Samalanga dan Batee Iliek #6: Misteri Harimau Teungku Ramieleé

 
Samalanga dan Batee Iliek #6: Misteri Harimau Teungku Ramieleé

LADUNI.ID,SEJARAH- Teungku Nyak Muda Ali (Teungku Ramieleé) beristrikan anak Geuchik Gampong Pulö. Sementara itu dari hasil perkawinannya, Beliau mempunyai dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Yang laki-laki bernama Ibrahim Siddig meninggal pada saat berumur sepuluh tahun dan yang perempuan bernama Hamidah.

Setelah mertuanya meninggal, Teungku Nyak Muda Ali (Teungku Ramieleé) menggantikannya menjadi Geuchik Gampong Pulö. Masyarakat Gampong Pulö sangat hormat kepada Beliau.

Selain orangnya alim, Beliau sangat membela kepentingan warganya, baik itu jika berhadapan dengan para uléebalang maupun berhadapan dengan gampong lain. Seluruh masyarakat Gampong Pulö sangat bertumpu pada Beliau.

Perannya sebagai Geuchik,  Teungku Nyak Muda Ali (Teungku Ramieleé) bisa diajak bicara dan berunding beraneka macam urusan. Beliau sangat menguasai ilmu Agama Islam seperti Fikih, Tauhid, Tasauwuf, dan Sejarah. Selain itu juga sangat menguasai ilmu politik pada saat itu.

Selama Beliau menjadi Gechik,  Gampong Pulö tetap aman. Bila ada yang berselisih paham,  Teungku Nyak Muda Ali (Teungku Ramieleé) bertindak seakan-akan menjadi wakil dari kedua pihak.

Namun pada hakekatnya bertindak selaku hakim penyelesaian sengketa. Teungku Nyak Muda Ali (Teungku Ramieleé) mempunyai hewan piaraan harimau, yang hitam harimau jantan bernama KUMBANG, yang putih harimau betina bernama SAMDEH. Ditambah lima ekor harimau belang. Harimau-harimau tersebut bukan sembarang harimau, mereka juga keramat seperti Beliau.

 

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Aceh

(Sumber: Zubaidah, Bate Ilie’ Yang Menyimpan Sejarah)