Matematika Kebaikan Vs Matematika Keburukan

 
Matematika Kebaikan Vs Matematika Keburukan

LADUNI. ID, KOLOM- “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (QS. Al-Baqarah: 245)

KEBAIKAN merupakan perbuatan positif yang bersumber dari nilai-nilai agama dan tidak kontradiktif dengan norma dan etika.

Keberadaannya sebagai manifestasi dari penghambaan diri seorang makhluk kepada Allah Swt. Kebaikan bukan sekadar ritual transendental (mahdhah), semisal shalat dan puasa. 

Tapi, kebaikan juga berupa perbuatan sosial (muamalah, ghairu mahdhah) baik yang bersifat personal maupun kolektif. Setiap kebaikan akan diberikan ganjaran pahala (ajran, reward) oleh Allah Swt. 

Sebaliknya, setiap kejahatan akan mendapatkan sanksi (‘uqubah, punishment) dari-Nya. Meski demikian, setiap satu kebaikan akan mendapatkan pahala berlipat ganda. Tapi setiap satu kejahatan hanya dicatat satu dosa saja.

Jadi, matematika kebaikan berbeda dengan matematika kejahatan. Dalam kalkulasi kebaikan tidak mesti satu kebaikan dibalas satu pahala, tapi satu kebaikan bisa dibalas berlipat ganda (1x1 = tak terhingga). Namun dalam kalkulasi kejahatan, setiap satu kejahatan mesti dibalas satu dosa (1x1 = 1). 

Bahkan, jika seseorang berniat melakukan kejahatan tapi tidak jadi mengerjakannya, maka dicatat baginya satu kebaikan yang sempurna. Kejahatan baru dicatat sebagai dosa di sisi Allah Swt jika telah dikerjakan. 

Sebaliknya, jika seseorang berniat melakukan kejahatan meski belum mengerjakannya, maka dicatat baginya satu kebaikan yang sempurna. Tapi, jika seseorang berniat melakukan kebaikan dan telah mengerjakannya, maka dicatat baginya pahala berlipatganda.

Sumber: Adnan, M. Pd. I, Dosen IAIN Lhokseumawe, sumber: Serambi Indonesia, Matematika Kebaikan, 2018