Info Harian Laduni: 3 November 2023

 
Info Harian Laduni: 3 November 2023

Laduni.ID, Jakarta - Bertepatan dengan tanggal 3 November ini menjadi momentum bagi kita semua untuk mengenang kepergian Syekh Umar Baradja. Beliau meninggal pada hari Sabtu malam Ahad tanggal 16 Rabiul Akhir 1411 H/3 November 1990 M pukul 23.10 WIB di Rumah Sakit Islam, Surabaya, dalam usia 77 Tahun.

Syekh Umar bin Achmad Baradja lahir pada 10 Jumadil Akhir 1331 H. /17 Mei 1913 M., di kampung Ampel Maghfur. Secara nasab, Baradja berasal dari (dan berpusat di) Seiwun, Hadramaut, Yaman. Sebagai nama nenek moyangnya yang ke-18, Syekh Sa’ad, laqab (julukannya) Abi Raja’ (yang selalu berharap). Mata rantai keturunan tersebut bertemu pada kakek Nabi Muhammad SAW yang kelima, bernama Kilab bin Murrah.

Sejak kecil beliau diasuh dan dididik kakeknya dari pihak ibu, Syekh Hasan bin Muhammad Baradja, seorang ulama ahli nahwu dan fiqih. Ketika sudah dewasa, Syekh Umar Baradja melanjutkan pendidikannya dengan belajar berbagai ilmu agama dan Bahasa Arab dari banyak ulama, baik melalui pertemuan langsung maupun melalui surat. Para ulama dan orang-orang shalih telah menyaksikan ketakwaan dan kedudukannya sebagai ulama yang ‘amil. Ulama yang mengamalkan ilmunya.

Penampilan Syaikh ‘Umar Bārajā’ sangat bersahaja, tetapi dihiasi sifat-sifat ketulusan niat yang disertai keikhlasan dalam segala amal perbuatan duniawi dan ukhrawi. Beliau tidak suka membangga-banggakan diri, baik tentang ilmu, amal, maupun ibadah. Ini karena sifat tawadhu’ dan rendah hatinya sangat tinggi. Dalam beribadah, dia selalu istiqamah baik sholat fardhu maupun sholat sunnah qabliyah dan ba’diyah. Sholat dhuha dan tahajud hampir tidak pernah beliau tinggalkan walaupun dalam bepergian. Kehidupannya dia usahakan untuk benar-benar sesuai dengan yang digariskan agama.

Sifat wara’nya sangat tinggi. Perkara yang meragukan dan syubhat dia tinggalkan, sebagaimana meninggalkan perkara-perkara yang haram. Dia juga selalu berusaha berpenampilan sederhana. Sifat Ghirah Islamiyah (semangat membela Islam) dan iri dalam beragama sangat kuat dalam jiwanya.

Konsistensi beliau dalam menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, misalnya dalam menutup aurat, khususnya aurat wanita, dia sangat keras dan tak kenal kompromi. Dalam membina anak didiknya, pergaulan bebas laki-perempuan dia tolak keras. Juga bercampurnya murid laki-laki dan perempuan dalam satu kelas.

Tentu kemuliaan akhlak yang dicontohkan Syaikh Umar Baradja menjadi cermin bening bagi siapa saja yang mengenalnya, bahkan menurut penuturan sebagian masyarakat, beliau tidak berkenan tangannya diciumi (disungkemi), meskipun para ulama maupun habaib berebut untuk mencium tangannya.

Simak biografi lengkap beliau di Syekh Umar Baraja 

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.

Mari sejenak kita bacakan Tahlil untuk beliau: Surat Yasin, Susunan Tahlil Singkat, dan Doa Arwah