Keprihatinan dan Kritik Habib Ali Al-Jufri kepada Politisi Barat Soal Tragedi Kemanusiaan di Palestina

 
Keprihatinan dan Kritik Habib Ali Al-Jufri kepada Politisi Barat Soal Tragedi Kemanusiaan di Palestina
Sumber Gambar: ig/alhabib.ali, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Seiring dengan serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Israel kepada Palestina, korban berjatuhan terus bertambah. Serangan menyasar tidak hanya kepada tentara Hamas, melainkan juga kepada rakyat sipil, khususnya anak-anak dan kaum perempuan. Tempat-tempat pengungsian tidak luput juga dibombardir.

Kecaman dunia tak pernah dihiraukan sama sekali. Israel mengklaim bahwa apa yang dilakukannya adalah sebagai bentuk self defense atau membela diri atas serangan yang sebelumnya dilancarkan oleh tentara Hamas. Tapi klaim itu terpatahkan dengan adanya fakta-fakta di lapangan. Serangan yang dilakukan oleh Israel lebih tepatnya adalah kesengajaan untuk membantai rakyat Palestina secara umum. Karenanya, di berbagai negara, bahkan di Amerika Serikat, gerakan bela Palestina yang menyerukan kemerdekaan Palestina menentang klaim itu dan menyebut Israel telah melakukan genosida atau dengan sengaja melakukan pembantaian massal Bangsa Palestina.

Mengenai hal itu Habib Ali Al-Jufri, salah satu ulama terkemuka di dunia menulis kritik keras atas semua itu dalam akun resmi media sosialnya alhabib.ali.

Kurang lebih beliau mengatakan sebagaimana berikut:

Apa yang terjadi di Palestina di tangan para politisi Barat adalah deklarasi yang jelas tentang berakhirnya keabsahan tatanan dunia yang didirikan setelah Perang Dunia Ke-II dengan semua hukum, nilai-nilai dan sistem hukumnya.

Dunia perlu merumuskan sistem baru yang tidak rinci pada skala Barat, seperti yang terjadi pada Komisi Eleanor Roosevelt yang menyusun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

Ini tidak berarti transisi dari Barat ke Timur untuk bergabung dengan tuan baru dunia. Tetapi itu berarti membangun fondasi kemandirian sejati di wilayah kita dari rumusan baru sistem nilai kita yang muncul dari agama, warisan moral dan budaya, kemandirian diri dalam menumbuhkan apa yang kita makan, mengembangkan ekonomi, dan memproduksi apa yang kita butuhkan secara teknis dan militer.

Fokus utama dari ini adalah untuk memperhatikan fondasi pemuda kita dan memperoleh spiritual, sensorik pendidikan, dan pengalaman yang diperlukan, sambil memberdayakan mereka untuk memenuhi peran mereka dalam membangun bangsa kita. Inilah yang disebut oleh syariat sebagai bagian dari hukum fardhu kifayah, maka berdosa jika tidak ada yang mempedulikannya.

Jika hal itu tidak bisa diwujudkan, maka negara-negara kita hanya akan mendengarkan suara mereka, mengikuti keputusan mereka yang mengikat, dan kita akan terjebak menjadi mitra di tingkat perkumpulan dunia yang tidak menghormati nilai-nilai atau prinsip, yang mengambil hak kekuasaan dan tidak peduli pada kekuatan kebenaran.

Ya Allah, anugerahilah kami petunjuk jalan yang benar, tuntunlah kami ke jalan yang menuju ridho-Mu, dan bantulah kami dengan ruh suci, wahai Dzat Yang Maha Suci.

Pernyataan di atas adalah terjemahan komentar Habib Ali Al-Jufri dari redaksi asli Bahasa Arab berikut ini:

ما يجري في فلسطين على أيدي ساسة الغرب هو إعلان صريح بانتهاء صلاحية النظام العالمي الذي تأسس أعقاب الحرب العالمية الثانية بكل قوانينه وقيمه ومنظوماته الحقوقية.

‏العالم بحاجة إلى صياغة نظام جديد لايتم تفصيله على المقاس الغربي كما حصل في لجنة "إلينور روزفلت" التي صاغت الإعلان العالمي لحقوق الإنسان.

‏هذا لا يعني التحول من الغرب إلى الشرق للانضمام إلى سادة جدد للعالم. ‏لكنه يعني بناء مقومات الاستقلال الحقيقي في منطقتنا من صياغة متجددة لمنظومتنا القيمية المنبثقة من ديننا وموروثنا الأخلاقي والحضاري، والاكتفاء الذاتي بزراعةٍ لما نأكل، وتنميةٍ للاقتصاد، وصناعةٍ لما نحتاجه تقنيًا وعسكريًا.

‏والمرتكز الأساسي في ذلك هو الاهتمام بتأسيس شبابنا وحصولهم على التأهيل المعنوي الروحي، والحسي التعليمي، والخبرة اللازمة، مع تمكينهم من أداء دورهم في بناء أمتنا. ‏هذا ما تسميه الشريعة فرض الكفاية التي تأثم الأمة على إهماله. ‏عندها يكون لدُولِنا صوتها المسموع، وقرارها المُلزِم، ونكون شركاء على مستوى النِدِّية لعالم لا يحترم قِيمًا ولا مبادئ؛ بل هو عالم اتخذ حق القوة بديلًا عن قوّة الحق.

‏اللهم ألهمنا الرشد، ووفقنا لطريق رضوانك، وأيّدنا بِروح القدس، يا قدوس.

***

Tidak berhenti di sini, Habib Ali Al-Jufri juga melontarkan kritik yang lebih keras terkait serangan Israel, sebagaimana tertulis dalam akun resmi media sosialnya alhabib.ali berikut ini:

تُقصف البيوت لتتهاوى على سكانها، والتعليق: "حق" الدفاع عن النفس.

‏تقصف المدارس والمستشفيات والمساجد والكنائس بمن فيها: "حق" الدفاع عن النفس.

‏آلاف القتلى وآلاف الجرحى من النساء والأطفال والشيوخ والشباب: "حق" الدفاع عن النفس!

‏فما هو الفرق بينهم وبين من بَرّر إسقاط بُرجي نيويورك 9/11 وتفجير محطة قطارات لندن 7/7 وسينما موسكو 23/10؟
‏أليسوا جميعا يُبررون جرائمهم بأنه "حق" الدفاع عن النفس؟

‏وإلقاء قنبلتي "هيروشيما ونجازاكي" كذلك كانت تحت مبرر "حق" الدفاع عن النفس؟  ‏وجرائم النازية ضد العنصر اليهودي "الهولوكست" اعتبرها مرتكبوها ضمن "حق" الدفاع عن النفس!

‏فهل بقي لهؤلاء المُبرِّرين قطرة من دم تُثبت تصنيفهم ضمن جنس "الإنسان"؟!

‏وهل بقي في ماء وجوههم بقية ليُعطونا دروسًا عن "حقوق" الإنسان؟!

‏وهل بقي فينا "مُغفّل" ما زال يؤمن بأن العالم الديموقراطي الحداثي الحُرّ المتقدّم الحضاري… الخ؛ يمكنه حماية "الحقوق" أو "الإنسان"؟!

‏اللهم أيقظ الأمة واجمع الشمل ووحّد الكلمة وارفع الظلم وادفع المعتدين، فأنت وحدك مولانا، يا نعم المولى ويا نعم النصير.

Rumah-rumah dibom untuk menenangkan penghuninya, dengan sambil berkomentar: "hak" untuk membela diri.

Membom sekolah, rumah sakit, masjid, dan gereja dianggap termasuk: "hak" untuk membela diri.

Ribuan orang tewas dan ribuan wanita terluka, anak-anak, orang tua dan remaja (dianggap demi): "hak" untuk membela diri!

Jadi apa perbedaan antara mereka dan orang-orang yang membenarkan tindakan penyerangan yang menjatuhkan menara New York 9/11, pengeboman stasiun kereta London 7/7 dan Bioskop Moskow 23/10? Bukankah mereka semua membenarkan kejahatan mereka sebagai "hak" untuk membela diri?

Begitu juga dengan pengeboman "Hirushima dan Ngazaki" juga di bawah alasan "hak" untuk membela diri? Lalu demikian pula tentang kejahatan Nazi terhadap unsur Yahudi, yang dikenal dengan "Holocaust" dianggap oleh pelaku sebagai bagian dari "hak" untuk membela diri!

Apakah para pembela ini memiliki setetes darah yang tersisa untuk membuktikan bahwa mereka diklasifikasikan sebagai "manusia"?!

Apakah wajah mereka dibiarkan untuk memberi kita pelajaran tentang hak asasi manusia?!

Dan adakah yang "lupa" di antara kita, yang masih percaya bahwa dunia yang berperadaban modern bebas maju yang demokratis… dll. Itu semua dapatkah melindungi "hak" atau "manusia"?!

Ya Tuhan, bangunkan bangsa, kumpulkanlah, satukanlah suara, angkatlah ketidakadilan, dan usirlah penyerang, karena Engkaulah Tuhan kami, wahai Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong.

***

Ketika dunia telah menyerukan agar tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina dihentikan, tetapi tidak dihiraukan oleh Israel dengan tetap menyerang secara liar, maka solidaritas dunia, khususnya umat Islam, tidak boleh berhenti mengecam tindakan itu dan harus secara massif bersuara untuk kemerdekaan Palestina. Tetap berdoa dan setidaknya tetap bersimpati untuk membantu rakyat Palestina yang menjadi korban pembantaian. Singkat kata: cukup menjadi manusia seutuhnya untuk membela Palestina! []


Penulis: Hakim

Editor: Kholaf