Mbah Munif Rela Jadi Butiran Debu di NU

 
Mbah Munif Rela Jadi Butiran Debu di NU

GROBOGAN-, NU memang lahir untuk menjaga agama, utamanya ahlussunnah wal jamaah,dimana Aswaja merupakan jalan tengah tidak wahabi salafi juga tidak Syiah. Ini benar-benar organisasi yang diridhoi Allah, karena para kiai mendirikan NU juga atas restu Rasulullah SAW.

Demikian ditegaskan KH Munif Zuhri dari Mranggen Jawa Tengah dalam acara pembukaan Konferensi Wilayah (Konferwil) Ke-15 PWNU Jawa Tengah di di Pondok Pesantren Miftahul Huda Ngroto Gubug Grobogan, Sabtu (07/07/2018).

“NU ini organisasi yang diridhoi Allah. Sebelum berdiri, Hadratusysyaikh KH Hasyim Asy’ari bertemu Rasulullah Muhammad SAW sampai 6 kali. Bukan hanya sekali. Ini benar-benar terjadi dan itu artinya Kanjeng Nabi meridhoi lahirnya NU,” tegas Mbah Munif sebelum memimpin doa.

Mbah Munif juga menjelaskan bahwa beliau baru saja bertemu Hadratusysyaikh KH Hasyim Asy’ari sebelum penyelenggaraan Konferwil NU Jateng ini.

“Malam Jumat kemarin, saya bertemu Mbah Hasyim Asy’ari. Beliau berpesan agar kita semua menjaga NU. Karena NU inilah tiang agama  yang menjaga negara,” lanjut Mbah Munif sambil meneteskan air mata.

Pada kesempatan tersebut, Kiai Munif juga menyampaikan bahwa beliau beruntung sekali menjadi orang NU.

“Saya tidak perlu jadi siapa-siapa. Tidak usah jadi siapa-siapa. Tidak usah jadi apa-apa. Saya cukup seneng. Saya cukup lega. Bangga. Meskipun saya hanya jadi butir debu yang menempel di tiang bendera NU yang tidak sempat terusap sampai kiamat,” ungkap Mbah Munif.

Sisa umur saya tidak banyak, lanjut Mbah Munif,  akan saya habiskan untuk NU.

“Meski saya diam di rumah, saya mendoakan NU. NU darah saya. Semoga ini bisa mendasari warga NU di pelosok negeri ini,” tegas Mbah Munif.

Acara Konferwil ini dihadiri berbagai kalangan, khususnya PCNU Se-Jawa Tengah, pejabat Pemda Jateng, Pemda Grobogan, dan para tokoh. Ketua Umum PBNU, Prof Dr KH Said Aqil Siraj langsung datang memberikan sambuatn pengarahan. (md/rk)