Memproses Rahmat Allah, Menjadi Amal Baik

 
Memproses Rahmat Allah, Menjadi Amal Baik
Sumber Gambar: Unplash.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.Id, Jakarta - Didalam Al-Qur’an disebutkan, yang dihilangkan oleh Allah SWT bukan amal baik kita, tetapi dosa kita, disinilah rahmat Allah SWT. Dosa kita akan dihilangkan ketika kita bertaubat. Sedangkan yang bisa menghilangkan amal baik kita adalah tindakan kita sendiri yang merusak amal baik kita.

Maka seperti halnya umpatan, maka umpatan kita itulah yang akan menjadi penyanderaan kita. Itulah yang menyebabkan menghilangkan amal kita, bukan oleh Allah SWT. Maka marilah kita berhati hati dalam beramal, termasuk berhati-hati dalam tindakan yang berkemungkinan menyengsarakan orang lain.

أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu?”

Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”Tetapi Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata, “Orang yang bangkrut dari umatku ialah, orang yang datang pada hari kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia suka mencaci maki dan (salah) menuduh orang lain, makan harta orang lain, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang yang terdzalimi itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikan pelaku dzalim. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).

Didalam ayat Al-Qur’an Surat Al Mulk ayat 2  disebutkan bahwa:

 “ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ (٢)

2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,

Allah SWT membuat kita mati didalam kandungan yang belum berumur 4 bulan. Kemudian dihidupkan dengan adanya nyawa kemudian dimatikan lagi dengan kembali kepada Allah SWT. Jika kita sadari, maka begitu besar nikmat dan rahmat Allah kepada kita.

Lalu selanjutnya yang perlu diketahui adalah siapa yang mampu memproses rahmat Allah SWT menjadi amal baik. Karena rahmat adalah titipan, sementara jika sudah diproses menjadi amal, maka amal inilah yang menjadi milik kita sendiri. Sehingga jika kita menumpuk harta atau menumpuk pangkat, itu sebetulnya adalah beban dan ketika diproses menjadi amal maka itu menjadi milik kita dan selebihnya adalah urusan kita.

Wallahu a'lam


Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian KH. Hasyim Muzadi. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

______

Editor: Athallah Hareldi