempunyai siklus persediaan dan siklus pergudangan yang merupakan siklus utama di badan usaha manufaktur, kedua siklus inilah yang berhubungan erat dengan siklus-siklus lainnya. Kedua siklus ini juga memegang peran yang vital dikarenakan persediaan merupakan salah satu dari aset paling besar yang dimiliki oleh badan usaha manufaktur.

Persediaan ini adalah salah satu yang dimiliki oleh pihak badan usaha manufaktur yaitu, persediaan bahan baku. Karena adanya persediaan bahan baku yang dapat menentukan kelancaran dalam suatu kegiatan produksi, jika persediaan bahan baku ini tidak dapat mencukupi kebutuhan produksi, maka kegiatan suatu produksi akan terhambat.

Persediaan ialah komponen utama dalam siklus persediaan dan siklus pergudangan yang saat ini adalah satu-satu aset lancar yang memiliki jumlah signifikan dalam suatu laporan keuangan. Persediaan ini juga memiliki nilai yang sangat material pada nilai aset suatu padan usaha.

Nilai pada persediaan ini dapat mempengaruhi laporan laba rugi suatu badan usaha. Karena dari itu nilai persediaan ini harus mencerminkan dalam laporan keuangan guna menajawab kebutuhan akan suatu penilaian persediaan yang memadai. Siklus ini juga perlu dilaksanakan untuk meningkatnya kewajaran dalam penyajian laporan keuangan.

Pengauditan sendiri terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, suatu hal yang sering kali merupakan bagian yang paling kompleks dan palng menghabiskan waktu untuk mengaudit. Seperti halnya yang sering kali ditemukan di akun persediaan dapat menjadi hal yang cukup menentang.

Beberapa faktor yang mempegaruhi kompleksitas audit persediaan ialah sebagai berikut; Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada suatu neraca, persediaan juga sering kali berada pada lokasi yang berbeda karena itu yang membuat pengendalian dan perhitungan fisik menjadi agak sulit, dalam faktor ini juga terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dengan beberapa organisasi yang mungkin ingin menggunakan metode penelitian yang berbeda.

Tujuan audit persediaan dan pergudangan secara komprehensif ialah guna menentukan apakah persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang yang telah jadi disajikan secara wajar di dalam laporan keuangan.

Pada dasar siklus persediaan dan pergudangan dibagi menjadi 5 aktivitas adalah sebagai berikut; mengakuisisi dan mencatat bahan baku serta biaya buruh dan overhead, mentransfer aktiva dan biaya, mengirimkan barang dan mencatat pendapatan biaya, mengamati persediaan secara fisik, dan yang terakhir menetapkan harga serta mengkomplasi persediaan.

Pada intinya audit siklus persediaan dan pergudangan, sangatlah penting dalam badan usaha manufaktur. Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena persediaan mempunyai peran sebagai penentu kelancaran dalam suatu kegiatan produksi.

Jika saja persediaan bahan baku tidak ada atau kurang bisa menghambat bahkan memberentikan suatu kegiatan produksi. Dikarenakan persediaan tersebut menjadi suatu komponen utama dari siklus persediaan dan pergudangan.

Nilai pada persediaan juga dapat mempengaruhi laba rugi dalan suatu badan usaha, oleh sebab itu nilai dari siklus persediaan ini harus mencerminkan laporan keuangan yang baik. Tujuan dari pada itu guna menjawab kebutuhan dalam suatu nilai persediaan yang sangat cukup. Sedangkan dalam siklus pergudangan sebagai aset lancer dalam laporan keuangan.(*)

***

Penulis: Siti Aisyah, Mahasiswa
Editor: Muhammad Mihrob