Biografi KH. Hasyim Hasan Fatah, Pengasuh Pesantren Al Fatah Banjarnegara

 
Biografi KH. Hasyim Hasan Fatah, Pengasuh Pesantren Al Fatah Banjarnegara

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru Beliau
2.3  Mendirikan Pondok Pesantren

3.    Penerus Beliau
3.1  Anak-anak Beliau

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Karier Beliau

5.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga 

1.1 Lahir
KH. Hasyim Hasan Fatah dilahirkan di dusun Jambansari Parakancanggah pada tanggal 7 Juli 1938 dengan nama Hasyim. Putera pertama dari tujuh orang putera-puteri KH. Hasan Fatah dengan Ny.  Sama'i ini sejak kecil tumbuh dan berkembang di bawah asuhan ayah da ibunya di lingkungan Pondok Pesantren yang telah di rintis oleh kakeknya KH. Abdul Fatah, putera Kyai Naqim (Maqim) dari sawangan Madukara.

Hasyim kecil masih menjumpai kakeknya. Saat kakeknya wafat, ia masih berusia 4 tahun. Kondisi ini sangat memberikan pengaruh kejiwaan padanya di saat beinteraksi dengan sang kakek yang terkenal seorang yang 'alim,faqih dan riyadloh.
Sementara ibunya, Ny. Sama'i merupakan puteri ketiga dari H. Abdusshomad Koplak Banjarnegara. Kakek dari ibunya ini diriwayatkan berasal dari Yogyakarta.


1.2 Wafat
Karena kondisi beliau semakin kurang baik, sekitar pukul 10.30 pihak keluarga akhirnya membawa beliau ke RSUD Banjarnegara. Setelah di UGD RSUD Banjarnegara tidak berapa lama kemudian sekitar pukul 11.15  tanggal 21 April 2013 Allah SWT menghendaki beliau untuk sowan kepada-Nya, Innaa lillahi wa innaa ilaihi roji'uun.

1.3 Riwayat Keluarga
Setelah lama mondok di Lasem, akhirnya Allah SWT. MentaKdirkan Kyai Hasyim mejadi menantu gurunya yaitu KH. Thoblawi Tuyuhan pada tahun 1962. Kyai Hasyim menikah dengan Ny. Siti Mas'udah puteri ketiga dari KH. Thoblawi Tuyuhan dengan Ny.Hj. Rabi'ah Adawiah Tuyuhan. KH. Thoblawi adalah putera pertama KH. Ibrohim, seorang 'ulama' dari Tuyuhan Lasem yang memiliki garis keturunan dari Mbah Sambu (Sayyid Abdurrahman Basyaiban) Lasem.

Setelah menikah, Kyai Hasyim masih meneruskan ngaji di pondok. Tiga tahun kemudian pada tahun 1965, beliau mulai hidup bersama istri dengan memboyongnya ke Parakan Canggah.

Kehidupan awal rumah tangga beliau benar-benar dimulai dari titik nol, sehingga lika liku kehidupan yang serba sulit pernah di laluinya. Meski demikian, kesibukanya mencukupi kehidupan keluarga tidak menghalanginya untuk terus membantu ayahnya dalam mengaji kepada para santri.

Dari pernikahan tersebut, hingga wafat kyai Hasyim di karuniai 8 anak dan 16 cucu. Semua putera-puterinya senantiasa tidak pernah lepas dari pendidikan pesantren.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

Di sela-sela mengaji tersebut,KH. Hasyim Hasan Fatah kecil juga belajar di Sekolah Rakyat (SR) hingga tamat pada tahun 1953, kemudian meneruskan di SMP PGRI (sekarang menjadi Perguruan Taman Siswa) Banjarnegara hingga selesai pada tahun 1957.Selepas dari SMP, beliau meneruskan pendidikan di PP Al-Wahdah Lasem rembang, di bawah asuhan romo KH. Baedlowi Abdul Aziz.

Selama mondok di Lasem inilah pribadi hasyim benar-benar di bentuk sebagai calon 'ulama' dengan menmpa diri untuk memperdalam ilmu agama. Ketekunannya di pondok hingga dipercaya menjadi Lurah pondok di PP. Al-Wahdah Lasem, sehingga selain mengaji beliau juga di minta membantu Kyai untuk mengajar para santri serta ikut berdakwah di masyarakat. Pengalaman menjadi lurah pondok ini juga nantinya menjadikan pribadi Hasyim nantinya menjadikan pribadi Hasyim yang tengah menginjak usia remaja mampu mengorganisir dakwah di masyarakat maupun di pesantren.

2.2 Guru-Guru Beliau

  1. KH. Hasan Fatah (ayah beliau)
  2. KH. Baedlowi Abdul Aziz.
  3. KH. Ma'shum
  4. Syaikh Masduqi 
  5. KH. Thoblawi Tuyuhan Kyai Hasyim juga pernah tabarukan di tempa
  6. KH. Asya'ari PP. Poncol Beringin Salatiga 

2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
Perkembangan dan kemjuan PP Al-Fatah saat ini tidak terlepas dari pemikiran dan perjuangan Kyai Hasyim. Saat pulang dari pesantren Lasem, kondisi PP Al-Fatah masih sangat sederhana. Saat itu yang berkembang hanyalah murid Thoriqoh Naqsabhandiyyah- Kholidiyyah dan Pondok putera. Dari sisi fisik pun juga hanya berupa bangunan masjid dan kamar santri saja.

Melihat kondisi yang seperti ini dalam catatan  pribadinya Kyai Hasyim pada wal perjuangannya bersama ayahnya KH. Hasan Fatah, pamanya KH. Ridlo Fatah dan adiknya KH. Ali Hanan membenahi dan mengembangkan PP Al-Fatah agar semakin maju dan berkembang.

Usaha tersebut semakin gencar lagi saat beliau meneruskan ayahnya sebagai pengasuh dan mursyid Thoriqoh semenjak di tingal wafat ayah nya pada tahun 1990. Di antara perjuangan dan pengembangan PP Al- Fatah Banjarnegara yang beliau pelopori antara lain:
1.       Pembangunan Aula PP Al-Fatah
2.       Pembangunan Pondok pesantren Putri Al-Fatah
3.       Pembangunan Gedung Pasulukan
4.       Pengembangan Tanah Wakaf
5.       Pembangunan Sekolah Formal di Lingkungan PP Al-Fatah
6.       Pembangunan Masjid PP Al-Fatah
7.       Pembangunan Asrama Putera PP Al-Fatah
 

3. Penerus Beliau

3.1 Anak Beliau
KH. M. Najib Hasyim

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

4.1 Karier 

Karier Profesional
Pengasuh pesantren Al Fatah Banjarnegara

Karier Organisasi

  1.  Ketua PC GP Anshor Kabupaten Banjarnegara
  2.  Ketua PCNU Banjarnegara
  3.  Rois Syuriyah PCNU Banjarnegara
  4.  Mustasyar PCNU Banjarnegara
  5.  Rois Idaroh Su'biyyah Jam'iyyah ahlith Thoriqoh al-Mu'tabaroh al-Nahdliyyah (JATMAN) Kabupaten Banjarnegara
  6.  Rois Awwal Idaroh wustho JATMAN Provinsi Jawa Tengah 
  7.  Anggota Majlis Ifta' Idaroh aliyah JATMAN.

 

5. Referensi

https://www.scribd.com/

 

 

 

 

 

 


 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya