Kalau Indonesia Konflik, Maka Beginilah Menurut BNPT

 
Kalau Indonesia Konflik, Maka Beginilah Menurut BNPT

LADUNI.ID, Jakarta - Dihimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar menjaga perdamaian dan menjauhi adanya konflik. Seruan ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan Terorisme Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Hamli.

Menurut Hamli, jika Indonesia masih mengedepankan ego pribadi dan mengakibatkan konflik mulai bermunculan, maka kelompok ketiga atau kelompok teroris akan masuk dan ikut ‘meramaikan’ sehingga konflik menjadi lama dan susah diatasi. 

“Jangan sampai ada konflik di Indonesia. Kalau konflik mereka (kelompok teroris) masuk ke Indonesia,” tegas Hamli, di Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (3/10) kemarin.

Adapun konflik di negara-negara Timur Tengah misalnya. Awalnya konflik antara pemerintah dan pihak oposisi, namun karena ada kesempatan akhirnya para kelompok seperti ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), Al-Qaeda, dan lainnya masuk. Para kelompok teroris membuat konflik menjadi sulit diselesaikan.

"Melihat fenomena saat ini ada beberapa kejadian konflik yang kemudian ditunggangi para kelompok teroris", tutur Hamli.

Selain itu, Hamli juga meminta agar umat Islam di Indonesia tidak resisten atau melawan para penegak hukum yang menjalankan tugasnya. Misalnya ketika para penegak hukum menangkap para pelaku radikalisme dan terorisme. Jangan yang umat Islam menuduh para aparat anti-Islam karena yang ditangkap kebetulan seorang Muslim.

Termasuk saat ada kejadian pengeboman. Ada saja sekelompok umat Islam yang menuduh aparat melakukan rekayasa bom dan menangkap seseorang yang dituduh teroris.

Hamli kembali mengingatkan, “Kita umat Islam jangan resisten. Kalau ada bom, ini konspirasi dan rekayasa. Di sekelompok umat Islam, ada anggapan seperti itu,”.

Hamli mengaku cukup lega karena sebagian besar masyarakat Indonesia berpandangan bahwa terorisme adalah sebuah kejahatan yang tidak bisa dibenarkan. Meski ada saja sekelompok masyarakat yang menganggap aksi terorisme adalah bagian dari jihad.