Tajuk Ahad Laduni.id 19/08/2018: Optimis, Tidak Mimpi, Kita Sedang pada Jalur yang Benar

 
Tajuk Ahad Laduni.id 19/08/2018: Optimis, Tidak Mimpi, Kita Sedang pada Jalur yang Benar

Tajuk Ahad Laduni.id, 19 Agustus 2018

Optimis, Tidak Mimpi, Kita Sedang pada Jalur yang Benar

Di hadapan para peserta upacara peringatan Hari Pramuka ke-37, Presiden memberikan pesan yang sangat jelas, khususnya kepada remaja dan pemuda generasi penerus bangsa, yaitu terkait kewajiban menjaga Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, mengejar kemampuan dan peningkatan kompetensi di era industri 4.0, serta mengasah kemampuan kepemimpinan sebagai bekal kejayaan bangsa Indonesia.

Sebuah tantangan di tengah optimisme kebangsaan!

Begitu pula sekelompok mahasisa dari Program Studi Geografi FMIPA Universitas Indonesia yang memperoleh penghargaan atas solusi pendeteksian dalam rangka penemuan sumber minyak dan gas berbasis pada citra satelit. Ini sangat mengagumkan, karena menjawab persoalan waktu dan biaya dalam proses eksplorasi minyak dan gas. Sebagaimana kita ketahui, negeri dengan puluhan ribu kepulauan ini diprediksi menyimpan banyak cadangan minyak dan gas, sebagaimana pulau kecil Simeleu yang menyimpan cadangan minyak lebih besar dibanding cadangan minyak negara Arab Saudi.

Bersiaplah wahai para generasi muda bangsa dalam menyongsong kejayaan bangsa, karena seiring waktu, pemerintah telah banyak mengambil alih pengelolaan hasil tambang bumi dari perusahaan asing!

Begitu juga dengan siswa-siswa unggulan dari SMA Negeri 2 Situbondo, yang menyabet medali juara pada ajang Creative Camp 2018 melalui penyediaan inovasi produk herbal yang memiliki banyak kasiat bagi penyembuhan penyakit di masyarakat modern. Negeri surga yang menghasilkan banyak rupa dari tetumbuhan sepele di seputar kita.

Presiden dalam pidato resmi kenegaraan di depan MPR dengan secara jelas dan tegas mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bangkit bersama menjadikan Indonesia sebagai negara maju! Pidato yang sudah secara kasat mata dibuktikan oleh pemerintah menjadi negara kelas menengah yang tepercaya, lantas kini mengajak bersama untuk membuat terobosan-terobosan baru untuk melakukan shortcut menuju negara maju!

Dorongan semangat dan optimisme ini terus melebar dan meluas di tengah keprihatinan sebagian saudara kita yang masih berjuang menangani kondisi darurat paska gempa bumi di Lombok, tanpa banyak bicara, Nahdlatul Ulama telah membuktikan sebagai organisasi yang tanggap dan peduli pada sesama, terbukti secara serempak mendonasi, mengumpulkan, membagikan dana dan material melalui gerakan NU Peduli Lombok yang juga telah melakukan perawatan medis, psikosial, pengelolaan lokasi pengungsian, serta dapur umum. Siang malam tak kenal lelah, salut!

Secara hampir bersamaan, para diaspora NU di banyak negara dan sesepuh NU saat ini sedang melakukan pertemuan penggerak NU dalam lingkup internasional, mereka berkumpul di Mekkah, Arab Saudi, untuk membicarakan peran Islam Nusantara sebagai juru damai dunia, sebuah peran yang seharusnya diambil dalam konteks Islam rahmatan lil’alamin. Tercatat Rais Aam yang sudah ditetapkan sebagai Cawapres Jokowi, Katib Aam kyai Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU H. Helmy Faishal Zaini, dan banyak tokoh NU lainnya.

Perhatikan, peran Islam Nusantara ini diselenggarakan di negara Arab Saudi yang belakangan ini resah dengan adanya ulama dan pengkhutbah di masjid yang radikal, hingga beberapa hari yang lalu seorang ulama senior yang teridentifikasi sebagai ulama radikal, Nassar al-Omar, ditangkap polisi kerajaan.

Lantas memaksa negara kerajaan tersebut melaunching sebuah aplikasi untuk memonitoring khutbah di mimbar-mimbar masjid. Negeri yang memproklamirkan sebagai penjaga haramain ini tengah khawatir dengan adanya ulama dan tokoh radikal, manakala kerajaan tengah beringsut menjadi negara moderat.

Satu sisi Islam Nusantara memperkenalkan kembali Islam penuh rahmat khas Indonesia, satu sisi mempertegas Indonesia sebagai negara besar mayoritas muslim yang tetap bisa menjaga kebersatuannya!

Semangat itu berkelindan dalam benak bocah SD desa Silawan, kecamatan Tasifeto Timur, kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Yohanes Ande Kala, yang akrab dipanggil Joni, bocah ini rela menyabung keselamatan dirinya sendiri untuk secara patriotis mensukseskan pelaksanaan upacara peringatan kemerdekaan yang dihadiri oleh bupati dan pejabat setempat. “Aku ingin melihat bendera merah putih berkibar…”, kata bocah lugu ini membuat trenyuh masyarakat banyak, berlinangan air mata, apalagi setelah mengetahui ternyata Joni sedang sakit pada waktu memanjat tiang bendera agar pengibaran bendera dapat dilaksanakan.

Terngiang pidato bung Karno, “beri aku 10 pemuda, maka akan kugoncangkan dunia!!!”, maka Joni layak menjadi teladan sangat bagus bagi para pemuda, dan… kita berharap Joni adalah puncak gunung es, di mana masih banyak Joni-Joni lain yang memiliki jiwa patriot demi nusa bangsa!

Semangat itu pula yang seolah menjiwai Presiden dalam upacara kemerdekaan dengan mengenakan baju adat khas Aceh, yah, negeri ini sudah 13 tahun melewati Perdamaian Aceh, setelah perjanjian Helsinski tahun 2005, semangat untuk "mari tingkatkan persatuan dan mari kerja bersama demi bangsa!" Semangat tari Saman oleh hampir 500 an pemuda untuk bergerak rampak, kompak, serempak, demi sebuah performance yang membelalakkan kelopak mata dunia!

Hingga, seolah kita diajak bermimpi dalam pembukaan Asian Games, dengan adanya suguhan pertunjukan spektakuler berstandard dunia, layaknya olimpiade.

Namun, sepertinya bukan mimpi!
Ya, ini bukan mimpi!

Kita sedang mensetarakan diri dengan icon-icon dunia lainnya!
Di tengah keunggulan negeri kebanggaan kita di banyak bidang bila dibandingkan dengan banyak negara lainnya!

Ya, kita tidak sedang bermimpi, kita sedang menapaki jalan-jalan menuju kemonceran, kejayaan, bangsa, sebuah jalan yang mungkin belum pernah kita tapaki!!!
Kita tidak sedang bermimpi!

Siapa kita?!
Indonesia!!!

Siapa kita?!
Indonesia!!!

Siapa kita?!
Indonesia!!!

Salam Islam Nusantara!
Salam Indonesia Mercusuar Dunia!

 

 

 

Tags