Biografi Sahabat Abu Darda

 
Biografi Sahabat Abu Darda
Sumber Gambar: Dok. LaduniID

Daftar isi

1.         Riwayat Hidup
1.1         Latar Belakang
1.2         Riwayat Keluarga
1.3         Wafat

2.         Perjalanan Memeluk Islam

3.         Ikut Masa Perang
3.1         Bersama Nabi Muhammad

4.         Kisah-kisah
4.1         Umar bin Khattab tertegun dengan kehidupan Zuhud Abu Darda

5.         Meriwayatkan Hadis

6 .        Wasiat-wasiat Abu Darda

7.         Referensi

8.         Chart Silsilah Sanad

1.         Riwayat Hidup

1.1       Latar Belakang
Abu Darda radiallahu ‘anhu. Seorang sahabat Anshar dari kabilah Khazraj. Beliau termasuk orang Anshar yang paling terakhir memeluk Islam. Tapi, beliau malah terkenal menjadi seorang yang paling berilmu di tengah kaumnya. Paling fakih. Dan paling banyak hikmah dalam ucapannya. Abu Darda adalah seorang pedagang, kesatria, dan seorang yang bijaksana. Nama beliau adalah Uwaimir bin Zaid bin Qais al-Anshari al-Khazraji. Namun kunyah beliau, Abu Darda, lebih dikenal dari nama aslinya. Meskipun namanya cukup tenar di antara para sahabat nabi, tapi ternyata beliautermasuk orang Anshar terakhir yang memeluk Islam.

1. 2     Riwayat Keluarga
Abu Darda menikahi wanita Ansor bernama Hujaimah (Ummu Darda)

1.3       Wafat
Abu Darda radhiallahu ‘anhu wafat di Damaskus pada tahun 32 H. Ada juga yang berpendapat tahun 31 H.

2.         Perjalanan Memeluk Islam

Pada suatu hari, saudara beliau Abdullah bin Rawahah datang merusak dan membuang berhala itu. Melihat berhalanya hilang, Abu Darda marah dan ingin membalas tindakan Abdullah. Namun, tiba-tiba Abu Darda tersadar dan mendapat hidayah dari Allah SWT. Dia menyadari berhala itu tak mampu membelanya dan menolongnya dari Abdullah. Beliau pun beriman kepada Allah dan menjadi pengikut Rasulullah.

Abu Darda yang merupakan seorang pedagang sukses pun meninggalkan pekerjaannya demi bisa beribadah kepada Allah SWT. "Aku masuk Islam di hadapan Nabi Muhammad SAW dan aku adalah seorang pedagang. Aku ingin menggabungkan perdagangan dengan ibadah, tapi tidak berhasil. Karena itu, aku tinggalkan perdagangan dan fokus untuk beribadah," kata Abu Darda, dikutip dari Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid.

Sejak memeluk Islam, Abu Darda tak pernah berhenti belajar. Beliau selalu merenung dan berpikir. Abu Darda berguru pada Nabi Muhammad SAW hingga beliau menjadi seorang ahli hikmah. Di masa Nabi, pendapat Abu Darda sang ahli hikmah jadi pegangan umat Islam. Beliau selalu menyeru kepada kebaikan.

3         Ikut Masa Perang

3.1        Bersama Nabi Muhammad SAW
Bersama Nabi Muhammad pernah ikut perang khandaq.

4        Kisah-kisah

4.1    Umar bin Khattab tertegun dengan kehidupan zuhud Abu Darda

Khalifah Umar bin Khattab pernah mengunjungi rumah Abu Darda di Syam. Umar mendatangi beliau untuk mengetahui kondisi kehidupan Abu Darda di daerah tersebut. 

Setelah sampai, ternyata rumah Abu Darda tidak dikunci. Kemudian Khalifah Umar masuk dan keadaan di dalam sangat gelap. Mendengar suara  Umar, Abu Darda bangkit dan menyahut salam tamunya.

Umar bin Khattab merasa terharu dan prihatin menyaksikan keadaan sahabatnya itu. Namun, beliau menyadari bahwa Abu Darda hidup dalam kezuhudannya. Beliau telah hampir sepenuhnya meninggalkan dunia dan kemewahan hidup.

Mereka pun terlibat dalam pembicaraan yang serius. Mereka bebricang tentang persoalan agama, tata negara, dan sebagainya. Banyak yang ditanyakan Umar bin Khattab  kepada Abu Darda, yang ilmu beliau bagaikan air di dalam samudera yang luas.

Karena keadaan di dalam rumah gelap, keduanya tak bisa melihat permukaannya. Hanya suara mereka yang terdengar. Dalam keadaan itu, Umar pun penasaran dan kemudian meraba alas duduk Abu Darda. 

Kiranya hanya pelana kuda yang keras. Diraba pula kasus tempat Abu Darda tidur, yang kiranya isi Kasur tersebut hanya pasir belaka.

Selain itu, Umar bin Khattab  juga meraba selimut sahabatnya itu, dan ternyata hanya terbuat dari bahan-bahan tipis yang tak mencukupi untuk dipakai di musim dingin. Umar pun menarik nafas karena kagum terhadap kehidupan Abu Darda. Ia benar-benar Muslim saleh yang sudah tak membutuhkan dunia ini.

“Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Anda. Maukah Anda saya bantu? Maukah Anda saya kirimi sesuatu untuk melapangkan kehidupan Anda?” kata Umar bin Khattab .

Abu Darda kemudian tersenyum sambil menjawab, “Ingatkah Anda Umar sebuah hadits yang disampaikan Rasulullah kepada kita?

“Hadits apa?”tanya Umar bin Khattab. 

Abu Darda menjawab, "Bukankah Rasulullah telah bersabda, “Hendaklah puncak salah seorang kamu tentang dunia, seperti perbekalan seorang pengendara (yaitu secukupnya dan seadanya).”

“Ya, saya ingat,”kataUmar bin Khattab .

“Nah, apa kini yang telah kita perbuat sepeninggal beliau?” tanya Abu Darda kepada Umar bin Khattab yang tengah menundukkan kepalanya.

Ucapan Abu Darda benar-benar sangat menyentuh hati Umar bin Khattab. Terbayang kembali bagaimana kehidupan Rasulullah SAW pada saat beliau masih hidup di tengah kaum Muslimin. Kemiskinan hidupnya hampir tak ada yang menyamainya. Semua tindakan Nabi terbayang kembali dengan jelas di pelupuk matanya.

Akhirnya Umar bin Khattab tak kuasa lagi menahan gejolak jiwanya malam itu. Beliau menangis tersedu-sedu diikuti Abu Darda.

Maka, kedua sahabat tersebut menangis penuh kesedihan. Jiwanya hancur luluh tak terkirakan lagi. Semakin teringat kepada Rasulullah, makin pedih hatinya. Keduanya menangis sampai subuh. Dunia yang mereka pijak bagaikan tak terasa lagi.   

5         Meriwayatkan Hadis

Di antara hadits yang diriwayatkan oleh Abu Darda adalah sebuah riwayat dari Muslim dengan sanadnya. Dari Abu Darda radhiallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْف، عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

“Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat Al-Kahfi akan mendapat perlindungan dari Dajjal.” [HR. Muslim 809].

Diriwayatkan oleh at-Turmudzi dengan sanadnya dari Abu Darda radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الرِّفْقِ فَقَدْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الْخَيْرِ، وَمَنْ حُرِمَ حَظَّهُ مِنَ الرِّفْقِ فَقَدْ حُرِمَ حَظَّهُ مِنَ الْخَيْرِ

“Siapa yang diberikan keberuntungan memiliki sifat lemah lembut, maka sungguh dia telah diberikan kebaikan. Siapa tidak diberikan keberuntungan memiliki sifat lemah lembut, dia sungguh telah dihalangi dari kebaikan.” [Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (519,876)].

 6          Wasiat-Wasiat Abu Darda

Abu Darda radhiallahu ‘anhu adalah seorang yang bijak. Di antara ucapan-ucapan yang lahir dari kebijaksanaan beliau adalah

لو أن رجلاً هرب من رزقه كما يهرب من الموت، لأدركه رزقه كما يدركه الموت

“Seandainya seseorang lari dari rezekinya sebagaimana dia lari dari kematian, pasti rezeki tersebut tetap mendapatkannya sebagaimana kematian tetap mendapatkannya.”

Ucapan beliau yang lain,

من كثر كلامه كثر كذبه، ومن كثر حلفه كثر إثمه، ومن كثرت خصومته لم يسلم دينه

“Siapa yang banyak ucapannya, banyak pula bohongnya. Siapa yang banyak bersumpah, banyak pula dosanya. Siapa yang banyak berdebat (permusuhan), maka tak selamat agamanya.”

Abu Darda berkata,

من لم يعرف نعمة الله عليه إلا في مطعمه ومشربه، فقد قلَّ علمه وحضر عذابه، ومن لم يكن غنيًّا عن الدنيا فلا دنيا له

“Siapa yang hanya mengenal nikmat Allah hanya pada makanan dan minuman, sungguh sedikit ilmunya dan adzab hadir untuknya. Siapa yang tidak cukup dengan dunia, maka tidak ada dunia baginya.”
 

7        Referensi

Biografi Sahabat Abu Darda

8.       Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru  Sahabat Abu Darda dapat dilihat DI SINI.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 27 Juni 2022, dan terakhir diedit tanggal 13 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya