Hukum Menjual Barang Wakaf

 
Hukum Menjual Barang Wakaf
Sumber Gambar: foto ist

Laduni.ID, Jakarta - Wakaf secara bahasa mempunyai arti menahan. Sedangkan menurut istilah adalah menahan bentuk harta yang dapat dipindah, diambil manfaatnya serta tetap bentuk barangnya yang dikerjakan karena Allah SWT.

Barang waqaf haruslah dimanfaatkan sesuai dengan keinginan waqif (orang yang mewaqafkan), namun terkadang terjadi kebingungan dalam mengelola barang wakafan yang sudah rusak atau kurang memberikan manfaat.

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum barang wakaf, apakah barang wakaf boleh dijual karena sebab-sebab tertentu dan kemudian hasil penjualan itu dibelanjakan dengan barang lain.

Dalam masalah ini ada tiga pendapat:

  1. Menurut Imam Malik dan Imam Syafi’i: Barang wakaf tidak boleh dijual.
  2. Menurut Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Abu Hanifah: Boleh menjual barang wakaf dan kemudian membelanjakan hasil dari penjualannya dengan barang yang semisal atau barang lain yang lebih bermanfaat.
  3. Menurut Imam Muhammad: Barang wakaf tersebut dikembalikan kepada pemiliknya yang pertama.

Diterangkan dalam kitab Rahmat al-Ummah fi Ikhtilaaf al-Ummah, hal 186 dan dalam kitab Jawahir al-‘Uqud, juz 1, hal. 254.

ﻓَﺼْﻞٌ : ﻭَﺍﺗَّﻔَﻘُﻮْﺍ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﺇِﺫَﺍ ﺧَﺮِﺏَ ﺍﻟْﻮَﻗْﻒُ ﻟَﻢْ ﻳَﻌُﺪْ ﺇِﻟَﻰ ﻣِﻠْﻚِ ﺍﻟْﻮَﺍﻗِﻒِ . ﺛُﻢَّ ﺍﺧْﺘَﻠَﻔُﻮْﺍ ﻓِﻲْ ﺟَﻮَﺍﺯِ ﺑَﻴْﻌِﻪِ، ﻭَﺻَﺮْﻑِ ﺛَﻤَﻨِﻪِ ﻓِﻲْ ﻣِﺜْﻠِﻪِ، ﻭَﺇِﻥْ ﻛﺎَﻥَ ﻣَﺴْﺠِﺪًﺍ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻣَﺎﻟِﻚٌ ﻭَﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻲُّ : ﻳَﺒْﻘَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺣﺎَﻟِﻪِ ﻓَﻼَ ﻳُﺒﺎَﻉُ . ﻭَﻗﺎَﻝَ ﺃَﺣْﻤَﺪُ : ﻳَﺠُﻮْﺯُ ﺑَﻴْﻌُﻪُ ﻭَﺻَﺮْﻑُ ﺛَﻤَﻨِﻪِ ﻓِﻲْ ﻣِﺜْﻠِﻪِ . ﻭَﻛَﺬﻟِﻚَ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﺇِﺫَﺍ ﻛﺎَﻥَ ﻻَ ﻳُﺮْﺟَﻰ ﻋَﻮْﺩُﻩُ . ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻋِﻨْﺪَ ﺃَﺑِﻲْ ﺣَﻨِﻴْﻔَﺔَ ﻧَﺺٌّ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻭَﺍﺧْﺘَﻠَﻒَ ﺻﺎَﺣِﺒَﺎﻩُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮْ ﻳُﻮْﺳُﻒَ : ﻻَ ﻳُﺒﺎَﻉُ . ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ : ﻳَﻌُﻮْﺩُ ﺇِﻟَﻰ ﻣﺎَﻟِﻜِﻪِ ﺍْﻻَﻭَّﻝِ ‏( ﺟﻮﺍﻫﺮ ﺍﻟﻌﻘﻮﺩ، ﺝ 1 ﺹ 254 ‏)

Diterangkan dalam kitab Ahkam al-Fuqaha’, juz 2 hal 74;

ﻫَﻞْ ﻳَﺠُﻮْﺯُ ﻟِﻨَﺎﻇِﺮِ ﺍْﻷَﺭْﺽِ ﺍﻟْﻤَﻮْﻗُﻮْﻓَﺔِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﺃَﻥِ ﻳَﺴْﺘَﺒْﺪِﻝَ ﻟَﻬَﺎ ﺑِﺄُﺧْﺮَﻯ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻫِﻲَ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﻣَﻨْﻔَﻌَﺔٍ ﻣِﻦَ ﺍْﻷُﻭْﻟَﻰ ﺃَﻭْﻻَ؟ ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ : ﻳَﺤْﺮُﻡُ ﺇِﺳْﺘِﺒْﺪَﺍﻝُ ﺍْﻷَﺭْﺽِ ﺍﻟْﻤَﻮْﻗُﻮْﻓَﺔِ ﻭَﻳَﺠُﻮْﺯُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﺤَﻨَﻔِﻴَّﺔِ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻧَﻔْﻌًﺎ ﺇﻫــ ‏( ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ، ﺝ 2 ﺹ 74 ‏)

Bolehkah bagi pengelola tanah wakafan untuk masjid, menukar tanah tersebut dengan tanah lain yang lebih banyak manfaatnya? Jawab “Haram menukar barang atau tanah waqaf. Dan menurut madzhab hanafiyah boleh menjualnya jika lebih banyak manfaatnya”.


Referensi: Rahmat al-Ummah fi Ikhtilaaf al-Ummah, hal 186, kitab Jawahir al-‘Uqud, juz 1, hal. 254, kitab Ahkam al-Fuqaha’, juz 2 hal 74