Santri Goes To Papua: Simak Semangat Belajar Ngaji Siswa Suku Kokoda yang Luar Biasa

 
Santri Goes To Papua: Simak Semangat Belajar Ngaji Siswa Suku Kokoda yang Luar Biasa

LADUNI.ID, Sorong - Sudah hampir seminggu ini, alhamdulillah, ada satu anak lagi yang khatam Juz 'Amma. Namanya Irwan Tofir. Kendati belum mengadakan tasyakuran sebagaimana tradisi mereka, karena menunggu kedatangan bapaknya yang sedang bekerja di luar kota, Irwan sudah mulai mengaji di Al-Qur'an besar.

Irwan termasuk salah satu anak yang rajin dan cerdas. Waktu pertama kali mulai mengaji dengan saya, ia sudah hafal abjad Hijaiyyah dan lumayan bisa membaca huruf Arab. Maklum, bapaknya juga bisa, mungkin sudah diajari oleh bapaknya di rumah sebelumnya.

Kendati demikian, banyak sekali bacaannya yang kurang betul. Terutama makhroj huruf dan madnya. Membetulkan hal ini ternyata bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebab, sepertinya kekeliruan itu sudah mendarah daging. Hal inilah yang menyebabkannya disalip oleh Riawan dalam mengkhatamkan Juz 'Amma. Padahal, Riawan mengaji dengan saya mulai dari nol.

Selain itu, Irwan merupakan anak yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Diantara hal yang menunjukkan itu adalah keberaniannya untuk melantunkan adzan di Masjid. Hingga saat ini, belum ada anak laki-laki yang berani adzan di Masjid kecuali Irwan.

Saat ini Irwan duduk di bangku SD kelas enam. Dalam suatu kesempatan, saya pernah bertanya kepadanya tentang rencananya setelah lulus dari SD. Ia pun menjawab dengan menyebut nama lokasi salah satu SMP Negeri di sini. Ketika saya konfirmasi ke bapaknya mengenai hal ini, bapaknya pun geleng-geleng sambil menyebutkan harapannya supaya Irwan melanjutkan di MTs. saja. Alasannya sangat sederhana, biar mendapatkan ilmu agama juga.

Setelah mendengar hal itu, sambil becanda, saya mencoba menawari bagaimana kalau Irwan mondok dan sekolah di Jawa saja. Spontan saja bapaknya bilang bahwa tawaran saya itu lebih baik lagi. Sebab, menurut bapaknya, ilmu agama di Jawa lebih bagus daripada di sini.

Saya pun menjelaskan lebih lanjut kalau keinginan saya dan teman-teman di Jawa memang demikian. Dengan harapan, setelah pulang dari Jawa ia bisa ngajar anak-anak dan membimbing masyarakat di sini. Dan itu harus dilakukan sepulangnya dari Jawa.

Diakhir obrolan dengan pria beranak empat entah lima itu, saya pun mohon doanya supaya rencana itu bisa terwujud. Sebab, teman-teman dari PPM. Aswaja di Jawa sedang berikhtiyar untuk mencarikan pondok dan sekolah yang sudi memberikan beasantri dan beasiswa yang tepat buat anak-anak sini.

Sementara Irwan sendiri, juga pernah saya tanya begini: "Kau mau di pondok di Jawa, kah?"

"Iyo, mau, pak guru,"

"Tapi di pondok itu makannya tidak enak, lho! Makannya cuma nasi sama sambal terus,"

"Tara papa," jawabnya tidak masalah.

"Yang penting, kan, bisa belajar ilmu agama," imbuhnya.

Akhirnya, semoga lima atau enam bulan ke depan, Irwan bisa benar-benar belajar di Jawa. Amin.

===============================================================

Catatan tambahan:

Anda bisa turut serta membantu dalam bentuk dana untuk pengembangan dakwah Islam di wilayah pedalaman Papua Barat dengan mengirimkan ke:

Rekening bank Mandiri
atas nama Yayasan Dakwah Islam Aswaja
nomor rekening 070.00.0664.8054.
Konfirmasi ke Koordinator SGTP III dengan bapak Aidy Ilmy HP/WA 0812.1011.796.
Mohon menambahkan jumlah transfer dengan akhir digit "99", contoh Rp 500.099;

 Catatan:
1. Kami tidak memungut biaya administrasi dan menyalurkan keseluruhan dana ke kegiatan di Papua Barat.
2. Untuk mengunjungi lokasi dapat menghubungi koordinator di tempat dengan ustadz Agus Setyabudi di HP./WA. 0852.2774.8441.
3. Bangunan Madrasah Diniyyah Al-Ibriz Iru Nigeiyah di kompleks pemukiman suku Kokoda di Kurwato adalah sumbangan dari kegiatan SGTP I-III.
4. Yayasan Dakwah Islam Ahlussunnah wal Jamaah memperoleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU: 0028651.AH.01.04.