Biografi KH. Sholeh Amin, Pendiri Madrasah Miftahul Huda Tayu, Pati

 
Biografi KH. Sholeh Amin, Pendiri Madrasah Miftahul Huda Tayu, Pati

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Madrasah dan Pesantren
3.2  Kiprah di Nahdlatul Ulama

4.    Teladan
5.    Karya-Karya
6.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
Romo Kyai Sholeh Amin lahir pada tahun 1893 M/1360 H, beliau lahir di Desa Tayu Wetan pada Bulan Muharram. Sejak kecil beliau sudah ditinggal wafat oleh ayahnya dan merupakan anak tunggal dari pasangan Kyai Amin dengan Nyai Sarpiyah.

1.2 Riyawat Keluarga
KH. Sholeh Amin menikah pada tahun 1905 M dengan Nyai Hj. Hasanah Rembang dan memperoleh seorang putra yaitu H. Ahmad yang wafat di Semarang. Setelah menikah beliau tinggal di Makkah. Kemudian beliau bercerai dengan Nyai Hj. Hasanah Rembang.

Pada tahun 1915 M beliau menikah dengan Nyai Nasiran binti H. Abdul Manan Mergomulyo dan mempunyai 2 orang anak yaitu: Thoyibin dan Abdul Fatah. Setelah itu Nyai Nasirah wafat setelah KH. Sholeh Amin selesai pulang dari Makkah. Pada saat itu KH. Sholeh Amin mengajar di Suro. Pada tahun 1924 beliau menikah dengan Nyai Hj. Azizah binti KH. R. Asnawi dari Kudus dan mempunyai 5 anak yaitu:

  1. KH. Amin Sholeh,
  2. Nyai Mihatun,
  3. Nyai Muflihah,
  4. Nyai Hamnah,
  5. KH. Abdul Mujib Sholeh.

1.2 Wafat
KH. Sholeh Amin wafat pada tanggal 31 Januari 1941, maka jejak perjuangan KH. Sholeh Amin bersamaan dengan Tokoh pergerakan Pati, yaitu KH. Mahfudz Salam. Keduanya adalah santri Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari, sehingga wajar keduanya berkolaborasi melawan penjajah demi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Pendidikan KH. Sholeh Amin untuk pertama kalinya dilakukan di Pondok Pesantren Kajen yang diasuh oleh KH. Asnawi pada usia 11 tahun. Di Kajen inilah beliau menempuh pendidikan dasar MI hingga selesai di bawah asuhan KH. Abdullah Salam. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan MTs dan MA di Madrasah TBS (Tasywiquth Thullab Salafiyyah) Kudus, yang bernaung di bawah kendali seorang sesepuh yakni KH. Muhammad Arwani Amin sang penjaga wahyu Allah.

Di Kudus inilah beliau belajar berbagai ilmu agama di antaranya Ilmu Falak dan Faraidh (Ilmu Tentang Pembagian Waris) dengan KH. Turaichan. Kemudian beliau mondok di Pesantren Liboyo Kediri Jawa Timur di bawah bimbingan KH. Mahrus Aly, kurang lebih selama 3 tahun beliau mendalami kitab-kitab kuning dalam semua bidang Ilmu Agama. Lalu melanjutkan mondok di Lasem dengan dibimbing oleh KH. M. Baidlowi Lasem, Mbah Maksum Lasem, juga Mbah Makmum.

KH. Sholeh Amin pernah belajar di Kajen, tepatnya dengan KH. Sirodj, Pengasuh pertama Pondok Salafiyah Kajen dan kemudian meneruskan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, asuhan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari, Sebelum melanjutkan belajarnya di Makkah dan Kairo pada tahun 1918-an.

Dan yang terakhir beliau belajar kepada Syekh Masduki Soditan Lasem. Beliau belajar kitab-kitab kuning di semua aspek Ilmu agama, di antaranya, beliau belajar mengenai ilmu Al-Qur’an (membaca), Ilmu Tauhid, Akhlaq, juga Ilmu Syari’ah, Fiqih, dan Ilmu Tasawuf. Karena itulah beliau ahli dalam bidang Ilmu Fiqih dan Ilmu Ma’aninya (berbicara).

Beliau belajar ilmu hingga beliau menikah dengan Nyai Hj. Hasanah Rembang yang juga masih keturunan dari tokoh utama yang menyebarkan Islam pertama kali di daerah Rembang. Dengan dibantu istri beliau inilah beliau berjuang dalam mendidik para santri dan mengembangkan dakwah Islamiyah kepada masyarakat sekitarnya hingga sampai sekarang ini banyak sekali sumbangsih yang telah ditinggalkan setelah wafatnya beliau.

2.2 Guru-Guru

  1. KH. Asnawi Kudus,
  2. KH. Abdullah Salam,
  3. KH. Muhammad Arwani Amin,
  4. KH. Turaichan,
  5. KH. Mahrus Aly,
  6. KH. M. Baidlowi Lasem,
  7. KH. Maksum Lasem,
  8. Mbah Makmum,
  9. Syekh Masduki Soditan Lasem,
  10. KH. Sirodj Kajen,
  11. Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Mendirikan Madrasah dan Pesantren
Selanjutnya pada tahun 1920-an beliau kembali ke desanya untuk mengembangkan Islam di Desa Tayu Wetan dengan mengajar beberapa santri di Mushala kecil di dekat rumahnya.

Pada tahun 1926, ketika santri yang belajar di Mushala tersebut semakin banyak, akhirnya dengan dibantu masyarakat sekitar, beliau mulai membangun pondok pesantren yang diberi nama Nadhaltul Tholibin untuk menampung para santri yang berasal dari jauh dan mendirikan madrasah yang bernama Miftahul Huda (MMH) untuk menjadikan tempat belajar mengajar.

Beliau juga pernah mengkoordinir Impitan (Ujian Kitab Kuning) se-Pati dan Jepara di Madrasah Miftahul Huda untuk menyeragamkan kualitas santri di wilayah Pati dan Jepara.

Ketika NU membuka cabang di Jawa Tengah KH. Sholeh Amin dipercaya menjadi ketua NU cabang Pati oleh KH. Hasyim Asy’ari. Beliau merupakan tokoh yang sangat anti penjajah, terbukti beliau menolak saat Gubenur Charles Van Der Plas menunjuknya menjadi hakim agama (penghulu).

3.2 Kiprah di Nahdlatul Ulama
KH. Sholeh Amin adalah salah seorang ulama yang ikut membantu berdirinya Jam’iyah Nahdlatul Ulama, sehingga pada saat Nahdlatul Ulama didirikan tepatnya pada tahun 1926 M, beliau ditunjuk sebagai Mustasyar PBNU. Selain aktif di organisasi NU, beliau juga aktif berjuang untuk mencapai kemerdekaan Negara Republik Indonesia dalam mengusir penjajah.

4. Teladan
KH. Sholeh Amin adalah sosok orang yang menjauhi sifat-sifat ujub, riya' dan takabbur. Menurut KH. Mujib Sholeh, KH. Sholeh tidak berkenan di foto, seperti kebiasaan orang zaman milineal ini. Dan beliau terkenal dengan Ulama’ yang kukuh dan semangat berdakwah. Beliau juga Hafizul Qur’an (hafal Qur’an) dan beliau juga tekun dalam beribadah.

5. Karya-Karya
Karya-karyanya antara lain kitab yang berjudul:

  1. Fath Al-Khallaq fi Bayaan Al-Ikhaq yang ditulisnya ketika terjadi perselisihan faham dengan hakim agama setempat saat itu mengenai nasab seorang anak terhadap ayahnya,
  2. Terjemah Syahadatain merupakan interprestasi makna Syahadat yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Jawa.

6. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs: ahmadmujib.web.id

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya