Biografi Sahabat Abdullah bin Rawahah

 
Biografi Sahabat Abdullah bin Rawahah
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Daftar isi Biografi Sahabat Abdullah bin Rawahah

1.         Riwayat Hidup
1.1       Lahir
1.2       Wafat

2.         Kisah-kisah
2.1       Ikut Dibai’ah Al-Aqabah Al-Ula oleh Rasul
2.2       Peperangan Mu’tah
2.3       Juru Tulis dan Penyair

3.         Cahart Silsilah
3.1       Chart Silsilah Sanad

4.         Referensi

Abdullah bin Rawahah merupakan sahabat asal Ansar dari suku Khajraj termasuk orang yang memeluk agama Islam dari sejak dini yang merupakan salah seorang pimpinan dalam baiat Akabah. Berliau ini sempat mengikuti perang Badar dan peperangan-peperangan sesudah itu, akhirnya beliau meninggal dalam perang Mu'tah.

1.         Riwayat Hidup
1.1       Lahir

Abdullah bin Rawahah lahir di Madinah.

1.2       Wafat

Badullah bin Rawahah wafat pada saat perang Mu’tah pada tahun 8 hijriyah atau sekitar 629 masehi.

2.         Kisah-kisah
2.1       Ikut Dibai’ah Al-Aqabah Al-Ula oleh Rasul

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sedang duduk di suatu tempat dataran tinggi kota Mekah, menghadapi para utusan yang datang dari kota Madinah, dengan bersembunyi-sembunyi dari kaum Quraisy. Mereka yang datang ini terdiri dari duabelas orang utusan suku atau kelompok yang kemudian dikenal dengan nama Kaum Anshar. Mereka sedang dibai’at Rasul (diambil Janji sumpah setia) yang terkenal pula dengan nama Bai’ah Al-Aqabah al-Ula (Aqabah pertama). Merekalah pembawa dan penyi’ar IsIam pertama ke kota Madinah, dan bai’at merekalah yang membuka jalan bagi hijrah Nabi beserta pengikut beliau, yang kemudian, membawa kemajuan pesat bagi Agama Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu Islam. Salah satu dari utusan yang dibai’at Nabi itu, adalah Abdullah bin Rawahah.

Pada tahun berikutnya, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam membai’at lagi tujuhpuluh tiga orang Anshar dari penduduk Madinah pada bai’at ‘Aqabah kedua, dimana Abdulah Ibnu Rawahah ini pun termasuk salah seorang utusan yang dibai’at itu.

Kemudian sesudah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersama shahabatnya hijrah ke Madinah dan menetap di sana, maka Abdullah bin Rawahah juga yang termasuk paling banyak usaha dan kegiatannya dalam membela Agama dan mengukuhkan sendi-sendinya. Ialah yang paling waspada mengawasi sepak terjang dan tipu muslihat Abdulla bin Ubay (pemimpin golongan munafik) yang oleh penduduk Madinah telah dipersiapkan untuk diangkat menjadi raja sebelum Islam hijrah ke sana, dan yang tak putus-putusnya berusaha menjatuhkan Islam dengan tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada. Berkat kesiagaan Abdullah bin Rawahah yang terus-menerus mengikuti gerak-gerik Abdullah bin Ubay dengan cermat, maka gagalah usahanya, dan maksud-maksud jahatnya terhadap Islam dapat di patahkan.

2.2       Peperangan Mu’tah

Balatentara Islam maju bergerak kemedan perang muktah. Sewaktu orang-orang Islam dari kejauhan telah dapat melihat musuh-musuh mereka, mereka memperkirakan besarnya balatentara Romawi sekitar duaratus ribu orang, karena menurut kenyataan barisan tentara mereka seakan tak ada ujung akhir dan seolah-olah tidak terbilang banyaknya.

Orang-orang Islam melihat jumlah mereka yang sedikit, lalu terdiam dan sebagian ada yang menyeletuk berkata: “Baiknya kita kirim utusan kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, memberitakan jumlah musuh yang besar. Mungkin kita dapat bantuan tambahan pasukan, atau jika diperintahkan tetap maju maka kita patuhi”.

Tetapi Ibnu Rawahah, bagaikan datangnya siang bangun berdiri di antara barisan pasukan-pasukannya lalu berucap: “Saudara-saudara sekalian! Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala, sesungguhnya kita berperang melawan musuh-musuh kita bukan berdasar bilangan, kekuatan atau banyaknya jumlah Kita tidak memerangi mereka, melainkan karena mempertahankan Agama kita ini, yang dengan memeluknya kita telah dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala! Ayohlah kita maju! Salah satu dari dua kebaikan pasti kita capai, kemenagan atau syahid di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala!”

Dengan bersorak-sorai kaum Muslimin yang sedikit bilangannya tetapi besar imannya itu menyatakan setuju. Mereka berteriak: “Sungguh, demi Allah Subhanahu wa Ta’ala, benar yang dibilang Ibnu Rawahah.!”

Demikianlah, pasukan terus ke tujuannya, dengan bilangan yang jauh lebih sedikit menghadapi musuh yang berjumlah 200.000 yang berhasil dihimpun orang Romawi untuk menghadapi suatu peperangan dahsyat yang belum ada taranya.

Kedua pasukan, balatentara itu pun bertemu, lalu berkecamuklah pertempuran di antara keduanya.

Pemimpin yang pertama Zaid bin Haritsah gugur sebagai syahid yang mulia, disusul oleh pemimpin yang kedua Ja’far bin Abi Thalib, hingga ia memperoleh syahidnya pula dengan penuh kesabaran, dan menyusul pula sesudah itu pemimpin yang ketiga ini, Abdullah bin Rawahah. Dikala itu ia memungut panji perang dari tangan kanannya Ja’far, sementara peperangan sudah mencapai puncaknya. Hampir-hampirlah pasukan Islam yang kecil itu, tersapu musnah di antara pasukan-pasukan Romawi yang datang membajir laksana air bah, yang berhasil dihimpun oleh Heraklius.

Ketika ia bertempur sebagai seorang prajurit, ibnu Rawahah ini menerjang ke muka dan ke belakang, ke kiri dan ke kanan tanpa ragu-ragu dan perduli. Sekarang setelah menjadi panglima seluruh pasukan yang akan dimintai tanggung jawabnya atas hidup mati pasukannya, demi terlihat kehebatan tentara romawi seketika seolah terlintas rasa kecut dan ragu-ragu pada dirinya. Tetapi saat itu hanya sekejap, kemudian ia membangkitkan seluruh semangat dan kekuatannya dan melenyapkan semua kekhawatiran dari dirinya, sambil berseru:

“Aku telah bersumpah wahai diri, maju ke medan laga, tapi kenapa kulihat engkau menolak syurga. Wahai diri, bila kau tak tewas terbunuh, kau kan pasti mati. Inilah kematian sejati yang sejak lama kau nanti. Tibalah waktunya apa yang engkau idam-idamkan selama ini
Jika kau ikuti jejak keduanya, itulah ksatria sejati.!” (Maksudnya, kedua sahabatnya Zaid dan Ja’far yang telah mendahului gugur sebagai syuhada).

2.3       Juru Tulis dan Penyair

Ibnu Rawahah adalah seorang penulis yang tinggal di suatu lingkungan yang langka dengan kepandaian tulis dan baca. Ia juga seorang penyair yang lancar, untaian syair-syairnya meluncur dari lidahnya dengan kuat dan indah didengar .

Semenjak ia memeluk Islam, dibaktikannya kemampuannya bersyair itu untuk mengabdi bagi kejayaan Islam. Dan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menyukai dan menikmati syair-syairnya dan sering beliau minta untuk lebih tekun lagi membuat syair.

3.         Chart Silsilah
3.1       Chart Silsilah Sanad

Abdullah bin Rawahah dibai’at langsung oleh Rasulullah SAW. Berikut chart silsilah sanad guru beliau dapat dilihat DI SINI.

4.         Referensi

Dikumpulkan dari berbagai sumber

Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 19 Juli 2022, dan terakhir diedit tanggal 14 September 2022.


 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya