Biografi KH. R. Muhammad Najib Abdul Qodir

by CoAdmin11-Budi
4.473 Views
Selasa, 19 Juli 2022

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2    Riwayat Keluarga
1.3   Wafat

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-guru Beliau
2.3     Mengasuh Pesantren

3          Penerus Beliau
3.1      Anak-anak Beliau
3.2      Murid-murid Beliau

4 Organisasi, dan Karier
4.1   Karier Beliau

5    Silsilah Nasab
5.1 Silsilah Guru Beliau

6 Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. R. Muhammad Najib Abdul Qodir atau yang akrab di sapa Kiai Najib atau Gus Najib lahir di Krapyak, Panggungharjo, Sewon Bantul, Yogyakarta pada tahun 1954, beliau adalah putra kelima dari pasangan KH. R. Abdul Qodir Munawwir (Krapyak) dengan Ny. Hj. Salimah Nawawi (Jejeran) dan cucu dari KH. Muhammad Munawwir bin Abdullah Rosyad (pendiri Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta).

Kiai Najib adalah salah satu ulama Alquran yang menguasai Qiro'ah Sab'ah. Selama masa hidupnya, Kiai Najib menjadi guru Alquran di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta.
Berikut merupakan saudara kandung Kiai Najib, atau putra-putri K H. R. Abdul Qodir Munawwir dengan Ny. Hj. Salimah Nawawi:

1. Fatimah (wafat waktu kecil)
2. Nur Jihan (wafat waktu masih kecil)
3. Widodo (wafat waktu kecil)
4. Ny. Hj. Umi Salamah menikah dengan KH. Masyhuri Ali Umar
5. KH. R. Muhammad Najib (beliau sendiri) menikah dengan Ny. Hj. Musta’anah Salman
6. Ny. Hj. Munawwaroh menikah dengan KH. Nur Hadi Abd. Rahman
7. KH. R. Abdul Hamid menikah dengan Ny. Hj. Luluk Maftuhah Afdah, mengasuh PP. Ma'unah Sari Kediri.
8. KH. R. Abdul Hafidz menikah dengan Ny. Nur Laylia Husniawati

1.2 Riwayat Keluarga
Kiai Najib menikah dengan Ny. Hj. Musta'anah Saniyah (putri Kiai Salman Dahlawi, Popongan, Klaten). Atas pernikahannya itu, Kiai Najib mempunyai satu orang putri, yaitu Ning Nilna

1.3 Wafat
Kiai Najib wafat di usia 66 tahun, yaitu pada hari Senin, 4 Januari 2021 pukul 17.00 di kediamannya di Krapyak, Yogyakarta.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
Ayah Kiai Najib, K H. R. Abdul Qodir Munawwir mendirikan Madrasah Huffadz, sebuah lembaga pendidikan khusus bagi penghafal Alquran di lingkungan Pondok Pesantren Al-Munawwir. Lembaga ini didirikan untuk meneruskan perjuangan pengajian Alquran. Kiai Najib ditinggal wafat ayahnya pada tahun 1961, yaitu saat K H. R. Abdul Qodir Munawwir berusia 42 tahun. Saat itu Kiai Najib masih berusia 7 tahun. Kiai Najib mengaji dan menghafalkan Alquran hingga khatam melalui pamannya, Kiai Ahmad Munawwir. Kiai Najib tumbuh sebagai remaja yang cerdas dan enerjik. Bahkan di usia remajanya, Kiai Najib pernah menjadi mayoret dalam drumband di pesantren Krapyak.

Setalah mengaji dengan pamannya, Kiai Najib yang berusia 19 tahun kemudian mengaji Qiro'ah Sab'ah (7 ilmu membaca Alquran) di Kudus kepada Kiai Arwani Amin. Kiai Najib dikenal sebagai santri yang rajin dan gigih untuk menghafal Alquran. Karena Kiai Arwani yang sudah tua, Kiai Najib melanjutkan pengajian Alquran kepada Kiai Hisyam Hayat hingga khatam.

2.2 Guru-guru Beliau
Guru-guru beliau saat menuntut ilmu, di antaranya:
1. Kiai Ahmad Munawwir
2. Kiai Arwani Amin
3. Kiai Hisyam Hayat

2.3 Mendirikan dan Mengasuh Pesantren
Sepeninggal KH. Ali Maksum pada tahun 1989, Kiai Najib mulai mengasuh komplek Madrasah Huffadh, sebuah lembaga pendidikan khusus bagi penghafal Alquran di lingkungan Pondok Pesantren Al-Munawwir yang didirikan oleh ayahnya. Saat itu, kepemimpinan pesantren Al-Munawwir dipegang oleh KH. Zainal Abidin Munawwir. Sepeninggal KH. Zainal Abidin Munawwir, Kiai Najib kemudian menjadi pengasuh utama pesantren Al-Munawwir. Saat Kiai Najib ditunjuk oleh keluarga besar, Kiai Najib meminta satu syarat, yaitu semua keluarga harus mau terlibat bersama-sama mengurusi pesantren. Pada tahun 2016, Kiai Najib meresmikan gedung Ribathul Quran wal Qiraat, tempat yang dikhususkan bagi santri yang menghafalkan Alquran dan Qiro'ah Sab'ah.