Orasi Perdana Ketum PB PMII: Transformasi Organisasi PMII Untuk Maju dan Mendunia

 
Orasi Perdana Ketum PB PMII: Transformasi Organisasi PMII Untuk Maju dan Mendunia
Sumber Gambar: Tangkapan layar YouTube TVNU/Laduni.ID

Laduni.ID Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Muhammad Abdullah Syukri atau Gus Abe dalam orasi perdana di momen Pengukuhan PB PMII masa khidmat 2021-2024 menyampaikan tekad untuk membangun PMII melalui transformasi organisasi teknologi, transformasi kaderisasi dan transformasi PMII globalisasi dengan tujuan untuk menjadikan PMII semakin  maju dan mendunia.

Orasi itu disampaikan Gus Abe yang mengusung tema besar; “Transformasi Organisasi untuk PMII Maju dan Mendunia” yang disiarkan secara langsung oleh kanal YouTube PMII Channel dan TVNU dari Gedung Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu 26 Juni 2021.

Menurutnya, dalam transformasi teknologi saat ini kita membutuhkan platform digital untuk mengelola menajemen dan sistem database kader secara massif. "Untuk itu platform E-PMII akan menjadi jawaban dari pengelolaan sistem database kader yang baik, juga sistem menajemen organisasi dan sistem administrasi PMII secara elektronik dan digital" jelasnya.

Baca Juga: Inilah Gebrakan Ketum PB PMII Terpilih, M. Abdullah Syukri

Selain itu, Gus Abe juga mengajak kader PMII untuk memanfaatkan teknologi digital dalam melakukan pergerakan. Menurutnya ribuan anggota PMII saat ini masih terombang-ambing dan hanya mengikuti isu yang sedang berkembang.

"Di dunia media sosial kita hanya seperti pemadam kebakaran. Karena ketika ada kasus terorisme, kita mendadak gagap kemudian kita ikutan bicara soal terorisme, masalah radikalisme, kita bicara radikalisme, masalah ekonomi juga kita juga bicara ekonomi, Kita selalu menanggapi opini-opini dari orang lain. Seharusnya dengan ribuan komisariat dengan banyaknya rayon-rayon begitu luas hampir seluruh Indonesia, seharusnya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bisa menjadi key opinion leader digital movement yang ada di Indonesia," ungkap Gus Abe.

Untuk itu, PB PMII akan membangun Command Center PB PMII untuk mengelola isu-isu strategis nasional yang mana PMII bisa menjadi key opinion leader. Dia juga mengajak seluruh kader PMII seluruh Indonesia untuk merubah kebiasaan di media sosial. Sehingga ikhtiar kebaikan dapat tersampaikan dengan baik.

"Kegelisahan kita saat ini tentunya didalam dunia digital. Kepakaran itu kalah dengan popularitas. Saya yakin diantara kita ada yang pakar dalam suatu bidang keilmuan. Tetapi kalah dengan satu dua influencer yang kontennya tidak selalu mendidik dan positif," ucapnya.

"Tapi kita tidak bisa menyaingi apa yang disampaikan oleh mereka. Untuk itu kita perlu melakukan rekayasa herarki dengan cara mengalahkan popularitas dengan kepakaran. Kita kembalikan lagi," tambahnya.

Sementara itu untuk transformasi kaderisasi, Abdullah Syukri juga akan menguatkan pada kaderisasi profesi di lini profesional. Menurutnya, kader PMII memiliki multi talenta mulai bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, perekonomian maupun hukum.

"Tetapi PB PMII belum memberikan ruang dan wadah dimensi lain bagi mereka ber-PMII dengan caranya. Untuk itu nanti pada bulan Juli kami akan membuat sekitar 15 lembaga profesi di PMII. Kita akan mengumpulkan dokter muda, ilmuwan muda, insinyur muda PMII yang jumlahnya sangat banyak dan kita tinggal mengelola saja," bebernya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Wajibkan Kader PMII Kuasai Ilmu dan Teknologi

"PMII ibarat kebun yang sangat luas hasil buminya banyak. Tetapi ketika dipanen, dan dimasukan kedalam dapur, kita tidak tau mau memasak apa, mungkin kalo masaknya nasi goreng dan sayur asem kita masih bisa, tetapi kalo memasak dengan menu yang lain kita belum bisa padahal bahan bakunya itu sudah ada," tambah Gus Abe.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kaderisasi juga harus berbasis kebutuhan lokal. Dia mencontohkan, Pengurus Cabang (PC) PMII Indramayu, Jabar yang konsisten membuat isu dan gerakan pertanian. Bahkan mereka telah memiliki 7 ribu petani binaan.

"Maka dari itu kita harus memetakan materi kaderisasi setiap daerah agar keilmuan mereka bisa terserap keilmuannya. Harus ada kaderisasi multi dimensi yang bisa menjawab tantangan kaderisasi," ujarnya.

Sedangkan dalam transformasi global organisasi, Gus Abe bertekad ingin menambah Pengurus Cabang baik didalam maupun di luar negeri. Menurutnya, banyak anak dari alumni senior PMII yang berkuliah di luar negeri tidak terfasilitasi lantaran tak ada PMII di luar negeri.

"PMII adalah anak Nahdlatul Ulama, kita memiliki klaim paling kuat untuk berbicara masalah Islam Indonesia. Maka dari itu wajah islam Indonesia, anak anak muda Indonesia yang harus diperkenalkan ke dunia adalah wajah-wajah PMII," jelasnya.

Tak hanya mengembangkan PMII melalui transformasi internal, PB PMII juga akan melakukan pengembangan melalui transformasi di bidang eksternal. Di bidang pendidikan Gus Abe  mendorong seluruh Rayon, Komisariat, Cabang seindonesia untuk menjadikan kesekretariatan sebagai rumah pendidikan rakyat. Hal itu sebagai penunjang akses pendidikan yang belum merata.

"Lalu dibidang agama, saya juga mendorong kader PMII tidak hanya hadir di kampus dan masjid-masjid  tetapi juga berbaur ditengah masyarakat. Karena terjadi hoax itu justru banyak hadir di akar rumput di dalam kampung-kampung, maka dari itu saya mendorong kader-kader PMII se-Indonesia berbaur dan membincang agama Islam Indonesia yang baik yang bisa diterima dengan baik masyarakat di akar rumput," tegasnya.

Baca Juga: Dosen PMII Gelar Muktamar Pemikiran Menyongsong Indonesia Emas 2045

Kemudian di bidang politik, Gus Abe menegaskan PMII tetap harus bersikap kritis, melawan oligarki, perilaku koruptif dan sewenang wenang dari pemimpin politik yang tidak memiliki etika tegas dalam kebangsaan dan ke-Indonesiaan. Dia juga menegaskan, akan terus melawan praktek politik curang yang melanggar etika berkebangsaan.

Terakhir dalam orasi perdananya ia juga menyoroti bidang kesehatan. Gus Abe mendorong kader PMII untuk terus berkoordinasi dengan masing masing satgasnya. “Kita buktikan PMII bisa berkontribusi menghilangkan dan membantu mengurangi korban pandemi di Indonesia," tutupnya.

---------
Editor: Nasirudin Latif
Sumber: