PCI NU Taiwan: Fenomena Warga Taiwan Minat Menjadi Muslim Meningkat

 
PCI NU Taiwan: Fenomena Warga Taiwan Minat Menjadi Muslim Meningkat

Taipei _ Agama Islam yang disebarkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw merupakan agama yang ditujukan demi kesejahteraan dan keselamatan seluruh umat sekalian alam. Kata Islam sendiri yang berasal dari bahasa Arab berarti tunduk, patuh, selamat, sejahtera, dan damai. Maka, agama Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menegakkan perdamaian di dunia sehingga persaudaraan dapat terjalin dengan erat.

Islam disebarkan dengan cara yang damai dengan cara yang santun karena itu banyak orang-orang yang diluar Islam merasa sangat damai jika berada dilingkungan orang Muslim. Salah satu contoh di Taipe Kota terbesar di Taiwan, banyak dari mereka yang ingin memeluk Agama Islam.

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Taiwan setiap pekan menerima permintaan penduduk Taipei yang ingin menjadi pemeluk agama Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ketua PCI NU Taiwan Agus Susanto di Taipei mengatakan fenomena ini terjadi dalam dua-tiga tahun terakhir dimana minat penduduk Taiwan menjadi pemeluk agama Islam meningkat.

“Setiap minggu ada saja permintaan dari penduduk asli yang ingin masuk Islam,” ujar Agus, Senin (9/7).

Untuk kemudahan  dalam prosesnya PCI NU Taiwan menyiapkan segala hal proses pemindahan agama atau keyakinan tersebut  “Kami sudah mempersiapkan ustadz yang berkompeten untuk itu agar secara agama prosesinya sah dan memenuhi syarat-syaratnya,” ucap Agus.

Keinginan masuk Islam juga terjadi di kalangan buruh migran (TKI) yang semula berbeda keyakinan. Setelah bekerja di Taiwan berinteraksi dengan TKI lainnya lalu mendapat hidayah untuk memeluk Islam. Agus menyatakan tidak selalu perpindahan agama itu disebabkan karena keinginan pria Taiwan untuk menikah dengan TKI yang dalam hal ini menjadi fenomena baru dalam tiga-empat tahun terakhir.

Sebelumnya, pria Taiwan berminat meminang gadis Singkawang untuk menjadi istri. Kecenderungan itu kini berubah dengan meminang TKI untuk menjadi istri.

Karena sebagian besar TKI Muslimah, dan data PCI-NU menyatakan tidak sedikit dari mereka adalah alumni madrasah atau pondok pesantren NU, maka lebih mudah PCI NU untuk membina dan menguatkan keyakinan mereka. Dia juga menangkap fenomena perilaku TKI yang ramah, mudah senyum, sopan dalam berpakaian dan berperilaku serta istiqamah menjalankan keyakinannya menjadi faktor penyebab penduduk Taiwan memeluk Islam.

“Jadi tidak hanya sekadar ingin menikah, tetapi karena adab dan akhlak TKI yang menjadikan mereka tersentuh, meski diyakini hidayah itu tetap milik Allah,” kata Agus.

Lalu bagaimana dengan pembinaan selanjutnya bagi mualaf tersebut? Agus menyatakan PCI NU sudah membuat paket informasi yang diperlukan untuk memperdalam agama dan konsultasi tatap muka kapan saja, sesuai kebutuhan mualaf.

PCI NU Taiwan berdiri pada 2007. PCI NU diprakarsai sejumlah TKI yang aktif dalam wadah pengajian rutin yang kemudian difasilitasi sepenuhnya oleh PBNU, dan kini memiliki 11 ranting di Taiwan.