Menyongsong Revolusi Industri 4.0, Menaker Jelaskan Peta Jalan SDM NU

 
Menyongsong Revolusi Industri 4.0, Menaker Jelaskan Peta Jalan SDM NU

LADUNI.ID, Jakarta - Karena saat ini NU tengah menghadapi banyak tekanan dari berbagai pihak, Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri mengatakan penyusunan peta jalan (road map) Sumber Daya Manusia (SDM) NU 10-15 tahun mendatang sangat penting.

"NU membutuhkan banyak kader yang tahan banting dari berbagai tekanan yang mendesak mereka," tutur Hanif pada kegiatan Penyusunan Road Map NU di Masa Depan, di Pusdiklat Kemnaker Jakarta Timur, pada Ahad (19/11) kemarin.

Kegiatan yang digelar oleh Lakpesdam NU ini, Hanif menegaskan kader, pemimpin serta warga NU harus percaya dengan kebesaran NU yang telah terbangun selama ini. Dengan kata lain, meskipun menghadapi banyak tekanan, jangan mudah mem-bully atau di-bully oleh golongan lain.

Selain itu, kehadiran Revolusi Industri 4.0 serta bonus demografi yang akan membuat 70 persen penduduk Indonesia berada dalam usia aktif, akan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi warga NU. Warga NU membutuhkan persiapan serta kemampuan dalam menyongsong era tersebut.

"Kementerian tenaga kerja memperkirakan akan hadir 131 juta orang yang bersaing di dunia industri kebanyakan lulusan SMP, SMA, dan usia produktif seseorang di dunia industri. Tanpa kemampuan SDM yang baik, tentunya bukan tidak mungkin akan banyak warga NU yang akan kesulitan dalam menghadapinya," terang Hanif mengingatkan.

Hanif, telah menyusun berbagai kegiatan pelatihan dalam rangka menghadapi persoalan tersebut. Ia menyebut 58 persen masyarakat yang berada dalam usia produktif memiliki kemampuan untuk menghadapainya. Kemnaker membuka pelatihan terutama untuk mengembangkan SDM untuk dunia kerja baru yang berpotensi memiliki keunggulan dalam hal finansial. Pelatihan keterampilan menjadi sebuah kebutuhan utama bagi masyarakat NU dalam menyongsong masa depan.

Selain itu, Hanif juga mengatakan bahwa di masa depan, banyak orang yang berada dalam usia produktif akan bekerja tetapi seakan tidak bekerja. Mereka menggunakan hobi mereka untuk menghasilkan finansial, sebagaimana yang dilakukan para vlogger hari ini.

"Beberapa orang vlogger malah mampu menghasilkan 25 juta per bulan hanya dengan melaporkan kegiatan mereka sehari-hari kepada publik," tutur Hanif.

Saat ini, tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat NU adalah tantangan informasi. NU banyak tertinggal dari kalangan lain dalam bidang informasi, maka membutuhkan banyak kemampuan untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

Hanif Dakiri menjelaskan bahwa ketika industri berubah maka pekerjaan berubah dan gaya hidup pun akan berubah. Sebagai gambaran, ia menjelaskan juga tentang kantor pos yang saat ini menghilang sebab masa penulisan dan pengiriman surat sudah kurang diminati.

Hanif menekankan pentingnya masyarakat NU untuk membuat kemajuan salah satunya dengan memanfaatkan ruang inovasi yang didirikan Kemnaker. Ruang inovasi harus mejadi refleksi bagi SDM NU. Opsi pertama bagi generasi milenial adalah menciptakan lapangan pekerjaann dan kedua baru mencari pekerjaan.

Kemnaker juga berkomitmen untuk membantu pengembangan keahlian para santri melalui pelatihan vokasional yang dibuat ke pesantren-pesantren. Langkan ini menjadi hal yang penting untuk dilakukan, sebab kebanyakan santri masih belum memiliki kemampuan yang menunjang untuk menghadapi perubahan-perubahan.

Selain itu, beberapa kegiatan lain menurutnya akan dibuat di pesantren-pesantren sebab tanggung jawab pesantren di masa depan akan semakin besar. Pesantren bukan hanya akan berfungsi sebagai lembaga pembelajaran soal agama, melainkan juga akan berfungsi sebagai wadah pengembangan kreatifitas dan keahlian bagi para santri untuk menghadapi perubahan dunia kerja yang sedang berlangsung. (Sumber: NU Online)