Inovasi Mahasiswa ITS, Serat Tebu Diolah Menjadi Semen

 
Inovasi Mahasiswa ITS, Serat Tebu Diolah Menjadi Semen

LADUNI.ID, Surabaya -  Limbah pabrik gula yang menurut kebanyakan orang tidak ada manfaatnya dan hanya berakhir di tempat sampah, tapi tidak dengan 3 mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) pasalnya mereka membuat inovasi dengan cara mengolah limbah Pabrik tebu menjadi Semen.

Dzikrie Fikrian Syah salah satu team menjelaskan, ketika diubah menjadi semen, serat tebu ternyata diketahui memiliki kuat tarik (kekuatan tarik) yang tinggi dan limbah tebu mudah didapatkan, kerapatan massanya yang rendah membuat serat tebu lebih mudah diolah.

"Kami ingin bisa memanfaatkan limbah pabrik gula, terlebih karena kuat tarik dari serat tebu ini ternyata cukup tinggi dan juga tahan karat," ungkapnya dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (23/11/2018).

Untuk menguji semen dari serat tebu ini, Dzikrie bersama kedua temannya, M Rifat Hidayat dan Verdi Arya Rahaditya membuat beton terlebih dahulu, dengan cara mencampur pasir, kerikil dan fly ash di mesin pengaduk beton. Setelah itu, mereka menambahkan larutan aktivator ke dalam campuran tersebut. 

"Aktivator ini kami buat dengan melarutkan natrium silikat dan natrium hidroksida di wadah nonlogam," jelas Dzikrie.

Selanjutnya, serat tebu kemudian ditambahkan dengan perbandingan bahan satu persen fly ash, dua persen kerikil, 0,86 persen pasir, 1,43 persen NaOH, 0,17 persen, NaSi 0,3 persen dan 0,26 persen serat tebu. 

"Proses pembuatan sampai pencetakan beton ini memakan waktu lima belas menit, sedangkan proses perawatan dilakukan sejak beton berumur satu hari sampai 28 hari," lanjutnya.

Setelah betonnya jadi, dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat tarik. Dari pengujian tersebut, kuat tarik beton ini dapat dihentikan saat mencapai 42,5 MPa. Sedangkan kuat tekannya sebesar 14,2 MPa, padahal biasanya pada beton konvensional biasanya sudah bisa dihentikan di 4,25 MPa. 

"Hal ini menunjukkan bahwa kuat tarik beton dari bahan serat tebu tersebut di atas dari beton konvensional yang terbuat dari semen," tegas mahasiswa asal Jombang itu.

Tak hanya itu, beton yang dihasilkan mempunyai nilai susut yang kecil karena beton geopolimer seperti yang mereka buat adalah beton dengan kekuatan awal tinggi, yaitu sekitar 70 persen kekuatan beton tercapai di umur satu hari. 

"Semoga segera ditemukan metode mix design beton geopolimer agar dapat diterapkan di konstruksi bangunan," harap Dzikrie. 

 

 

Sumber: detik.com