Mencegah Terpengaruh Ideologi Membahayakan, Santri Tambakberas Dibekali Amalan Aswaja

 
Mencegah Terpengaruh Ideologi Membahayakan, Santri Tambakberas Dibekali Amalan Aswaja

LADUNI.ID, Jombang – Dalam rangka menjaga agar santrinya tidak terpengaruh pemahaman dan ideologi yang dinilai membahayakan, Pesantren Bahrul Ulum Asrama Al-Ghozali Tambakberas, Jombang laksanakan Ratib Al-Haddad yang digelar secara rutin tiap malam Jumat, seperti yang dimulai pada Jumat Pon, Kamis (20/9) kemarin.

Dalam kegiatan ini diikuti puluhan santri putera dan bertempat di pelataran asrama Al-Ghozali. Selain pembacaan Ratib Al-Haddad juga ada ceramah ringan untuk para santri.

"Alhamdulillah para santri masih sangat antusias dengan pembacaan Ratib Al-Haddad ini. Kegiatan ini dilakukan setiap lima minggu sekali yaitu Jumat Pon dalam hitungan kelender Jawa," kata Ketua Asrama Al-Ghozali, Muhammad Choirurojikin, seperti dilansir dari laman NU Online.

Oji, sapaan akrab Muhammad Choirurojikin ini, menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya asramanya dalam memperkuat nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah. Hal ini sesuai dengan ideologi asramanya yang berwawasan luas, modern dan toleran.

"Setiap malam Jumat disini ada acara rutinan, seperti ziarah kubur, khitabah, khataman Al-Qur'an, yasinan dan tahlil serta beberapa kegiatan lainnya," jelas Oji.

Selain itu, Oji juga menerangkan bahwa amalan ala Aswaja ini diharapkan bisa melahirkan generasi muslim yang berilmu, bertaqwa, berakhlakul karimah dan paham Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah. "Kalau di pesantren sudah dibiasakan dengan kegiatan amaliah Aswaja maka ketika pulang tidak bingung lagi saat disuruh mimpin," terang Oji.

Oji yang merupakan santri berasal dari Kabupaten Mojokerto ini mengatakan, asrama Al-Ghozali secara khusus punya program mencetak ulama yang faqihan wa sufian. Atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan seorang ulama yang ahli fikih dan tasawuf.

Untuk menuju kesana, Al-Ghozali mengajarkan para santri dengan kitab kuning klasik. Seperti dalam ilmu fikih diajarkan Kitab Fathul Qorib dan Fathul Wahab. Dalam ilmu tasawuf memakai Kitab Kifayatul Adzkiya' dan Al-Hikam. Sedangkan untuk ilmu nahwu memakai Kitab Al-Fiyah Ibnu Malik dan Al-Imriti. Serta Kitab Ghoyatul Ushul untuk materi Ushul Fikih dan Fathul Majid untuk ilmu tauhid.

"Semua materi yang kita ajarkan bersumber dari para ulama Aswaja dan diajarkan oleh guru yang punya sanad sampai ke Rasullah SAW. Jadi wali santri tak perlu khawatir anaknya tersesat di sini," tegas Oji.