Masalah Perbedaan Pilihan Politik, Ini Dawuh KH Marzuqi Mustamar

 
Masalah Perbedaan Pilihan Politik, Ini Dawuh KH Marzuqi Mustamar

LADUNI.ID, Surabaya - Menjelang perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti, kisah yang hampir sama pada tahun 2014 kembali terulang. Hal ini semakin menjadi sejak dua kubu yang sama kembali mencalonkan diri masing-masing. Alhasil saling ejek antar pendukung dari kedua belah pihak calon presiden di kontes 2019 ini tak bisa terelakkan.

Hal ini mendapat tanggapan dari KH Marzuqi Mustamar ketika ngaji rutin Sabtu malam Ahad yang bertempat di Musholla PWNU Jawa Timur. KH Marzuqi Mustamar berpesan kepada seluruh hadirin yang mengikuti kegiatan ngaji pada kesempatan itu agar tetap bisa menjaga sehingga suasana kondusif di masyarakat bisa tetap terjaga.

“Jangan sampai hanya karena salah ucap, salah bersikap, kita masih merasa Islam, namun oleh Allah kita sudah dianggap kafir. Kalau menurut Allah tidak kafir, lalu kita kafirkan, kita murtadkan. Maka yang menjadi murtad adalah yang mengafirkan. Termasuk beda pilihan presiden,” pesan Kiai Marzuqi pada Sabtu (15/9).

Ketua PWNU Jawa Timur ini juga menerangkan bahwa, kebenaran memilih salah satu calon presiden dan wakilnya merupakan kebenaran ijtihadi, bukan termasuk kebenaran qath’i.

“Itu bukan ijma’ul muslimin (kesepakatan orang islam.red). Bukan kebenaran yang berdasarkan nash dalam Alquran,” terangnya.

Sehingga, lanjutnya, tidak boleh bahwa orang yang memilih salah satu calon mengafirkan orang memilih calon lainnya. “Termasuk juga adalah orang yang dulunya memilih Jokowi kemudian memilih Prabowo atau sebaliknya, kemudian dianggap murtad, dianggap bajingan. Jangan seperti itu,” imbuhnya.

Sebaliknya, KH Mustamar berpesan agar dapat menjaga keselamatan masing-masing sehingga bisa terbebas dari suul khatimah.

“Barangkali ada teman yang pro salah satu pihak kemudian mengafirkan pendukung pihak satunya, mari kita ingatkan. Demi keselamatan kita agar tidak su’ul khatimah,” tambah Kiai Marzuqi.

Sebab itu, keutuhan bangsa dan negara itu lebih penting sehingga semua pihak yang ada harus bisa menjaga keutuhan ini.

“Beda pendapat tapi tetap utuh itu jauh lebih baik daripada sama pendapat tapi bertikai,” tegasnya.