Khutbah Jumat: Ajaran Islam dalam Membangun Kerukunan Hidup

 
Khutbah Jumat: Ajaran Islam dalam Membangun Kerukunan Hidup
Sumber Gambar: flickr.com, Ilustrasi: laduni.ID

KHUTBAH I

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى أَمَرَنَا باِلْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى بَصَرَنَا مِنَ الْعَمَى وَهَدَانَا مِنَ الضَّلَالِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اِبْنِ عَبْدِاللهِ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ،

فَيَاعِبَادَالله، أُوْصِيْنِي نَفْسِيْ وَ إِيَّاكُم بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْن. قال الله تعالى في كتابه الكريم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumat, Rahimukumullah,

Pada kesempatan yang mulia ini, yaitu di saat kita diberikan anugerah oleh Allah SWT dapat menjalankan ibadah Shalat Jumat, khatib berwasiat kepada pribadi kami sendiri dan juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan selalu berusaha melaksanakan segala yang diperintahkan Allah serta menjauhi segala larangan-Nya.

Semoga kita selalu dapat menjaga dan meningkatkan ketakwaan sampai mengantarkan kita kelak saat dipanggil oleh Allah SWT dan diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah. Amin.

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumat, Rahimukumullah,

Ketahuilah bahwa persatuan adalah kunci dalam sebuah keberhasilan. Sebuah keluarga yang bersatu akan mampu menciptakan lingkungan keluarga yang damai dan tenteram. Sebuah organisasi yang bersatu akan mampu merealisasikan visi dan misinya dengan maksimal, demikian pula sebuah bangsa yang bersatu akan mampu menciptakan masyarakat yang kondusif dan hidup dengan penuh kerukunan. Semua itu telah dianjurkan dan diajarkan oleh Allah SWT. Di dalam Suratb Ali Imran ayat 103 dijelaskan,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Berkaitan dengan pentingnya menjaga persatuan dalam membangun sebuah kerukunan, dijelaskan pula dalam sebuah riwayat Hadis berikut ini:

وَعَنْ أنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليهِ وسلم: لاَتَقَاطَعُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلَاتَبَاغَضُوا وَلاَتَحَاسَدُوا، وَكُونُواعِبَادَاللهِ إخْوَانًا، وَلاَيَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ

Artinya, “Dari Anas ra, dia berkata, ‘Rasulullah saw bersabda, ‘Jangan putus-memutus hubungan, jangan belakang-membelakangi, jangan benci-membenci, dan jangan hasud menghasud. Jadilah kamu hamba Allah sebagai saudara, dan tidak dihalalkan bagi seorang Muslim mendiami saudara sesama Muslimnya lebih dari tiga hari.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumat, Rahimukumullah,

Untuk mewujudkan persatuan dan kerukunan dalam masyarakat, kita perlu melakukan upaya-upaya sosial yang harus ditanamkan dalam keseharian kita. Di antaranya adalah mampu menjaga perasaan dengan orang-orang di sekitar kita, baik dengan sesama anggota keluarga, tetangga, kolega, dan semua orang yang kita temui.

Mengenai hal ini, dalam sebuah Hadis lain juga ada periwayatan sebagaimana berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً. الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ

Artinya, “Dari Abu Hurairah, dia berkata, ‘Rasulullah saw bersabda, ‘Kamu sekalian, satu sama lain janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi, dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, maka tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya.’” (HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa sebagai sesama Muslim kita dituntut untuk saling menjaga perasaan dengan sesama. Tidak iri jika ada saudaranya memperoleh nikmat, tidak mudah terprovokasi satu sama lain, tidak merendahkan saudara Muslim yang memiliki keterbatasan, dan sebagainya.

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumat, Rahimukumullah,

Upaya untuk menjaga persatuan dan kerukunan berikutnya adalah dengan menjalin kepekaan sosial. Hal ini bisa dilakukan dengan saling memahami satu sama lain. Contoh-contoh yang bisa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti menjenguk saudara Muslim yang sakit, meminjaminya ketika sedang butuh, berbagi makanan jika kita memiliki makanan berlebih, dan sebagainya.

Rasulullah mengibaratkan antara satu Muslim dengan Muslim yang lainnya bagaikan anggota badan dalam satu tubuh. Beliau bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Artinya, “Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling menyayangi dan bahu membahu, bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR. Muslim)

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumat, Rahimukumullah,

Upaya yang bisa kita lakukan selanjutnya adalah saling memaafkan. Sebagai manusia biasa, tentu kita tidak luput dari salah dan dosa, sebab itu kita dianjurkan untuk memaafkan kesalahan orang lain. Dengan membiasakan diri untuk memaafkan orang lain, semua orang pun akan merasa nyaman dengan keberadaan kita.

Terkait hal itu Rasulullah SAW bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمَينِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أنْ يَفْتَرِقَا

Artinya, “Setiap dua orang Muslim bertemu dan berjabat tangan, niscaya dosa keduanya diampuni sebelum mereka berpisah.” (HR Abu Dawud)

Islam mengajarkan kepada kita semua untuk meraih kebaikan hidup. Semua itu tidak lain adalah demikian kemaslahatan kita semua, baik di dunia maupun di akhirat. Tidak ada celah keburukan yang diajarkan oleh Islam. Semuanya adalah tentang kebaikan, dan kebaikan itu tercakuplah di dalam kerukunan hidup bersama.

Demikianlah khutbah singkat yang bisa khatib sampaikan. Semoga kita bisa selalu menjadi umat Muslim yang mampu menjaga kerukunan. Baik dalam lingkungan keluarga, pertemanan, hingga dalam berbangsa dan bernegara. Dan Allah SWT menakdirkan kita kembali kepada-Nya dalam keadaan husnul khatimah. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ

فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تَعَالَى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَةً ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوَالِ يَومِ الْقِيامَةِ.

 اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ، ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ، اَللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ، اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ.

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

***

عِبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ


Oleh Abd. Hakim Abidin, M.A.
(Rais ‘Amm Pesantren Mambaus Sholihin, Gresik 2014-2015, dan Pendiri Zawiyah Ar-Rifaiyah, Ciputat)
___________

Editor: Kholaf