Menjenguk Orang Sakit Didoakan 70.000 Malaikat

 
Menjenguk Orang Sakit Didoakan 70.000 Malaikat

LADUNIMID, KOLOM- Kita sebagai muslim di samping dianjurkan untuk tidak melupakan kewajiban yang berhubungan dengan Allah SWT (hablum minallah), hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablum minannas) juga sangat dianjurkan. 

Salah satu bentuk implementasi hablum minannas berupa mengunjungi dan menjenguk saudara kita yang sakit. Ini merupakan sebuah kewajiban sesama dalam rangka memperkuat dan mempererat solidaritas dan ukhuwah.

Menjenguk orang sakit bukan hanya kewajiban mereka  yang memiliki hubungan dengan orang sakit baik sebagai kerabat dekat, tetangga, saudara yang senasab dan lain sebagainya. Perbuatan menjenguk orang yang sedang sakit juga bahagian dari amal kebaikan yang paling utama di sisi Allah SWT.

Tidak sedikit hadist nabi yang menjelaskan pahala dan kelebihan menjenguk dan mengunjungi orang sakit yang merupakan perbuatan mulia, dan terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar.

Berada Dalam Kebun Surga                  
Para penjenguk orang sakit mereka akan berada dalam kelompok "khurfatul Jannah" sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist. Pernah diriwayatkan dari hadits Tsauban yang marfu’ bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang muslim lainnya, maka ia berada di dalam khurfatul jannah.” Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?” Beliau menjawab, “Yaitu taman buah di Surga.”

Pahala Yang Besar

Sungguh mulia dan besar pahala menjenguk orang sakit dan dia sebagai perbuatan yang sangat baik dan mulia. Terkadang tidak sedikit rintangan dan hambatan dalam mewujudkan amal saleh ini dan ini merupakan bagian dari akhlakul karimah. Bahkan dalam sebuah hadist qudsi menggambarkan betapa besarnya pahala menjenguk orang sakit, berbunyi: "Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman pada hari kiamat: Wahai anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjenguk-Ku. Ia berkata: Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu sementara Engkau adalah Tuhan alam semesta? Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku fulan sakit tapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu, bila menjenguknya niscaya engkau akan mendapati-Ku ada di sisinya? (HR. Muslim)

Dalam beberapa pandangan ulama terhadap hadis ini menjelaskan bahwa hadist di atas tidak menunjukkan bahwa Allah benar-benar sakit, namun menggambarkan akan kemuliaan dan keutamaan hamba yang menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Barang siapa yang menjenguk saudaranya yang sakit ia akan mendapatkan limpahan pahala dari sisi Allah SWT.

Didoakan oleh 70.000  Malaikat      

Kita tidak boleh enggan dan malas menjenguk mereka yang sedang sakit. Setiap langkah kita akan disertai oleh puluhan ribu malaikat bahkan 70.000 ribu. Mereka menyertai kita untuk mendoakan para menjenguk orang sakit. Ini disebutkan dalam sebuah hadist Rasulullah Saw berbunyi: "Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad)

Beranjak dari itu marilah kita terus berkarya mengumpulkan pundi-pundi emas sebagai tabungan hari kelak nanti dengan memperbayak amal kebaikan baik dalam koridor hablumminannas (hubungan horizontal) maupun hablumminallah (hubungan vertikal).Sesungguhnya kita tidak tahu amal kita mana yang menjadi sebab utama datangnya rahmat bagi diri kita. Berapa banyak rahmat Allah dilimpahkan kepada seseorang karena amal-amal kecil yang menjadi rutinitas. Siapa tahu ridha Allah pada amal yang amal yang kecil pahalanya begitu sebaliknya. Oleh karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Janganlah engkau remehkan kebaikan sekecil apapun itu, walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berbinar (menyenangkan).” (HR. Muslim ).

**Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi dan Sosial Keagamaan Asal Pidie Jaya