Asbabun Nuzul Surat Al-Mujadalah Ayat 14-18 - Pentingnya Klarifikasi dan Kesaksian yang Benar dengan Cara yang Bijaksana

Nabi mendengar kabar beberapa orang munafik menghina beliau di dalam komunitas mereka. Beliau lalu meminta klarifikasi, namun mereka enggan mengaku. Mereka bahkan bersumpah tidak pernah melakukan hal tersebut. Itulah kejadian di balik turunnya ayat-ayat di atas.

  1. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا فِي ظِلِّ حُجْرَتِهِ قَالَ يَحْيَى قَدْ كَادَ يَقْلِصُ عَنْهُ فَقَالَ لِأَصْحَابِهِ يَجِيئُكُمْ رَجُلٌ يَنْظُرُ إِلَيْكُمْ بِعَيْنِ شَيْطَانٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَلَا تُكَلِّمُوهُ فَجَاءَ رَجُلٌ أَزْرَقُ فَلَمَّا رَآهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَاهُ فَقَالَ عَلَامَ تَشْتُمُنِي أَنْتَ وَأَصْحَابُكَ قَالَ كَمَا أَنْتَ حَتَّى آتِيَكَ بِهِمْ قَالَ فَذَهَبَ فَجَاءَ بِهِمْ فَجَعَلُوا يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ مَا قَالُوا وَمَا فَعَلُوا وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (يَوْمَ يَبْعَثُهُمْ اللَّهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ) إِلَى آخِرِ الْآيَةِ. (1)

    Ibnu ‘Abba>s berkata, “Suatu hari Rasulullah s}allalla>hu ‘alaihi wasallam duduk berteduh di bawah naungan bayangan kamarnya—Yah}ya> berkata, ‘Hampir saja bayangan itu bergeser dan tidak lagi menaungi beliau.’ Beliau lalu bersabda kepada para sahabatnya, ‘Nanti akan ada seorang pria yang datang kemari dan memandang kalian dengan mata (pandangan) setan. Bila ia datang, janganlah kalian mengajaknya bicara.’ Tidak lama kemudian muncullah seorang pria (bermata) biru. Nabi lalu memanggil dan menanyainya, ‘Atas hal apa engkau dan kawan-kawanmu mencelaku?’ Ia menjawab, ‘Tetaplah di sini. Aku akan membawa mereka menemuimu.’ Pria itu bergegas pergi. Sebentar kemudian ia datang kembali bersama kawan-kawannya. Dengan bersumpah atas nama Allah mereka mengaku tidak pernah mencela beliau dan tidak pernah pula melakukan perbuatan yang menghina beliau. Allah ‘azza wajalla pun menurunkan ayat, yauma yab‘as\uhumulla>hu jami>‘an fayah}lifu>na lahu> kama> yah}lifu>na lakum … hingga akhir ayat.”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Hasan; diriwayatkan oleh Ah}mad, at}-T{abra>niy, al-H{a>kim, dan al-Bazza>r. al-H{a>kim menilai sanad hadis ini sahih menurut syarat Muslim namun ia tidak meriwayatkannya. az\-Z|ahabiy tidak memberi komentar apa pun atas penilaian al-H{a>kim ini. Menurut al-Hais\amiy, para perawi dalam sanad Ah}mad, al-Bazza>r, dan at}-T{abra>niy adalah perawi kitab S{ah}i>h}}. Sima>k bin H{arb adalah salah satu perawi dalam S{ah}i>h}} Muslim; ia jujur (s}adu>q) dan hadisnya hasan, kecuali bila ia meriwayatkan dari ‘Ikrimah—dalam sanad ini ia meriwayatkan dari Sa‘i>d bin Jubair. Lihat: Ah}mad, al-Musnad, juz 5, hlm. 316–317, hadis nomor 3277; at}-T{abra>niy, al-Mu‘jam al-Kabi>r, juz 12, hlm. 7–8, hadis nomor 12307; al-H{a>kim, al-Mustadrak, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b Tafsi>r Su>rah al-Muja>dalah, juz 2, hlm. 524, hadis nomor 3795; al-Bazza>r, al-Bah}r az-Zakhkha>r/Musnad al-Bazza>r, juz 11, hlm. 236–237, hadis nomor 5010. Dilihat dari kontennya, riwayat ini mempunyai kemiripan dengan riwayat sebab nuzul Surah at-Taubah/9: 74.