Biografi KH. Salim Suyuthi, Pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum Pati

 
Biografi KH. Salim Suyuthi, Pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum Pati

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru Beliau
2.3  Merintis Pesantren

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Karier Beliau

4.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Salim Suyuthi lahir di desa Guyangan, kecamatan Trangkil, kabupaten Pati, pada tanggal 20 agustus 1945. Terlahir  dari pasangan KH. Suyuthi Abdul Qadir dan Hj. Tasr’iah. KH. Salim Suyuthi merupakan putra kedua dari delapan bersaudara, yaitu Hj. Salamah, Kiai Salim, Hj. Rasyidah, Hj. Sa’adah, Kiai Faruq Suyuthi, Kiai Humam suyuthi, Hj. Kafiyah, dan yang terakhir Kiai Najib Suyuthi.

1.2 Wafat
KH. Salim Suyuthi wafat di usia 55 tahun, tepatnya hari rabu 18 september 2000, setelah melakukan salat duha Kiai Salim pulang ke hadirat Allah. Di tengah-tengah semangat pejuangan Kiai Salim melawan penyakit jantung dan dirawat inap di rumah sakit selama satu bulan. beliau dimakamkan di desa Guyangan Trangkil Pati, bersebalahan dengan makam ayahandanya. Alfatihah.

1.3 Riwayat Keluarga
KH. Salim Suyuthi dinikahkan oleh ayahandanya dengan Ny. Hj. Afifah, seorang putri dari desa Ngagel, Dukuhseti, Pati, Jawa Tengah. Pernikahan tersebut dikaruniai lima anak, yaitu Faiqoh, Siti Inayah, Ika Zakiyah, Suyuthi Salim, dan Mohamad Hasan Salim.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

Kiai Salim dikirim ayahandanya untuk memperdalam cakrawala khazanah keilmuan Islam ke Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur. Setelah beberapa tahun menyerap ilmu di pesantren, Kiai Salim mendapatkan restu untuk mengabdikan dirinya di tanah kelahiran, sebagaimana adat pesantren salaf, seorang santri diperbolehkan boyong (pulang) ketika sudah dianggap berkredibilitas dalam keilmuan Islam. Menyebarkan ilmu dan menuntun masyarakat merupakan kewajiban setiap penuntut ilmu, sebagaimana yang dijelaskan di dalam al-Qur'an dan Hadis.

2.2 Guru-Guru Beliau
KH. Suyuthi Abdul Qadir

2.3 Mengasuh Pondok Pesantren
Beliau menjadi pengasuh pesantren Raudlatul Ulum kedua setelah ayah beliau wafat.

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

Semangat tafaqquh (memperdalam hukum Islam) dan semangat tawarru’ (bermoral luhur) merupakan prinsip Kiai Salim dalam berdakwah dan mengabdi di tengah-tengah masyarakat. Dua prinsip ini bagi Kiai Salim merupakan keharusan yang dimiliki oleh setiap penuntut ilmu, karena dengannya akan menciptakan lingkungan yang harmonis dan meningkatkan solidaritas antar sesama. Hal inilah yang membuat masyarakat sekitarnya mengagumi dan menghormati kepribadian Kiai Salim.

Dedikasi yang diberikan terhadap pesantren merupakan regenerasi mencetak kader-kader yang mampu memberikan sumbangsih terhadap masyarakat, bangsa dan Agama. Kiai Salim menguatkan tradisi dengan ketundukan mutlak pada ketentuan-ketentuan hukum Islam yang bedasarkan al-Quran, Hadis dan diskursus Islam baik klasik maupun kontemporer. Sehingga akan membentuk karakter santri yang berintegitas dan berakhlak luhur, Sebagaimana yang termaktub dalam visi-misi pondok pesantren Raudlatul Ulum.

Kiai Salim merupakan orang yang pertama kali membuka jaringan luar negeri, bekerjasama dengan universitas luar negeri. Diantaranya salah satu niversitas tertua dan berpengaruh di dunia yaitu Al-Azhar Kairo Mesir dan Universitas Ummul Qurra Saudi Arabia. Pada saat itu, pelajar Indonesia yang ingin mengenyam pendidikan di luar negeri tidaklah mudah seperti sekarang. Seperti KH. M. Najib Suyuthi yang merupakan adik kandung Kiai Salim mengenyam di Unversitas Al-Azhar dan sekarang menjadi pengasuh pondok pesantren Raudlatul Ulum, dan KH. Azami yang merupakan alumni pesantren Raudlatul Ulum dan mengenyam pendidikan di Universitas Ummul Qurra.

Kiai salim tidak hanya mengirimkan alumni pesantrennya semata, melainkan menerima alumni pesantren lain untuk bergabung dan mengirimkan ke luar negeri.  Hal inilah merupakan dedikasinya terhadap para alumni Pesantren Raudlatul ulum yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tanggung jawab akan akademik merupakan usaha Kiai Salim dalam mengkader insan akademis yang  berkredibilitas keilmuannya, berintegritas, dan beraklak karimah. Sehingga mampu menyebarkan khazanah keilmuan Islam di tengah-tengah masyarakat, membangun peradaban dengan paradigma befikir Islami dan memberikan solusi atas problematika yang dihadapi.

4.1 Karier Beliau
Selain menjadi pengasuh pesantren Raudlatul Ulum kedua, Kiai Salim bergabung dengan organisasi Nahdlatul Ulama, yaitu Robithah Ma’ahid Islamiyyah (RMI), sebuah lembaga Nahdlatul Ulama dengan basis utama pondok pesantren yang mencapai kurang lebih 23.000 di seluruh Indonesia, beserta sahabat karibnya KH. Lutfi Hakim dan KH. Hanif (keduanya merupakan ulama besar dari Mranggen, Demak). Di jenjang lebih tinggi Kiai Salim pernah menduduki dan bergabung dalam partai Golkar, sebagai membangun networking atau memperluas pertemanan dan membangun koneksi jaringan serta menjembatani antara masyarakat dan pejabat.

5. Referensi

https://www.ypruguyangan.com/

 

 

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya