Kealiman Syekh Nawawi Al-Bantani Mampu Menggetarkan Langit Hijaz

 
Kealiman Syekh Nawawi Al-Bantani Mampu Menggetarkan Langit Hijaz

LADUNI.ID, Jakarta - Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani (محمد نووي الجاوي البنتني‎) yang familiar dengan sebutan Syekh Nawawi al-Bantani. Ulama Nusantara bertaraf internasional yang menjadi imam di Masjidil Haram.

Beliau bukan hanya seorang ulama yang masyur akan kealimannya, kecerdasan intelektual yang di atas rata-rata, bukan hal sulit untuk beliau produktif menulis kitab. Jumlah karyanya tidak kurang dari ratusan kitab yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis.

Bermodalkan Intelektualitas di atas rata-rata, membuat ulama nusantara dinisbatkan sebagai pentolannya ulama al-Hijaz (pemimpin ulama hijaz), “al-Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq” (imam yang mumpuni ilmunya), “A'yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar li al-Hijrah” (tokoh ulama abad ke-14 Hijriyah), hingga Nahkoda Ulama al-Haramain, (Imam 'Ulama Dua Kota Suci).

Karena kealiman, kecerdasan dan totalitasnya dalam berdakwah, membuat ulama nusantara kelahiran Banten ini mendapat seabrek julukan sebagai berikut:

  1. Al-Sayyid al-'Ulama al-Hijaz (tokoh ulama Hijaz) atau Sayyidul Hijaz (penjaga Hijaz).
  2. Nawawi at-Tsani (Nawawi kedua). Orang pertama yang memberi gelar ini pada Syekh Nawawi adalah Wan Ahmad bin Muhammad Zain al-Fathani.
  3. al-Imam wa al-Fahm al-Mudaqqiq (tokoh dan pakar dengan pemahaman yang sangat mendalam).
  4. A'yan 'Ulama al-Qarn ar-Ram 'Asyar Li al-Hijrah (tokoh ulama abad 14 Hijriyah).
  5. Imam 'Ulama Al-Haramain (Imam Ulama Dua Kota Suci).
  6. asy-Syaikh al-Fakih (disematkan oleh kalangan pesantren).
  7. Bapak Kitab Kuning Indonesia (disematkan oleh para ulama Indonesia).

Kepakaran pria kelahiran Tanara ini tidak diragukan lagi. Ulama sekaliber Syekh 'Umar 'Abdul Jabbar asal Mesir menggoreskan tintanya dalam kitab yang berjudul al-Durus min Madhi al-Ta'lim wa Hadlirih bi al-Masjidil al-Haram (Beberapa Kajian Masa Lalu dan Masa Kini tentang Pendidikan Masa Kini di Masjidil Haram) menulis: Syekh Nawawi sangat produktif menulis hingga karyanya mencapai seratus judul bahkan lebih, yang meliputi berbagai disiplin ilmu. Banyak beberapa karyanya berupa syarah atau komentar terhadap kitab-kitab klasik.

Kala itu, Syekh Nawawi al-Bantani, ulama karismatik asal nusantara itu adalah satu-satunya ulama yang mampu mengetarkan langit Hijaz. Karya tafsirnya al-Munir sangat monumental. Bahkan ada yang mengatakan lebih baik dari Tafsir al-Jalalain karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan Imam Jalaluddin al-Mahalli yang sangat terkenal.

Sementara Kasyifah al-Saja merupakan syarah atau komentar terhadap kitab fikih Safinatun Najah karya Syekh Salim bin Sumeir al-Hadhramy. Karya-karyanya di bidang ilmu akidah misalnya adalah Tijan ad-Darary, Nur al-Dhalam, Fath al-Majid.

Sedangkan dalam bidang ilmu hadis seperti Tanqih al-Qaul. Karya-karyanya di bidang ilmu fikih yakni Sullam al-Munajah, Nihayah al-Zain, Kasyifah al-Saja dan yang sangat terkenal di kalangan para santri pesantren di Jawa yaitu, Syarah ’Uqud al-Lujain fi Bayan Huquq al-Zaujain.

Adapun kitab Qami'u al-Thugyan, Nashaihul al-'Ibad dan Minhaj al-Raghibi merupakan karya tasawwuf-nya. Ila ruhil marhum Syaikhona Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, al-Fatihah…(*)

***

Sumber tulisan: Mohamad Pasya
Editor: Muhammad Mihrob