Mahasiswa UGM Juara dalam Ajang Video Contest CIFP 2018

 
Mahasiswa UGM Juara dalam Ajang Video Contest CIFP 2018

LADUNI.ID,YOGYAKARTA - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Angelo Abil Wijaya, menjadi juara Video Contest dalam ajang Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2018 pada Sabtu (20/10) lalu. Dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) itu, Angelo membuat video pendek berisi tentang ide untuk memperbaiki dunia yang rusak.

Angelo yang merupakan mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UGM ingin menyampaikan melalui video pendek karyanya,  bahwa di dalam dunia yang serba susah diprediksi ini, negara-negara di dunia harus menggunakan diplomasi, inklusivitas, dan meningkatkan saling pengertian. Menurut Angelo hal itu agar konflik dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya dapat dihindari.

Lebih lanjut Angelo juga menyampaikan keresahannya terkait tatanan internasional saat ini. seperti misalnya Amerika Serikat di bawah Pimpinan Presiden Donald Trump sering mengeluarkan kebijakan luar negeri yang sangat sulit diprediksi.


“Amerika Serikat di bawah administrasi Presiden Donald Trump sering mengeluarkan kebijakan luar negeri yang sangat sulit diprediksi. Sementara negara-negara lain, menunjukkan hasratnya untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh AS,” terang Mahasiswa Berprestasi I UGM 2018 ini.

Angelo menjelaskan sebagai salah satu pemenang dia mengaku mendapatkan akses VIP selama konferensi berlangsung. 

“Dari tiket penerbangan dari Yogyakarta ke Jakarta, dan akomodasi selama satu malam di Jakarta, semua ditanggung oleh penyelenggara,” ungkapnya.

Selama konferensi berlangsung, Angelo mengaku mendapatkan banyak pelajaran menarik. Hal itu, terutama, karena banyak first-hand information bisa ia dapatkan dari diplomat, akademisi, dan pejabat pemerintah.

Angelo optimis Partisipasi dan semangat anak muda dalam konferensi ini membuat  bahwa generasi muda Indonesia di masa depan akan lebih melek terhadap permasalahan kebijakan luar negeri dan hubungan internasional. 

“Dengan demikian, mereka dapat menjunjung nilai-nilai yang benar and to stand up when something is not right,” pungkasnya.