Kehadiran Rasulullah SAW yang Membuat Ibnu Hajar Al-Haitami Berubah Pandangan Mengenai Tradisi Maulid

 
Kehadiran Rasulullah SAW yang Membuat Ibnu Hajar Al-Haitami Berubah Pandangan Mengenai Tradisi Maulid
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Ada sebuah kisah menarik yang kerap disampaikan Gus Baha ketika menyinggung soal maulid dan nasyid atau pujian-pujian yang ditujukan kepada Rasulullah SAW. Dulu, Syaikh Ibnu Hajar Al-Haitami sempat dikenal sangat keras dalam mengharamkan lagu-lagu pujian kepada Nabi, termasuk juga terkait tradisi membaca Barzanji ketika sampai pada bagian mahallul qiyam (berdiri sambil membaca shalawat sebagai simbol menyambut kehadiran Nabi Muhammad SAW). Bahkan, beliau berkali-kali menegur dengan tegas kepada orang-orang yang senang melakukannya.

Dikisahkan, suatu hari Ibnu Hajar Al-Haitami menghadiri sebuah acara maulid. Di tengah lantunan pujian yang penuh semangat, tanpa sadar ia ikut menggerakkan badan. Murid-muridnya pun heran. “Kenapa Anda ikut bergoyang, padahal biasanya mengharamkan?,” tanya mereka. Dengan tenang, Ibnu Hajar menjawab, “Sekarang saya tidak mengharamkan dan akan selalu ikut. Saya melihat Rasulullah hadir di majelis ini melakukan hal itu.”

Lalu kisah ini menjadi pintu bagi Gus Baha menjelaskan satu hakikat besar, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah benar-benar meninggalkan umatnya.

“Kalau jasad ditinggal ruh, itu namanya mati. Tapi ruh itu sendiri, bisa disifati mati apa tidak? Tidak, sebab ruh maknanya adalah kehidupan,” jelas Gus Baha.

Lebih jauh, Gus Baha menyinggung bacaan tahiyat yang setiap hari kita ucapkan di dalam tasyahhud saat menunaikan shalat. Di sana ada bacaan salam yang kita ucapkan;

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN