Mudahkah Rezeki dengan Shalat Dhuha?
LADUNI.DI I HIKMAH- Shalat dhuha yang dikenal sebagai shalat pembuka keberkahan dan pintu rezeki sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist dari Uqbah bin Amir, nabi bersabda: “ Sesungguhnay Allah SWT berfirman: wahai anak adam , kerjakanlah untuk saya, empat rakaat di permulaan siang , saya akan cukupi untuk diri engkau dengan sembahyang itu di akahir hari engkau” (HR. ahmad:17390).
Dalam menginterpretasi hadist diatas pada teks “….shalat empat rakaat”, para ulama berbeda pandangannya, sehingga dapat disimpulkan kepada tiga qaul (pendapat). Pertama, shaalat 4 rakaat merupakan shalat qabliyah subuh dan subuh. Kedua, empat rakaat itu shalat dhuha. Ketiga , shalat Isyrak yang dimaksudkan dalam pemahan shalat empat rakaat tersebut.
Namun kebanyakan ulama,diantaranya seperti Syekh Ibnu Abdi Bar dan di perkuat argumennya oleh Mula Ali Al-Qari berpendapat shalat empat rakaat itu merupakan shalat dhuha. (Syekh Ali Al-Qari, Kitab Al-Mirqah: III: 980, Syekh Ibnu Abdi Bar, kitab Al-Istizdkar Fi Syarhi Madzahib’Ulama Al-Amshar:II:267).
Berdasarkan hadist diatas bahwa shalat empat rakaat tersebut akan di bukakan pintu rezeki bukan dalam tendensi keduniawaannya, kalau dikerjakan dengan semata-mata untuk memperlancarkan rezeki semata-mata,sia-sialah ibadah yang telah di kerjakan itu, maka untuk itu hendaklah shalat dhuha berlandaskan untuk mengharap ridha ilahi.penekanan ini dapat dipahami dalam hadist dengan ungkapkan “kerjakan untuk saya empat rakaat”,disitu dapat di konklusikan bahwa keikhalasan menjadi modal utama untuk meraih apa yang telah dijanjikan Allah Swt itu. Keikhlasan bukan hanya berlaku untuk dhuha saja termasuk semua rangkaian ibadah baik vertical maupun horizontal
Waktu dan Jumlah Rakaat
Shalat dhuha ini dikerjakan ketika matahari naik sepenggalah sekitar jam 07.00Wib lewat atau tujuh hasta sejak terbit matahari. Batas akhirnya waktunya menjelang masuk waktu sembahyang dhuhur. Shalat dhuha minimal di kerjakan dengan dua rakaat, sedangkan maksimal 12 rakaat, ini menurut pendapat Imam Rafi’i dalam karyanya bernama kitab Syarah Shagir dan kitab al-Muharrar. Sedangkan menurut pendapat Imam Nawawi , dhuha minimal dua rakaat dan maksimalnya delapan rakaat sebagaimana diungkapkan dalam kitab syarah Al-Muhazzabi. Surat yang disunatkan dalam shalat dhuha pada rakaat pertama Asy-Syam dan rakaat kedua al-Lail.
Helmi Abu Bakar El-langkawi
Dewan Guru di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Aceh
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...