Bulan Safar #9: Mencari Ridha di Bulan Safar

 
Bulan Safar #9: Mencari Ridha di Bulan Safar

LADUNI. ID, HIKMAH- Menepis anggapan sejenis itu yang penuh kekeliruan seolah ada kekuatan yang lain yang mampu dalam memberi nilai bekasan terhadap sesuatu, dan momentum Safar dengan anggapan seolah ini bulan sial, syirik dan lain sebagainya.

Allah SWT menjawab dalam firman-Nya, berbunyi:  “Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa (seseorang) melainkan dengan izin Allah; dan sesiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan tenang dan sabar); dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.”  (QS. al-Taghaabun (64): 11)

Dengan momentum bulan yang mulia ini yaitu bulan Safar, hendaknya kita terus meningkatkan amal ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT di segala lini dan aspek dalam menggapai hari esok yang cerah dan mendapat ridha dari Allah SWT.

Kita mengetahui bahwa safar merupakan  salah satu nama bulan dari dua belas bulan dalam kalender Islam atau tahun Hijriyah. Safar berada diurutan kedua sesudah bulan Muharam.

 Menurut bahasa Safar berarti kosong, ada pula yang mengartikannya kuning. Sebab dinamakan Safar, karena kebiasaan orang-orang Arab zaman dulu meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka (sehingga kosong) untuk berperang ataupun bepergian jauh.

Ada pula yang menyatakan bahwa nama Safar diambil dari nama suatu jenis penyakit sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Arab jahiliyah pada masa dulu, yakni penyakit safar yang bersarang di dalam perut, akibat dari adanya sejenis ulat besar yang sangat berbahaya.

 Itulah sebabnya mereka menganggap bulan Safar sebagai bulan yang penuh dengan kejelekan. Pendapat lain menyatakan bahwa Safar adalah sejenis angin berhawa panas yang menyerang bagian perut dan mengakibatkan orang yang terkena menjadi sakit.