Cara Meningkatkan Kekhusyuan dalam Shalat

 
Cara Meningkatkan Kekhusyuan dalam Shalat
Sumber Gambar: Ilustrasi shalat/Michael Burrows/Pexels/Laduni.ID

Laduni.ID Jakarta – Shalat merupakan suatu kewajiban yang harus kita kerjakan setiap harinya, terutama dalam menjalankan shalat lima waktu. Shalat adalah rukun Islam kedua setelah dua kalimat Syahadat dan Shalat juga menjadi tiang agama, maka Shalat sangat penting, lantas bagaimana  cara yang dapat meningkatkan kekhusyuan dalam melaksanakan shalat?
 

Baca Juga: Khusuknya Alumni, Santri dan Masyarakat Ikut Berdoa Bersama dalam Haul Abon Aziz Samalanga Ke-30

Terdapat banyak cara dalam melaksanakan ibadah shalat agar khusuk seperti yang dijelaskan dalam kitab Hasyiah I’anat al-Thalibin berikut ini.

1. Membayangkan bahwasanya kita sedang berhadapan dengan zat yang sangat mulia yaitu Allah SWT.
2. Membayangkan bahwasanya kita sedang bermunajah (berdialog) dengan Allah SWT.
3. Menghayati makna dari setiap bacaan shalat.
4. Membaca bacaan shalat secara tartil (pelan-pelan).
5. Memanjangkan ruku’ dan sujud.
6. Pandangan selalu tertuju pada tempat sujud meskipun melakukan shalat di depan ka’bah atau di tempat yang gelap, kecuali di saat mengangkat jari telunjuk ketika membaca tasyahhud, maka pandangan ketika itu difokuskan kepada jari telunjuk tersebut.

Cara dari Hatim Al-Asham ra.

Hatim Al-Asham ra di tanya, “Bagaimana shalatmu?”

“Jika waktu shalat telah tiba, aku berwudhu secara sempurna, setelah itu aku berjalan menuju tempat shalat yang ku inginkan, aku duduk di sana dan berusaha mempersatukan seluruh anggota tubuhku untuk shalat.

Kemudian aku berdiri untuk menunaikan shalat, kuletakkan ka’bah tepat di depanku,
titian menuju neraka di bawah kedua telapak kakiku, syurga di kananku, neraka di kiriku,
malaikat pencabut nyawa di belakangku dan ku anggap itulah shalat terakhirku.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menggapai Shalat Khusyuk ?

Aku berdiri dengan rasa harap dan takut, kemudian ku kumandangkan takbir dengan benar, ku baca ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan tartil, ketika rukuk aku pun rukuk dengan merendahkan diri di hadapan Allah, saat sujud, aku sujud dengan penuh khusyuk.

Kemudian tatkala duduk (tahiyyat awwal), kuletakkan telapak kaki kiriku di bawah pantat kiri, dan kutegakkan telapak kaki kananku dengan bertumpu pada ibu jari. Ku kerjakan semua itu dengan ikhlas. Kemudian aku tak tahu, shalatku tersebut di terima atau di tolak.

Hatim Al-Ashom ra telah menyampaikan sebuah tips jitu untuk membuat shalat kita bermakna. Salah satunya adalah merasa di kejar maut. Rasulullah SAW bersabda:

ﺇﺫﺍ ﻗﻤﺖ ﻓﻲ ﺻﻼﺗﻚ ﻓﺼﻞ ﺻﻼﺓ ﻣﻮﺩﻉ

Jika engkau berdiri menunaikan sholat, maka shalatlah dengan anggapan itu sebagai shalat perpisahan (yang terakhir) (HR Ibnu majah dan Ahmad).

Cara dari Syekh Abdul Hadi

Mursyid Tarekat Syadziliyah dari Suriah, Syekh Abdul Hadi memberikan tips-tips untuk memperoleh shalat khusyuk bagi siapa saja. Mursyid yang kini tinggal di Lebanon ini memberikan tiga langkah menuju shalat khusyuk. Tips tersebut, diambil olehnya dari Al-Qur’an Surat Al-A’la ayat 14 dan 15. 
 
Langkah pertama kemauan seseorang untuk membersihkan dirinya dari segala kotoran, yaitu bersih dari hadats dan bersih dari pikiran serta hati kotor, seperti iri, dengki, dendam, pemarah, ujub, dan pamer.
 
Langkah kedua yaitu dengan mengingat nama Tuhan, baru kemudian melakukan shalat.

Dengan selalu mengingat nama Tuhan dalam gerak gerik shalat, maka membuat pikiran seorang muslim tidak terbang kemana-mana. Dan ini tentu sangat membantu keadaan hati dan pikiran untuk shalat khusyuk. Karena jika shalat memikirkan hal tidak penting maka bisa membuat seseorang lupa bilangan shalat.
 
Langkah ketiga perbanyak dzikir, baru kemudian shalat, Insyaallah sukses.

Cara dari Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hilali

Agar bisa Shalat dengan khusyu’ sebagaimana Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hilali menuturkan:

1. Meletakkan tangan kanan pada tangan kiri saat berdiri sebelum rukuk. Sikap seperti itu menunjukkan bahwa shalat orang khusyu’. Tindakan seperti itu menunjukkan ketundukan dihadapan Allah.

2. Seluruh anggota tubuh (fisik) thuma’ninah (tenang) dalam setiap gerakan. Sikap yang tenang dalam shalat mengandung arti bahwa setiap gerakan shalat dilakukan dengan tidak terburu-buru. Semua gerakan shalat dilakukan dengan sempurna. Karena dengan ketenangan akan mudah untuk mendapatkan rasa khusyu’.

Baca Juga: Buah Dari Khusyuk adalah Menundukkan Pandangan

3. Hati menghadap hanya pada Allah tidak kepada selain-Nya Hal ini dapat dipahami dengan dua keadaan:

Pertama, hati tidak berpaling pada Allah, dan men-kosongkan hati dari semua hal selain aktivitas shalat.

Kedua, hati dan penglihatan mata tidak berpaling ke kanan dan ke kiri. Pandangan mata tertuju ketempat sujud, sedang hati menghadap kepada Allah.

4. Rukuk, dengan menunjukkan ketundukan dan kepatuhan disertai dengan ketundukan hati kepada Allah.

5. Sujud dengan menundukkan kepala sejajar dengan bumi sebagai bukti ketaatan dan kepatuhan. Ketika seseorang yang shalat merendahkan kepala yang menjadi anggota badan paling mulia dan sejajar dengan kaki serta muka mencium bumi, pada saat itulah manusia harus menyadari bahwa ia sangat hina dan tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kekuasaan dan keagungan Allah Swt. Lebih dalam lagi, manusia harus menyadari juga bahwa dulu ia diciptakan Allah dari tanah, maka ia pun akan kembali dikubur dalam tanah.

6. Mensifati Allah dengan sifat yang agung. Selain dengan sikap rukuk dan sujud, kekhusyu’an seorang hamba kepada Allah disempurnakan dengan ungkapan pujian yang menunjukkan kemuliaan, kebesaran, keagungan, dan ketinggian sifat-sifat-Nya.

Dengan demikian, segala aktivitas yang dilakukan dalam shalat tidak ada yang sia-sia. Namun, mengandung makna dan manfaat terhadap jasmani dan rohani untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Wallahu a'lam

---------
Editor: Nasirudin Latif