Biografi KH. Hasbiyallah
- by CoAdmin1-Rozikin
- 11.411 Views
- Sabtu, 18 Pebruari 2023
Daftar Isi Profil Kyai Hasbiyallah
1. Kelahiran
Tadak ada data yang konkret menjelaska, kapan Kyai Hasbiyallah lahir. Sebagian data mengatakan bahwa Kyai Hasbiyallah lahir pada tahun 1913, namun data yang lain menyebutkan bahwa beliau lahir pada 1914.
2. Wafat
Kyai Hasbiyallah wafat pada tanggal 24 Rabiul Tsani 1403 H, bertepatan dengan tanggal 18 Februari 1982 M pada usia sekitar 78 tahun. Beliau dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga yang berada tepat di depan masjid Al-Makmur, Klender, Jakarta Timur.
3. Pendidikan
Sejak kecil K.H. Hasbiyallah dididik oleh ayahandanya sendiri, Muallim H. Gayar, yang selain seorang pedagang juga ulama terkemuka. Mulai dari membaca Al-qur’an sampai ilmu-ilmu lain, diantaranya memperdalam ilmu tauhid, fiqih, tafsir, hadist, nahwu, sharaf, balaghah, manthiq, dan sebagainya. Namun karena kesibukan ayahnya sebagai pedagang, Hasbiyallah kecil dititipkan kepada teman karibnya, seorang ulama besar, Guru Marzuki bin Mirshod
Guru Gayar berkata kepada temannya itu dihadapan temannya yang lain, Guru Said, “Gua ama Said banyakan ngurusin dagang, ngajarnya kagak kaya elu. Elu aja yang jadi ulama. Kalo kita jadi ulama bertiga, entar kita pada berebutan berkat.” Sebenarnya, ketiga guru itu terkenal dengan kealimannya masing-masing. Itu terlihat dari jumlah santri mereka pada zaman berikutnya menjadi ulama-ulama besar. Mualim H. Gayar dan Guru Marzuki bin Mirshod belajar kepada Sayyid Ustman Banahsan (Habib Ustman Muda) dan Habib Ustman bin Abdillah bin ‘Aqil Bin Yahya Al-Alawi, yang termashur sebagai mufti Betawi dan memilki banyak karya dan sebagiannya selama puluhan tahun (bahkan lebih dari seratus tahun) hingga sekarang menjadi pegangan para penganut ilmu dan ulama. Selama belajar dengan Guru Marzuki, Hasbiyallah muda banyak mendapat kesempatan bergaul dengan santri-santri lainnya dari Jakarta dan sekitarnya yang kemudian menjadi tokoh ulama yang disegani. Di antaranya:
- KH Mukhtar Tahbrani (Pendiri Ponpes An-Nur, Kaliabang Nangka, Bekasi)
- KH Noer Ali (Pendiri Ponpes At-Taqwa, Ujung Harapan, Bekasi),
- KH Mughni (mertua K.H. Noe Ali)
- KH Abdullah Syafi’I (pendiri Perguruan Asy-Syafi’iyah, Bali Matraman)
- KH Syarkaman Lenteng Agung
- KH Rohaimin Gabus Pabrik
- KH Abdul Hadi (pendiri Ponpes Cipinang Kebembem)
- KH Abu Bakar (Tambun)
- KH Abdul Hamid (Bekasi)
- KH A. Zayadi Muhajir (pendiri Ponpes Az-Ziyadah, Klender)
- KH Ahmad (Pangkalan Jati)
- KH Mukhtar (Pondok Bambu)
- KH Abdur Rohman Shodri (Bekasi)
- KH A. Mursyidi (Klender)
- KH Muhammad Nur Bungur Seroja
- KH Jurjani Bungur
- KH Thohir Rohili (pendiri Ponpes Athtahiriyah)
- KH Mualim Sodri Pisangan
- Guru Abdurrahman Pulo Kambing.
Pada tahun 1934, ketika Hasbiyallah sedang giat-giatnya memperdalam ilmu agama. Allah memanggil sang guru ke haribaan-Nya. Namun semangat belajarnya tak pernah padam, hingga ia melanjutkan pelajatannya ke Pondok Pesantren Buntet Cirebon, yang diasuh seorang kyai besar kharismatik, K.H. Abbas Buntet. Kepada KH. Abbas, ia mempelajari qiraat sab`ah. Selain itu, ia juga mengaji kepada Guru Muhammad Thohir Cipinang Muara (menantu Guru Marzuki), Guru Khalid Gondangdia, Guru Madjid Pekojan, dan Guru Barah. Kemudian, ia menyusul kakaknya KH. Hasbullah untuk meneruskan pendidikannya ke Makkah.
Di Makkah, ia mengaji kepada ulama terkemuka di antaranya adalah Syekh Ali Al-Maliki, Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki, Syekh Muhammad Habibullah As-Sanqithi, Syekh Muhammad Amin Kutbi, Syekh Umar Hamdan, Syekh Hasan Al-Masysyath, Syekh Ali Al-Yamani, Syekh Zakariya Bila, Syekh Ahmad Fathoni, dan Syekh Umar At-Turki.
4. Guru
Dalam perburuan ilmunya di Makkah KH. Hasbiyallah, yang diperkirakan lahir pada tahun 1913, berguru kepada tokoh-tokoh ulama-ulama besar besar Indonesia seangkatannya. Di antara guru-gurunya itu adalah:
- Syaikh Muhammad Ali Al-Maliki
- Sayyid ‘Alawi bin ‘Abbas Al-Maliki
- Syaikh Muhammad Habibullah As-Sanqiti
- Syaikh Muhammad Amin Kutbi
- Syaikh Hasan Al-Masysyath
- Syaikh Umar Hamdan
- Syaikh ‘Ali Al-Yamani
- Syaikh Zakariya Bila
- Syaikh Ahmad Fathoni
- Syaikh Umar At-Turki.
Sedangkan guru-gurunya di tanah air adalah:
- KH Anwar, yang termasyhur dengan sebutan Mua’allim H. Gayar (ayahandanya sendiri)
- Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara
- Guru Muhammad Thohir Cipinang Muara (menantu Guru Marzuki)
- KH Kholid Gondangdia
- KH Abdul Majid Pekojan
- Guru Babah
- KH Abbas (Buntet, Cirebon)
- Habib Ali Al-Habsyi Kwitang
- Habib Ali Al-Attas Bungur.
5. Murid
Murid-muridnya yang menjadi ulama Betawi terkemuka antara lain Syekh KH. Muhadjirin Amsar Ad-Dary, Mu`allim Rasyid (Ar-Rasyidiyyah), dan KH. A.Shodri (Pendiri dan pimpinan Yayasan Al-Wathoniyah 9 dan Ketua Umum FUHAB Masa Bakti 2008-2013. Murid terkemuka lainnya adalah Kyai R Halim Saleh, seorang tunanetra dan guru para tunatetra, yang menjadi pendiri dan pimpinan Pesantren Raudhatul Makfufin yang dikhususkan untuk tuna netra muslim belajar agama Islam.
6. Referensi
1. https://ulamajakarta.blogspot.com/
2. Dan berbagai sumber pendukung lainnya
Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 02 April 2021, dan terakhir diedit tanggal 25 Agustus 2022.
Lokasi Terkait Beliau
-
Alumni
Pesantren Buntet Cirebon
Memuat Komentar ...