Kisah KH. Idris Kamali Bertemu Habib Ali Kwitang, Keteladanan dan Ketawadhuan Ulama

Laduni.ID Jakarta – KH. Idris Kamali adalah seorang ulama besar asal Cirebon yang dikenal disiplin, istiqamah, dan tawadhu. Beliau merupakan menantu Hadratussyekh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng Jombang, setelah menikah dengan putrinya, Nyai Azzah Hasyim. Sepanjang hidupnya, KH. Idris mendidik banyak santri yang kelak menjadi ulama besar dan profesor. Beliau wafat pada 1984 dan dimakamkan di kompleks pemakaman ulama di Pesantren Kempek, Cirebon.
Salah satu kisah yang menggambarkan sikap luhur dan hormatnya kepada para ulama terjadi pada 1963. Kala itu, Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi dari Kwitang, Jakarta hendak berziarah ke maqbarah (makam) Hadratussyekh KH. M. Hasyim Asy’ari di Tebuireng. Peristiwa ini sangat istimewa, hingga Kyai Idris memutuskan untuk meliburkan pengajiannya, sesuatu yang hampir tak pernah beliau lakukan. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh salah seorang santri beliau, KH. Zubaidi Muslih yang dimuat dalam buku Tokoh Besar di Balik Layar (Pustaka Tebuireng, 2010).
“Besok pagi ngaji libur, karena ada tamu agung,” tutur Kyai Idris kepada para santri pada malam sebelumnya, seolah kedua tokoh ulama ini telah menjalin komunikasi.
Keesokan harinya, tepat pukul 11.00, Habib Ali datang dengan dipapah karena sudah sangat sepuh. Kyai Idris menyambutnya dengan penuh takzim dan mendampingi beliau menuju maqbarah. Mereka berdua kemudian membaca tahlil bersama di makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU) tersebut.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...