Tarekat Naqsyabandiah #3: Silsilah Tarekat Naqsyabandiah Bersambung Hingga Rasulullah, Benarkah?

 
Tarekat Naqsyabandiah #3: Silsilah Tarekat Naqsyabandiah Bersambung Hingga Rasulullah, Benarkah?

LADUNI.ID, TASAWUF- Kita telah mengetahui bahwa ungkapan  “Naqsyabandi” (نقشبندی) berasal dari Bahasa Arab iaitu Murakab Bina-i dua kalimah Naqsh dan Band yang bererti suatu ukiran yang terpateri, atau mungkin juga dari Bahasa Persia, atau diambil dari nama pendirinya yaitu Baha-ud-Din Naqshband Bukhari. Sebagian orang menerjemahkan kata tersebut sebagai "pembuat gambar", "pembuat hiasan".

Sebagian lagi menerjemahkannya sebagai "Jalan Rantai", atau "Rantai Emas". Perlu dicatat pula bahwa dalam Tarekat Naqsyabandiyah, silsilah spiritualnya kepada Nabi Muhammad adalah melalui khalifah Hadhrat Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu, sementara kebanyakan tarekat-tarekat lain silsilahnya melalui khalifah Hadhrat Sayyidina Ali bin Abu Thalib Karramallahu Wajhahu. Lebih jelasnya dapat dilihat silsilah tarekat ini selengkapnya pada sketsa berikut ini:

Muhammad SAW

 
 

Abubakar Shiddiq

Salman Al-Farisi

 
   

Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar Shiddiq

 
   

Ja’far As-Siddiq (w. 148/765(

 
 

Abu Yazid Thaifur Al-Bistami (w. 260/874)

Abu ‘Ali Al-Farmadi (w. 477/1084)

Abu Ya’qub Yusuf al-Hamdani (w. 535/1140)

‘Abd. Al-khaliq Al-Ghujdwaini (w. 477/1084)

‘Arif Al-Riwgari (w.657/1259)

Mahmud Anjir Faghnawi (w.643/1245)

‘Azizan ‘Ali Al-Ramitani (w. 705/1350)

 
   

Muhammad Baba As-Samasi (w. 740/1340) 

Amir Sayid Kulal Al-Bukhari (w. 772/1371)

Muhammad Bahauddin Naqsyabandi (717-791/1318-1389)

 Dalam menjalankan aktivitas dan penyebaran tarekat Naqsyabandi. Beliau mempunyai tiga orang khalifah utama, yakni Ya’qub Carkhi, ‘Ala Al-Din ‘Aththar dan Muhammad Parsa. Masing-masing orang tersebut mempunyai seorang atau beberapa oarang khalifah lagi. Guru yang paling menonjol dari angkatan selanjutanya yang berasal dari khalifah Ya’qub Carkhi adalah Khwaja ‘Ubaidillah Ahrar.

Dalam penyebaran Tarekat Naqsyabandiyah ia berjasa menetapkan sebuah pola yang banyak diadopsi oleh mayoritas syekh Naqsyabandiyah selanjutnya, yaitu menjalin hubungan akrab dengan kalangan istana. Oleh karena demikian ‘Ubaidillah mendapat kekuasaan politik yang luas jangkauannya.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi

Penggiat Liaterasi dan Pecinta Tasawuf Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Aceh.