Terlalu Banyak Memikirkan Surga?

 
Terlalu Banyak Memikirkan Surga?
Sumber Gambar: Unsplash.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.Id, Jakarta - Zaman dahulu masih banyak orang-orang sholeh yang alim. Sedangkan di zaman akhir seperti ini sudah tidak banyak lagi seperti dahulu. Ketika di zaman dahulu itu para wali dan para Nabi itu berbondong-bondong membuat gerakan agar semakin banyak yang menyembah Allah. Karena Allah adalah Tuhan yang berhak disembah, dan hakikatnya kita semua membutuhkan Allah SWT. Bahkan mereka para orang sholeh terdahulu ini juga tidak membahas tentang amalnya diterima atau tidak.

Sedangkan orang-orang zaman sekarang, jika merasa bertambah saleh sedikit saja sudah bisa egois. Yang dipikirkan apa yang akan didapat. Sehingga mari kita mengajarkan kepada anak keturunan kita dan kepada orang yang berada di sekitar kita agar tidak memikirkan timbal balik dari sebuah amal. Tapi mari kita mengajak tentang tauhid itu indah, sholat itu menyenangkan. Jangan dihantui dengan diterima atau tidaknya amal kita. Karena itu hanya akan menyulitkan kita.

Para Nabi terdahulu, contohnya Nabi Ibrahim yang dipikirkan bukanlah dirinya sendiri ketika akan meniggalkan dunia, tetapi yang ia pikirkan bagaimana kelangsungan agama Allah. Bagaimana umat sepeninggal Nabi Ibrahim AS.

Para Nabi dan Wali itu yang pikirkan adalah keberlangsungan agama dan ketauhidan. Beliau memikirkan bagaimana anak turunnya itu suka kepada Allah dan Rasulullah. Karena tidak meinginginkan dunia ini tanpa menyebut Allah dan Rasulullah. Disebutkan pada Surat Al Fajr ayat 29-30;

فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ (٢٩)

29. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku,

وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ (٣٠)

30. masuklah ke dalam syurga-Ku.

Jika kita sudah bisa berpikiran seperti itu, maka Allah berkata kepada kita seperti yang ada di dalam Quran surat Al Fajr tersebut. Masuklah kepada golongan hamba yang sholeh dan masuklah Surga-Ku.

Begitulah orang sholeh terdahulu. Yang ia pikirkan adalah bagaimana keberlangsungan tauhid di bumi ini. Sedangkan jika orang sekarang yang dipikirkan adalah keinginan surganya. Ini sebenarnya adalah hal yang baik juga, tetapi secara ilmu hakikat ini bisa menimbulkan kekacauan dan masalah. Tetapi itu baik, daripada memikirkan hal yang mengadakan keburukan. 

Semoga kita semua senantia terus belajar dan menjadi orang beruntung yang diridhoi oleh Allah SWT. Aamin ya Rabb

Wallahu A'lam


Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian Gus Baha. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

___________

Penulis: Athallah Hareldi