Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 89
Kerasulan Muhammad s}allalla>hu ‘alaihi wasallam adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh kaum Yahudi, namun ketika Nabi Muhammad diutus, mereka malah mengingkarinya karena Muhammad berasal dari bangsa Arab, bukan dari bangsa Yahudi. Itulah sebab nuzul ayat di ata
-
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ :أَنَّ يَهُوْدً كَانُوْا يَسْتَفْتِحُوْنَ عَلَى الْأَوْسِ وَالْخَزْرَجِ بِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ مَبْعَثِهِ. فَلَمَّا بَعَثَهُ اللهُ مِنَ الْعَرَبِ كَفَرُوْا بِهِ وَجَحَدُوْا مَا كَانُوْا يَقُوْلُوْنَ فِيْهِ، فَقَالَ لَهُمْ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ وَبِشْرُ بْنُ الْبَرَّاءِ بْنِ مَعْرُوْرٍ أَخُوْ بَنِيْ سَلِمَةَ :يَا مَعْشَرَ يَهُوْدَ، اِتَّقُوا اللهَ وَأَسْلِمُوْا، فَقَدْ كُنْتُمْ تَسْتَفْتِحُوْنَ عَلَيْنَا بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ أَهْلُ شِرْكٍ، وَتُخْبِرُوْنَنَا أَنَّهُ مَبْعُوْثُ وَتَصِفُوْنَهُ لَنَا بِصِفَتِهِ. فَقَالَ سَلَامُ بْنُ مِشْكَمٍ أَخُوْ بَنِيْ النَّضِيْرِ: مَا جَاءَنَا بِشَيْءٍ نَعْرِفُهُ، وَمَا هُوِ بِالَّذِيْ كُنَّا نَذْكُرُ لَكُمْ. فَأَنْزَلَ اللهُ جَلَّ ثَنَاؤُهُ فِيْ ذَلِكَ مِنْ قَوْلِه: (وَلَمّا جاءَهُمْ ...) (1)
Ibnu ‘Abba>s bercerita bahwa sebelum Rasulullah shallalla>hu ‘alaihi wasallam diutus, kaum Yahudi selalu menjadikan harapan diutusnya beliau sebagai pelecut semangat mereka untuk mengalahkan Suku Aus dan Khazraj. Akan tetapi, begitu Allah mengutus beliau sebagai rasul dari bangsa Arab— bukan dari bangsa Yahudi seperti yang mereka harapkan—mereka pun mengingkarinya dan mengingkari apa yang dulu mereka katakan. Mu'a>dz bin Jabal dan Bisyr bin Barra>’ bin Ma‘mar yang merupakan saudara Bani Salimah—salah satu klan dari suku Aus—berkata, “Wahai kaum Yahudi, takutlah kepada Allah dan masuklah ke dalam agama Islam! Dulu kalian minta kemenangan atas kami dengan wasilah pengutusan Muhammad; ketika itu kami adalah kaum musyrik. Kalian selalu memberitahu kami bahwa ia adalah nabi yang akan diutus. Kalian pun menuturkan kepada kami sifat-sifatnya.” Salam bin Misykam, yang berasal dari Bani Nad{i>r— salah satu klan dalam komunitas Yahudi—menjawab, “Ia (Muhammad) tidak mendatangi kami dengan membawa apa yang kami ketahui. Ia bukanlah orang yang telah kami ceritakan kepada kalian.” Allah lalu menurunkan firman-Nya, walamma> ja>’ahum ...
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa kaum Ans}a>r berkata, “Demi Allah, ayat ini turun mengenai kami (Aus dan Khazraj) dan tetangga kami (Yahudi).” (2)Sumber artikel:
Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017
(1) Hasan; disebutkan oleh at-T{abariy, Ibnu Abi> Ha>tim, al-Baihaqiy, dan Ibnu Kas}i>r dari jalur Ibnu Isha>q dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Sa'i>d bin Jubair atau ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abba>s. Riwayat ini memang d}aif, namun ia memiliki banyak syawa>hid (penguat) seperti disebutkan at-T{abariy. Syawa>hid ini tidak berkaitan langsung dengan sebab turunnya ayat, melainkan dengan makna sebagian ungkapannya. Ibnu Hajar dalam al-‘Uja>b mengisyaratkan bahwa riwayat Ibnu Isha>q ini lebih kuat daripada riwayat-riwayat lainnya. Ibnu Isha>q sendiri dalam Sirah-nya meriwayatkan makna yang sama dari jalur ‘A(telah bercerita kepadaku). Az-Z}ahabiy dalam al-Mi>za>n menyatakan, “Bila Ibnu Isha>q menyebutkan sebuah riwayat dengan ungkapan h}addasani> maka hadisnya dinilai hasan.” Penilaian yang sama dikemukakan Abu ‘Umar Na>di>. Lihat: at-T}abariy, Ja>mi' al-Baya>n, juz 2, hlm. 237–238, ‘Abdurrahma>n bin Abi Ha>tim ar-Ra>ziy, Tafsi>r al-Qur'a>n al-‘Az}i>m, (Mekah: Maktabah Niza>r Must}afa al-Ba>z, cet. 1, 1997), juz 1, hlm. 172, hadis nomor 905; Ahmad bin Husain al-Baihaqiy, Dala>’il an-Nubuwwah (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet. 1, 1988), juz 2, hlm. 76; Ibnu Kas}i>r, Tafsi>r al-Qur'a>n al-‘Az}i>m, juz 1, hlm. 337. Lihat pula: Ibnu Hajar, al-‘Ujab fi Bayan al-Asbab, hlm. 118; Abu ‘Umar Na>di>, al-Maqbul min Asbab an-Nuzu>l, hal. 64.
(2) Hasan; diriwayatkan oleh at-T{abariy dari jalur Ibnu Isha>q dari ‘Umar bin Qata>dah al-Ans}a>riy dari kakek-kakek mereka. Sanad ini dinilai hasan oleh Muqbil bin Hadi al-Wa>di‘iy. Lihat:
at-T{abariy, Ja>mi' al-Baya>n, juz 2, hlm. 237; Muqbil bin Ha>di> al-Wa>di'iy, as-S{ahi>h al-Musnad min Asba>b an-Nuzu>l, (Sana’a: Maktabah San'a>' al-Asariyyah, cet. 2, 2004), hlm. 19–20.