Danau Laut Tawar #4 : Luapan Air Hingga Menjadi Danau dan Mercusuar Destinasi Wisata Dunia

 
Danau Laut Tawar #4 : Luapan Air Hingga Menjadi Danau dan Mercusuar Destinasi Wisata Dunia

LADUNI. ID, SEJARAH- Di dalam perahu itulah nanti seluruh mahluk hidup akan tinggal sementara, makan dan minum serta bisa mengangkut bekal makanan karena tidak ada yang mengetahui sampai kapan banjir itu akan surut atau berhenti.

 Entah berapa bulan atau mungkin berbilang tahun. Perahu besar pun harus segera di buat dan akan diletakkan di sebuah tempat yang berdekatan dengan Mekkah.

Pada hari baik, setelah ada kesepakatan untuk membuat perahu yang besar, mulailah Unok dan orang-orang yang percaya akan alamat ilham Sang Unok mengumpulkan perkakas dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat perahu besar tersebut. 

Pohon-pohon mulai di tebang, tali tambang mulai di rajut. Membuat perahu yang besar di perlukan pohon yang besar serta banyak pula, maka Unok memutuskan untuk memilih batang pohon besar yang ada di samping kolam ikan di tengah hutan. 

Tentunya dengan segera mulailah Unok menarik kuat batang pohon tersebut karena memang sangat besar dan berumur sangat tua.

Unok hampir kehabisan tenaga namun terus menarik batang pohon tersebut, begitu kuatnya Unok menarik hingga batang pohon tersebut tercabut beserta dengan akar-akarnya yang mengurat dalam di tanah. 

Setelah batang pohon besar tadi berhasil di cabut oleh Unok maka ia membawanya dengan cara menyeret ke  tanah sampai ke tepi pantai Laut Aceh dan meneruskanya hingga menyeberangi lautan yang luas sehingga hampir mendekati Mekkah.

 Bekas akar pohon besar tadi yang tanahnya terbongkar sehingga membentuk lubang yang sangat besar serta sangat dalam.

Lama-kelamaan air kolam memenuhi lubang tersebut, airnya pun semakin hari semakin banyak hingga kolam tersebut berubah menjadi danau yang dikenal dengan nama Danau Laut Tawar.

Danau tersebut kabarnya bekas batang pohon besar yang diseret Unok itu kini telah menjadi Arul (sungai) yang bernama sungai Peusangan yang mengalirkan air dari Danau Laut Tawar menuju pesisir Aceh saat ini. 

Beranjak dari itu terlepas benar atau tidak cerita diatas, tentunya Sanau Laut Tawar (DLT) hendaknya aset pemerintah Aceh pada umumnya sebagai destinasi wisata. 

Sayangnya, potensi wisata danau ini menjadi kurang berkembang. Harapanku agar dapat berkeliling danau dengan menggunakan perahu tak terlaksana. 

Tak ada orang-orang yang menawarkan jasa perahu di sana. Hanya nampak beberapa orang saja yang terlihat memancing. Itupun penduduk lokal dengan perahu kecil yang muat untuk 1-2 orang saja. 

Sekali lagi mari kita membumikan milik kita menuju destinasi pariwisata dunia. 

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga.
Referensi: lintasgayo.com