Sebuah Renungan Tentang Keadilan dan Keberanian untuk Membelanya.

 
Sebuah Renungan Tentang Keadilan dan Keberanian untuk Membelanya.
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Seorang dosen mata kuliah hukum bertanya pada salah seorang mahasiswa, “Siapa namamu?” Mahasiswa itu menyebutkan namanya, "Ali Marwah, pak." Tiba-tiba saja sang dosen mengusirnya tanpa sebab. Mahasiswa itu berusaha membela diri, tapi sang dosen malah membentaknya.

Akhirnya ia keluar dengan perasaan terdzalimi, sedangkan mahasiswa yang lain hanya diam. Setelah itu sang Dosen memulai kuliah, ia bertanya kepada para mahasiswa, “Untuk apa undang-undang dibuat?” Salah seorang mahasiswi menjawab, “Untuk mengontrol perilaku manusia.”

Mahasiswa lain menjawab, “Untuk diterapkan.” Yang lain menjawab, “Agar yang kuat tidak mendzalimi yang lemah.” Sang Dosen berkata, “Benar, tapi semua itu tidak cukup.” Tiba-tiba salah seorang mahasiswi mengacungkan tangan dan berkata, “Untuk mewujudkan keadilan.”

Dosen berkata, “Benar! Itulah jawabannya. Agar tercipta keadilan. Tapi pertanyaannya, Apa gunanya keadilan?” Seorang mahasiswa menjawab, “Agar hak semua orang terjaga dan tidak ada yang terdzalimi.”

Dosen bertanya, “Sekarang jawab dengan jujur dan tak perlu takut. Apakah saya telah berlaku dzalim pada teman kalian ketika saya mengusirnya dari kelas?” Mereka kompak menjawab, “Iya!” Dosen bertanya dengan nada tinggi, “Lalu kenapa kalian diam saja dan tidak memberikan pembelaan?! Apa gunanya undang-undang dan hukum kalau kita tidak memiliki keberanian untuk menerapkannya?! Ketika kalian diam saja di saat seseorang didzalimi, dan kalian tidak berusaha membela yang benar maka kalian akan kehilangan kemanusiaan kalian. Dan, kemanusiaan tidak bisa ditawar-tawar!”

Kemudian sang dosen memanggil si Ali Marwah, mahasiswa yang diusirnya tadi lalu meminta maaf padanya di depan seluruh mahasiswa. Lalu ia berkata, “Ini saja pelajaran untuk hari ini. Kalian mesti berusaha mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari selama kalian hidup. Berapa banyak orang yang diam melihat kedzaliman, ketidakadilan bahkan berkawan akrab dengan pelaku kedzaliman hanya karena ingin mendapatkan kenyamanan."

Pelajaran dari sebuah sikap dan perbuatan jauh lebih berarti daripada pelajaran dari sebuah nasehat.

Dikutip dari Abu Ziel Arkan


Editor: Daniel Simatupang