Jika Takbir Mereka Untuk Membesarkan Nama Allah, Niscaya Tidak Akan Ada Saling Serang

 
Jika Takbir Mereka Untuk Membesarkan Nama Allah, Niscaya Tidak Akan Ada Saling Serang

Suatu kali, Sayyidil Al Habib Umar bin Hafidz berkata, “Saat ini banyak muslim saling berperang dan saling menyerang satu sama lain dengan memekikkan takbir “Allahu Akbar” dan yang lain meneriakkan kalimat “Allahu Akbar”,

Padahal mereka sebenarnya tidak membesarkan Nama Allah/menganggungkan Allah. Kalau memang mereka mengagungkan dan membesarkan Nama Nya, pasti tangan mereka tak akan menyakiti atau menyerang muslim yang lain.

“Hakikatnya mereka membesarkan akal mereka sendiri, membesarkan kepentingan dunia atau partai mereka sendiri ..

Kalau mereka benar-benar membesarkan Nama Allah, tak akan berbuat saling menyerang yang ini terhadap saudaranya yang lain.

“Akan tetapi inilah fitnah yang sudah menimpa umat ini…

Yaa Robb, angkatlah kegelapan pada ummat ini..”
(Guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidz).

 

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam pernah bersabda, “Aku lebih dahulu wafat daripada kalian, dan aku menjadi saksi atas kalian, dan aku demi Allah, sungguh telah melihat telagaku sekarang, dan aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi atau kunci-kunci bumi. Demi Allah, saya tidak mengkhawatirkan kalian akan berbuat syirik sepeninggalku, namun yang justru aku khawatirkan atas kalian adalah kalian bersaing terhadap kekayaan-kekayaan bumi.” (HR Bukhari 5946).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga pernah bersabda, “Aku mendahului kalian ke telaga. Lebar telaga itu sejauh antara Ailah ke Juhfah. Aku tidak khawatir bahwa kalian akan kembali musyrik sepeninggalku. Tetapi yang aku takutkan ialah kamu terpengaruh oleh dunia. Kalian berlomba-lomba untuk mendapatkannya kemudian berbunuh-bunuhan, dan akhirnya kalian musnah seperti kemusnahan umat sebelum kalian”. (HR Muslim 4249).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun pernah bersabda, “Sungguh demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan dari kalian. Akan tetapi, yang aku khawatirkan atas kalian adalah, bila kalian telah dibukakan (harta) dunia sebagaimana telah dibukakan kepada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-loba untuk memperebutkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba memperebutkannya sehingga harta dunia itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka.” (HR Bukhari 2924).

Begitu pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepada kaum Anshar, “Sepeninggalku nanti, akan kalian jumpai sikap atsarah (sikap egoism, individualisme, orang yang mementingkan dirinya sendiri dan kelompok). Maka bersabarlah kalian hingga kalian berjumpa denganku dan tempat yang dijanjikan untuk kalian adalah telaga al-Haudl (di surga)” . (HR Bukhari 3509).

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) Al-Quran, sehingga ketika telah tampak kebaikannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari Al-Quran, membuangnya di belakang punggungnya dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”.

Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”.

Beliau menjawab, “Penuduhnya”.
(HR. Bukhâri)

Mari bersholawat:
Allohumma sholli wa sallim ‘alaa ‘abdika wa rosulika khootamin nabiyyiina, wa akromil awwaliina wal akhiriina, Sayyidina Muhammadin, wa ‘alaa Aalihi wa shohbihi wat tabi’iina, wa farrij ‘alal muslimiina, Ya Qowiyyu Yaa Matiinu, wak-fi syarrodz dzolimiina.