Lakpesdam NU Sampang Gelar Workshop Penguatan Peran Penyuluh Agama

 
Lakpesdam NU Sampang Gelar Workshop Penguatan Peran Penyuluh Agama

LADUNI.ID, Sampang - Workshop Penguatan Peran Penyuluh Agama dalam Penanganan Konflik Sosial digelar oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PCNU Sampang bekerjasa dengan Subdit Bina Paham Keagamaan dan Penanganan Konflik Kementerian Agama RI. Acara yang diselenggarakan di Hall Wiraraja Hotel Camplong, Sampang itu, berlangsung sejak 21 - 22 Desember 2018.

Menurut penuturan Ketua Lakpesdam PCNU Sampang Faisol Ramdhoni, tujuan digelarnya kegiatan tersebut untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan para penyuluh agama dalam hal pencegahan dan penanganan konflik sosial.

"Para penyuluh agama yang diberada di bawah naungan Kementerian Agama memiliki posisi dan peran yang sangat strategis dalam mendeteksi dan mencegah terjadinya konflik Sosial di Sampang," terangnya.

Faisol mengatakan bahwa, Penyuluh Agama itu memiliki kemampuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman keagaman yang inklusif di masyarakat. Selain itu, sebagian besar para penyuluh agama dikenal sebagai tokoh di daerahnya masing-masing.

Selain itu, dijelaskan pula bahwa kegiatan selama dua hari itu lebih banyak membahas soal pemetaan potensi konflik dan mekanisme penanganannya. Pada hari pertama fokus pada pemetaan kelompok-kelompok keagamaan dan kepercayaan. Hasil pemetaan kemudian dianalisa secara bersama-sama baik yang berpotensi maupun tidak.

"Hasil analisa, ada kelompok yang berpotensi menimbulkan konflik, itu menjadi bahan kajian untuk merumuskan  langkah langkah antisipatif agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat," tuturnya.

Sementra itu, di hari kedua, lebih terfokus pada mekanisme penanganan aduan atau laporan dari masyarakat terkait keberadaan kelompok yang dinialai bisa memicu terjadiya konflik horizontal.

"Kami membuat alur dan rumusan bersama langkah langkah penanganan laporan atau aduan dari masyarakat yang aplikatif untuk digunakan, semacam SOP penanganan konflik," jelasnya.

Faisol juga berharap bahwa dengan kegiatan itu, peran penyuluh agama menjadi lebih terasa keberadaannya. Bahkan bisa berfungsi sebagai juru damai di saat terjadi pertentangan di masyarakat.

"Ke depan, diharapkan penyuluh agama bisa bekerja sama sama dengan semua pihak sebagai pendamai," pungkasnya.