Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 51: Mengurai Makna, Tahap dan Tujuan Nuzulul Quran

 
Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 51: Mengurai Makna, Tahap dan Tujuan Nuzulul Quran

Buletin Jumat Laduni.ID resmi untuk dicetak jarak jauh

Laduni.ID, Jakarta - Di bulan Ramadan ini, umat Islam memperingati Nuzulul Quran, umumnya pada tanggal 17 Ramadan. Apa sejatinya makna Nuzulul Quran? Makna Nuzulul Quran ini dijelaskan, misalnya, oleh Syekh ‘Abd al-‘Azhîm al-Zarqânî dalam kitabnya Manâhil al-‘Irfân fi ‘Ulûm al-Qur’ân (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2004, Juz I, hlm. 29-40).

Kata Nuzûl dalam penggunaan etimologis (kebahasaan) diartikan dan dimaksudkan sebagai proses menuju dan menempati suatu tempat, misalnya perkataan orang-orang Arab: “nazala al-amîru al-Madînata” (Sang Gubernur singgah di Madinah). Bentuk transitif (kata kerja)nya adalah kata al-inzâl, bermakna proses menunjukkan dan menempatkan sesuatu ke suatu tempat, misalnya terdapat dalam QS al-Mukminûn ayat 29.

وَقُلْ رَّبِّ اَنْزِلْنِيْ مُنْزَلًا مُّبٰرَكًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ (٢٩)

Artinya : Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat. (QS al-Mukminûn ayat 29)

Kemudian kata nuzûl secara kebahasaan juga diartikan turunnya sesuatu dari atas ke bawah, misalnya ungkapan: “nazala fulânun min al-jabali” (seseorang turun dari gunung). Adapun bentuk transitifnya nuzûl berarti menggerakkan sesuatu dari atas ke bawah, misalnya dipakai dalam QS al-Baqarah (2) ayat 22.

الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ (٢٢)

Artinya: Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS al-Baqarah (2) ayat 22)

Kedua makna nuzûl/inzâl tersebut tidak layak diterapkan untuk penurunan Allah SWT terhadap Al-Qur’an atau turunnya Al-Qur’an dari Allah SWT. Hal ini karena kedua makna tersebut memastikan adanya suatu tempat dan benda, padahal Al-Qur’an bukanlah benda, sehingga bisa menempati suatu tempat atau turun dari atas ke bawah, baik yang kita maksudkan dengan Al-Qur’an adalah sifat qadim (terdahulu, tidak berawal) yang berkaitan dengan kata-kata yang bersifat gaib lagi azali (terdahulu) atau sebagai kata-kata itu sendiri, ataupun lafaz yang mengandung i‘jâz (kemukjizatan).


_______________________________________________________

Buletin Jum’at  laduni.ID edisi 51  file PDF bisa dibaca dan DOWNLOAD DI SINI
Simak Biografi  KH. Hamim Tohari Djazuli (Gus Miek)


Simak juga inovasi Laduni.ID dalam menampilkan grafis chart silsilah guru beliau Di SINI