Jokowi Minta Perang Dagang AS dan China Dijadikan Sebagai Peluang

 
Jokowi Minta Perang Dagang AS dan China Dijadikan Sebagai Peluang

LADUNI.ID,BANTEN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis di tengah kesulitan karena terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat dan China pasti terdapat berbagai peluang. Karena itu Jokowi meminta kalangan dunia usaha agar menggunakan peluang-peluang ini untuk masuk ke pasar-pasar yang ditinggalkan oleh berperang dagang.

“Ini kesempatan, ini adalah peluang, ini adalah opportunity yang bisa dan harus bisa kita pergunakan sebaik mungkin,” tutur Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-33 Tahun 2018, di Hall Nusantara Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/10) pagi.

Karena itu Jokowi meminta dunia usaha untuk terus melakukan penetrasi pasar-pasar non tradisional, yang sekarang banyak sekali seperti Afrika Selatan, yang tidak pernah kita urus.

“Saya ingin duta besar, konjen, semuanya bekerja keras untuk pasar-pasar non tradisional kita. Asia Selatan, Rusia, Timur Tengah, Afrika, Turki, Pakistan, pasar Asean sendiri, itu peluang-peluang besar yang tidak pernah kita urus bertahun-tahun. Saya berharap ini  mulai diperhatikan, ini kita urus dengan baik sehingga ekspor kita benar-benar naik sehingga terjadi yang namanya surplus neraca perdagangan,” pesan Presiden Jokowi.

Selain itu Jokowi juga mengingatkan perlunya terus memperbaharui desain-desain produk sesuai dengan keinginan pasar, memperbaiki kemasan menjadi sesuatu yang menarik, dan yang tidak kalah penting untuk memperhatikan masalah promosi.

“Itu penting sekali, baik dalam promosi langsung ke pameran-pameran yang ada di seluruh dunia, maupun lewat online,” ujar Jokowi.

Apalagi kata Jokowi nilai ekspor Indonesia Pada posisi September 2018 misalnya, tercatat 122 miliar dollar AS, yang berarti tumbuh 9,2 persen dibandingkan tahun 2017.

“Angka-angka seperti ini kita harus tahu. Tumbuh 9,2 persen. Artinya, semakin tahun ekspor kita semakin lebih baik,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-33 Tahun 2018, di Hall Nusantara Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/10) pagi.

Oleh sebab itu, Presiden menegaskan, pemerintah akan terus mendorong sehingga pabrik, dunia usaha, industri semuanya terdorong untuk bisa masuk ke pasar ekspor. Selain itu Jokowi menilai pentingnya memperbaiki neraca perdagangan, dengan cara ekspor harus lebih besar dari impor.

Oleh sebab itu, Presiden mengapresiasi upaya dunia usaha untuk masuk ke pasar ekspor, terutama negara non tradisional.

“Alhamdulillah, bulan September ada titik- titik terang. Neraca perdagangan kita mulai surplus 220 juta dollar AS, masih kecil tapi sudah surplus. Saya harapkan nanti di Oktober juga, November juga menjadi tradisi setiap bulan itu surplus sehingga tahunannya juga surplus,” kata Presiden Jokowi.

Sementara itu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam laporannya mengemukakan, TEI merupakan pameran business-to-business terbesar di Indonesia bagi pembeli yang mencari produk Indonesia berkualitas tinggi dan berdaya saing, dan digelar selama 5 hari dari 24-28 Oktober 2018.

TEI 2018 akan menyuguhkan lebih dari 300 produk dan jasa yang berkualitas serta berdaya saing tinggi. Produk tersebut akan dibagi ke dalam delapan zona, yaitu kuliner Nusantara; crafts and lifestyle products; furniture; creative products and services; manufacturing products; strategic industry products; food and beverages products; dan local champion products.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf