IIS UGM Mendesak Agar Inventor Menghindari Investasi Senjata Nuklir

 
IIS UGM Mendesak Agar Inventor Menghindari Investasi Senjata Nuklir

LADUNI.ID,Yogyakarta - Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyerukan Penarikan Investasi Produksi Senjata Nuklir. Seruan tersebut disampaikan melalui penyebaran kampanye anti penggunaan senjata nuklir di media sosial dan penerbangan spanduk “Make Peace, Not Nukes” di langit lapangan Graha Sabha Pramana UGM.

Yunizar Adiputera, salah satu juru kampanye International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), mengatakan aksi mereka bertujuan untuk membuka ruang partisipasi publik untuk menghentikan produksi senjata nuklir dengan melakukan kampanye divestasi dari industri senjata nuklir.

“Kita mengajak publik untuk mendesak institusi-institusi keuangan global menghindari investasi di bidang yang jelas-jelas bertentangan dengan norma kemanusiaan,” kata Dosen Hubungan Internasional Fisipol UGM ini dalam rilis yang dikirim ke wartawan, Kamis (27/9).

Yunizar menyebutkan Traktat Pelarangan Senjata Nuklir yang dibuat oleh PBB berlaku secara penuh dan mengikat, namun traktat tersebut perlu diratifikasi oleh setidaknya 50 negara. Status ini penting guna mempersempit ruang gerak pengembangan senjata nuklir. Sayangnya, dari 14 negara yang telah meratifikasi, Indonesia belum termasuk di dalamnya. Maka dari itu, target utama kampanye ICAN dan IIS UGM di Indonesia adalah mendorong pemerintah agar segera meratifikasi TPNW.

“Sebagai negara yg berkomitmen pada nilai-nilai kemanusiaan, ratifikasi traktat tersebut seharusnya menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah. Semakin cepat maka semakin kuat norma pelarangan yang dibangun,” pungkas Yunizar. 

Selain di UGM, aksi ini juga dilakukan oleh aktivis antisenjata nuklir dari berbagai belahan dunia. Mereka melakukan aksi 26 September Global Day for Action untuk mengecam kegiatan investasi yang dilakukan oleh BNP Paribas, bank multinasional asal Prancis. Seruan ditujukan agar BNP Paribas menarik seluruh investasinya kepada perusahaan-perusahaan produsen senjata nuklir.