Asbabun Nuzul Surat Al-Hujurat Ayat 2-3 - Pengingat Agar dalam Berdebat tidak Melampaui Batas

Ayat ini turun berkenaan dengan perdebatan antara Abu> Bakr dan ‘Umar. Keduanya berdebat sekian lama di hadapan Nabi dengan nada suara yang makin meninggi.

  1. عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ قَالَ: كَادَ الْخَيِّرَانِ أَنْ يَهْلِكَا، أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ. لَمَّا قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفْدُ بَنِي تَمِيمٍ، أَشَارَ أَحَدُهُمَا بِالْأَقْرَعِ بْنِ حَابِسٍ التَّمِيمِيِّ الْحَنْظَلِيِّ أَخِي بَنِي مُجَاشِعٍ، وَأَشَارَ الْآخَرُ بِغَيْرِهِ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ لِعُمَرَ: إِنَّمَا أَرَدْتَ خِلَافِي، فَقَالَ عُمَرُ: مَا أَرَدْتُ خِلَافَكَ. فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُهُمَا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَزَلَتْ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ) إِلَى قَوْلِهِ (عَظِيمٌ) قَالَ ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ: قَالَ ابْنُ الزُّبَيْرِ: فَكَانَ عُمَرُ بَعْدُ، وَلَمْ يَذْكُرْ ذَلِكَ عَنْ أَبِيهِ يَعْنِي أَبَا بَكْرٍ، إِذَا حَدَّثَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَدِيثٍ حَدَّثَهُ كَأَخِي السِّرَارِ، لَمْ يُسْمِعْهُ حَتَّى يَسْتَفْهِمَهُ. (1)

    Ibnu Abi> Mulaikah berkata, “Hampir saja dua manusia terbaik: Abu> Bakr dan ‘Umar, terjatuh dalam dosa. Suatu hari kafilah dari Bani Tami>m menemui Rasulullah s}allalla>hu ‘alaihi wasallam—untuk menyatakan masuk Islam. Salah satu dari keduanya (yakni ‘Umar) ingin menunjuk al-Aqra‘ bin H{a>bis at-Tami>my al-H{anz}aliy dari Bani Muja>syi‘ (sebagai pemimpin mereka), dan yang lain (yakni Abu> Bakr) ingin menunjuk orang lain (dalam suatu riwayat: al-Qa‘qa>‘ bin Ma‘bad bin Zura>rah at-Tami>miy). Abu> Bakr berkata kepada ‘Umar, ‘Engkau memang sengaja ingin berbeda pendapat dariku.’ ‘Aku tidak bermaksud demikian,’ jawab ‘Umar. Lama mereka berdebat di hadapan Rasulullah hingga makin lama suara mereka makin meninggi. Allah lalu menurunkan ayat, ya> ayyuhallaz\i>na a>manu> la> tarfa‘u> as}wa>takum fauqa s}autin-nabiyy … sampai firman-Nya, ‘az}i>m.” Ibnu Abi> Mulaikah melanjutkan, “‘Abdulla>h bin az-Zubair berkata, ‘Setelah kejadian itu, ‘Umar—ia tidak menyebut kakeknya, yakni Abu> Bakr—selalu berbicara kepada Nabi dengan suara lirih, seperti orang yang sedang membicarakan sebuah rahasia. Ia tidak akan mengeraskan suaranya sampai Nabi menanyakan apa yang baru saja dikatakannya.’”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Diriwayatkan oleh al-Bukha>riy, S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b la> Tarfa‘u> As}wa>takum, hlm. 1222–1223, hadis nomor 4845 dan dalam Kita>b al-I‘tis}a>m bi al-Kita>b wa as-Sunnah, Ba>b ma> Yukrah min at-Ta‘ammuq wa at-Tana>zu', hlm. 1803, hadis nomor 7302.