Biografi KH. Saiful Islam Al Payage

 
Biografi KH. Saiful Islam Al Payage

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Masa Menuntut Ilmu
2.2       Guru-guru Beliau
2.3       Mendirikan dan Mengasuh Pesantren

3          Penerus Beliau
3.1       Murid-murid Beliau  

4          Riwayat Organisasi, dan Karier
4.1       Riwayat Organisasi
4.2       Karier Beliau

5          Metode Dakwah Beliau

6          Referensi

7          Chart Silsilah Sanad

1  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1  Lahir
     
KH. Saiful Islam Al Payage bernama aslinya Elimus Payage itu kelahiran Papua pada 4 April 1979, dia terlahir dari keluarga pendeta terkemuka di Papua bernama Simon Payage. Tak banyak yang tahu jika masa kecilnya dihabiskan di Desa Silimo Yahukimo, dan mulai bersekolah di SD Inpres Silimo Yahokimo Papua, lalu melanjutkan ke SMP YPPK Wamena Papua tahun 1991.

 1.2  Riwayat Keluarga

 KH. Saiful Islam Al Payage melepas lajangnya dengan menikahi Umi Luluk Kholifah

2  Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1  Masa Menuntut Ilmu                

       Sejak lulus SD, beliau menemukan jalan hidup yang telah digariskan untuknya menjadi seorang dai. Perjalanan itu dimulai dari perkenalannya dengan seorang pengusaha Muslim di Papua bernama H. Baharuddin. Saat itu, Payage ingin sekolah di Jawa mengingat minimnya sarana dan fasilitas pendidikan di Papua.

     “Saya nanti ingin kembali ke Papua dengan membawa pengetahuan yang berguna untuk masyarakat,” ujar KH. Saiful Islam Al Payage yang dibawa H. Baharuddin ke pesantren NU yang didirikan oleh KH. R. As’ad Syamsul Arifin di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Situbondo, Jawa Timur itu pada tahun 1993.

     Di sana ia dipertemukan dengan putra KH. R Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin. Jadi, menginjak remaja itulah, KH. Saiful Islam Al Payage muda melanjutkan sekolah ke SMU Ibrahimy Situbondo Jawa Timur (Pesantren NU yang didirikan oleh KH, R As’ad Syamsul Arifin di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Situbondo, Jawa Timur). Di kota inilah, beliau lalu melanjutkan kuliahnya di Institut Agama Islam Ibrahimy Situbondo Jawa Timur.

     Ternyata kedatangan KH. Saiful Islam Al Payage sudah ditunggu lama oleh pengasuh pesantren tersebut. Dari pembicaraan Kyai Fawaid dan H. Baharuddin, KH. Saiful Islam Al Payage mendengar bahwa Kyai As’ad pernah berwasiat kepada putranya untuk mendidik anak dari Papua yang akan dijadikan juru dakwah di sana. Sejak saat itu, nama Elimus Payage diganti Saiful Islam dan diangkat menjadi anak asuh KH. R Fawaid As’ad Syamsul Arifin.

Selama di pesantren, KH. Saiful Islam Al Payage diminta sungguh-sungguh belajar ilmu agama. Untuk biaya sekolah, kebutuhan sehari-sehari dan biaya lain-lain akan ditanggung oleh ayah angkatnya, Kyai Fawaid. Di pesantren itu, KH. Saiful Islam Al Payage pun menunjukkan semangatnya dan kesungguhannya dalam belajar.

Beliau lahap berbagai bidang ilmu agama mulai dari ilmu al-Quran, fikih, tarikh, akhlak dan tauhid. Beliau juga mengenyam pendidikan formal mulai dari madrasah tsanawiyah sampai meraih gelar sarjana (S1) dari Institut Agama Islam Salafiyah Syafi’iyah, Situbondo, Jawa Timur tahun 2006.

Tahun 2007 beliau sempat dikirim ke Yaman untuk belajar di Pondok Pesantren Darul Musthofa yang di Asuh Oleh Al Alim Al Alamah Habib Umar Bin Hafidz Hadramaut Yaman. Di sana ia berhasil menyelesaikan S2-nya pada tahun 2008.

 2.2  Guru-guru Beliau
              
      
Guru-guru beliau saat menuntut ilmu adalah:
                1. Habib Umar Bin Hafidz
                2. KH.R Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin

2.3  Mendirikan dan Mengasuh Pesantren
 
  Usai kembali dari menuntut ilmu KH. Saiful Islam Al Payage mulai merintis pondok pesantren di Papua, pondok pesantren ini berlokasi di Jalan Angkasa Pasir Dua, Kelurahan Angkasapura, RT005/ RW 002, Distrik Jayapura Utara, Papua.  Luas pesantren kurang lebih 1 hektar beserta luas bangunan. Keseluruhan bangunan memiliki gedung permanen 2 lantai. Lantai pertama merupakan aula, kantor dan ruang Pengasuh Pesantren. Lantai 2 yang masih menggunakan papan-papan digunakan untuk ruang belajar mengajr serta sebagai ruang istrirahat bagi para Santri. 

3  Penerus Beliau

3.1  Murid-murid Beliau  
       Murid-murid beliau adalah para santri di pesantren Al-Payage

4  Organisasi, dan Karier   

4.1    Riwayat Organisasi

         Beliau saat ini berkecimpung di organisasi:
              1.  Ketua MUI Prov. Papua
              2.  Ketua HISSI (Himpunan Ilmuwan & Sarjana Syari’ah Indonesia Wilayah Timur Papua)

 4.2   Karier Beliau
 
            
         Karier beliau saat ini :
         Pengasuh pesantren Al-Payage Papua

5  Metode Dakwah Beliau

Bakat dan kemampuan KH. Saiful Islam Al Payage di dunia dakwah semakin terasah dengan mengikuti muhadharah (ceramah) di pesantren. Tak heran ketika masih menjadi santri, Saiful sering mendampingi Kyai Fawaid berceramah ke beberapa daerah serta diminta menggantikannya jika berhalangan hadir.

Namun demikian KH. Saiful Islam Al Payage tetap tidak lupa dengan tugas yang diemban untuk berdakwah di kampung halamannya. Selama berdakwah ke daerah-daerah, Saiful sempat beberapa kali berdakwah di Papua untuk menyampaikan ajaran Islam, meskipun tak mudah meretas jalan dakwah di Tanah Papua.

Budaya masyarakat Papua tetap tidak berubah meskipun daerah tersebut telah lama ia tinggalkan. Masyarakat di sana masih makan daging babi, mempercayai kekuatan roh, memakai koteka, berjudi, perang antarsuku dan berbagai kemaksiatan lainnya. Menurut beliau persoalan ini tidak bisa diselesaikan kecuali dengan jalan dakwah.

 Melalui dakwah itulah, beliau mengenalkan budaya kebersihan, keindahan dan kemuliaan akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Dakwah ini dilakukan dengan dua cara. Cara pertama yaitu dakwah bil hal dengan mengenalkan mandi, bersuci, tayamum, memandikan mayit, menutup aurat, dan sebagainya. Cara kedua, melakukan safari dakwah ke daerah pedalaman seperti Babo, Bintuni, Kaimana, Wamena, Jayawijaya, Merauke dan daerah-daerah terpencil lain yang jarang tersentuh Islam.

Dakwah cara kedua dilakukan secara berkelompok ini ditempuh dengan berjalan kali. Jika rombongan kehabisan perbekalan di tengah jalan, mereka hanya bertahan dengan makan daun-daunan serta minum air hutan. “Semua kita lakukan agar masyarakat Papua mengenal Islam dan mendapat manfaat yang besar,” ucapnya.

 Memang di Papua bukan rahasia lagi beberapa tempat di pedalaman itu banyak tak tersentuh nikmatnya fasilitas infrastruktur dari pemerintah. Seperti di Papua, Kalimantan hingga Sulawesi KH. Saiful Islam Al Payage pun menceritakan beberapa pengalamannya.

    “Saya pernah ke suatu tempat yang terpecil di Papua. Untuk mencapainya, saya harus dibopong oleh empat orang menggunakan papan kayu. Perjalanan itu butuh sehari-semalam. Makan pun hanya dedaunan yang kita temui sepanjang perjalanan,” kenang beliau.

     Beliau tiba-tiba berdecak kagum karena melihat di tempat terpecil seperti itu ada sebuah kampung Islam. Bahkan di lain waktu, beliau pernah berdakwah dengan menggunakan bahasa isyarat seadanya. Hal itu terpaksa dilakukan karena KH. Saiful Islam Al Payage tak mengerti bahasa lokal masyarakat setempat. Begitu pula masyarakat tersebut tak paham dengan Bahasa Indonesia.

    “Akhirnya bahasa isyarat pakai gerakan-gerakan seperti saya menunjukkan kitab al-Quran dan menunjukkan gerakan-gerakan shalat. Nggak tahu saya kalau mereka paham atau tidak. Saya lalu menggunakan jasa penerjemah bila menemui seperti itu lagi,” ungkapnya.

     Menurutnya ada kepuasan tersendiri bila berdakwah di pedalaman. “Dakwah di hotel atau tempat mewah memang enak, tapi kalau di pedalaman itu beda. Capeknya kerasa, perjuangannya kerasa, dan bangganya setelah berdakwah di sana rasanya sangat luar biasa,” lanjut beliau.

     Beliau pun menceritakan kondisi agama Islam di tanah kelahirannya. Saat ini Islam, bukan menjadi agama minoritas, namun sudah menjadi penyeimbang. Masyarakat Papua pun terbuka dengan agama Islam.

    “Memang meluasnya ajaran Islam di Papua ada sangkut pautnya dengan banyaknya pendatang di sana. Tapi pada dasarnya orang asli Papua bukanlah masyarakat antiagama lain. Kami bisa menerima sesuatu hal yang baik dan bermanfaat,” aku beliau.

6  Referensi

        https://www.radar96.com/2022/01/15/kh-saiful-islam-al-payage-anak-pendeta-yang-jadi-ulama-besar-papua/

7  Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Saiful Islam Al Payage dapat dilihat DI SINI.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 03 April 2022, dan terakhir diedit tanggal 10 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya